Profil John Kei, Preman Jakarta Asal Maluku

Di Nusakambangan, John Kei mengaku ingin berhenti dari dunia hitam setelah bebas. Ia berjanji akan mengabdikan hidup untuk beribadah.
John Kei saat mengikuti sidang perdana di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. (Foto: Afriadi Hikmal/JAKARTA GLOBE).

Jakarta - Nama John Refra Kei alias John Kei kembali menjadi perbincangan. Bekas narapidana yang belum genap enam bulan bebas dari Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah, John Kei kembali berulah.

Tim gabungan dari Direktorat Resese Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Polres Tangerang Kota dan Polres Bekasi Kota menangkap John Kei bersama 25 anak buahnya di rumahnya di perumahan Taman Titian Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Minggu malam, 21 Juni 2020.

Di Nusakambangan ini saya menemukan titik balik untuk kembali kepada Tuhan.

Selain itu, di hari yang sama, seorang warga bernama Yustus Corwing Kei (46 tahun) dibacok oleh orang tak dikenal di jalanan sekitar Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat hingga meninggal. 

Profil John Refra Kei

John Refra lahir pada tanggal 10 September 1969. Pada usia 18 tahun ia nekat pergi merantau meninggalkan kampung halaman dengan menumpang kapal ke Surabaya. Dua tahun kemudian ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta. 

Sebelumnya ia pernah dikeluarkan dari SMA di kampung. Akhirnya, ia menikah dengan Yulianti Refra pada 1997 hingga memiliki lima anak.

Pada tahun 2000 ia mendirikan sebuah organisasi bernama AMKEI (Angkatan Muda Kei). Organisasi ini terbentuk pasca kerusuhan di Tual, Pulau Kei pada bulan Mei tahun 2000.

Organisasi AMKEI ia gunakan untuk menjalankan bisnisnya sebagai debt collector. Pada akhirnya ia mendapat banyak pengikut hingga membuatnya memiliki jaringan dengan bos hiburan malam.

Namanya semakin dikenal luas setelah kematian Basri Sangaji, tokoh pemuda asal Maluku Utara yang juga salah satu debt collector di Hotel Kebayoran Inn, Jakarta Selatan. Pasalnya, kelompok John Kei dan Basri Sangaji merupakan saingan berat untuk meperebutkan wilayah kekuasaan di Jakarta. John Kei disebut-sebut sebagai dalang pembunugan Basri Sangaji. 

Saat itu dua anak buah kelompok Basri Sangaji tengah bertugas sebagai security di Diskotek Stadium di Jakarta Barat tewas dan belasan terluka. Kasus ini kemudian disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Barat.

Ketika persidangan bentrokan tak dapat dihindarkan antar dua kelompok. Walterus Refra Kei alias Semmy Kei, adik John Kei tewas dalam kejadian itu. Hal inilah yang diduga memicu pembunuhan terhadap Basri Sangaji.

Tidak hanya itu, ia kemudian kembali berulah dengan tuduhan pembunuhan terhadap Tan Harry Tantono, Direktur Sanex Stell Mandiri. John Kei ditangkap pada tanggal 17 Februari 2012 oleh gabungan Subdit Umum dan Subdit Resmob Polda Metro Jaya Hotel C'One, Pulomas, Jakarta Timur.

Akibanya, ia divonis 16 tahun penjara karena terbukti bersalah terlibat dalam pembunuhan Bos Sanex Steel, Tan Harry Tantono alias Ayung. Ayung tewas terbunuh dengan 32 tusukan di salah satu kamar di Swiss-Belhotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

John Kei menjalani hukuman di Lapas Permisan, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Setelah menjalani dua pertiga masa tahanan dipotong remisi 3 tahun 30 hari, dia bebas pada 26 Desember 2019.

Pernah Bercita-cita jadi Intelijen

Waktu kecil, John Kei pernah bercita-cita untuk menjadi intelijen alias spionase. Namun, John Kei selalu gagal untuk menggapai cita-citanya itu. 

Dalam organisasi AMKEI, ia merekrut banyak orang untuk bergabung, termasuk adiknya, yakni Tito Kei dan Walterus Refra Kei, juga bergabung dalam organisasi yang bergerak di bidang jasa penagihan utang dan jasa pengawalan lahan dan tempat. 

Saat di LP Nusakambangan, John Kei mengaku insaf dan tak akan lagi menjalani dunia hitam setelah bebas. Bahkan, ia berniat akan mengabdikan hidup untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Di hadapan para jemaat, dia menangis saat melantunkan lagu pujian tentang penyesalan dosa dan upaya perbaikan melalui kasih Tuhan. “Di Nusakambangan ini saya menemukan titik balik untuk kembali kepada Tuhan," katanya. []

Baca juga: 


Berita terkait
Profil M Iqbal, Calon Alternatif Pengganti Kapolri
Meski nama Irjen Pol M Iqbal tidak masuk dalam 8 calon pengganti Kapolri Idham Azis. Namun ia cukup potensial menjadi kandidat alternatif.
Profil Fadjar Prasetyo, Calon Pengganti Hadi Tjahjanto
Masih lama Hadi Tjahjanto pensiun, tapi kabarnya ia akan jadi duta besar. Nama Fadjar Prasetyo disebut berpeluang jadi Panglima TNI. Ini profilnya.
Profil Andika Perkasa, Calon Pengganti Hadi Tjahjanto
Nama Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa santer disebut-sebut bakal menggantikan Panglima TNI Hadi Tjahjanto. Ini profilnya.
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.