Profil Djoko Santoso, Meninggal Bukan Karena Covid-19

Djoko Santoso mantan Panglima TNI ketika pensiun gabung dengan Partai Gerindra Prabowo Subianto. Ia meninggal saat pandemi Covid-19. Ini profilnya.
Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal purnawirawan Djoko Santoso. (Foto: tniad.mil.id)

Jakarta - Mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Jenderal purnawirawan Djoko Santoso, meninggal dunia pada Minggu pagi, 10 Mei 2020, sekitar pukul 06.30 WIB di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta. Ia mengembuskan napas terakhir setelah mendapat perawatan intensif karena penyakit stroke yang diderita.

Wakil Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Brigadir Jenderal Budi Sulistya, mengatakan Djoko Santoso telah mendapat perawatan medis sejak Sabtu, 2 Mei 2020, karena penyakit stroke. Ia memastikan Djoko Santoso meninggal dunia bukan karena terinfeksi virus corona (Covid-19).

"Beliau dirawat sejak Sabtu lalu karena mengalami stroke. Beliau meninggal bukan karena Covid-19, tetapi karena stroke berat yang dideritanya," kata Budi kepada wartawan, Minggu malam, 10 Mei 2020.

Budi menjelaskan jenazah Djoko Santoso disemayamkan terlebih dulu di rumah duka di kawasan Bambu Apus, Jakarta Timur, selanjutnya dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat.

Tempat tersebut dipilih pihak keluarga, meski Djoko Santoso memiliki hak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Pemakaman pada Minggu siang dilakukan sesuai protokol kesehatan yang berlaku.

Beliau meninggal bukan karena Covid-19, tetapi karena stroke berat yang dideritanya.

Djoko SantosoMantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Purn Djoko Santoso, meninggal dunia pada Minggu pagi, 10 Mei 2020. (Foto: Antara/Risyal Hidayat)

Profil Djoko Santoso

Djoko Santoso lahir di Solo, 8 September 1952. Sejak kecil ia hidup dalam kesederhanan. Ayahnya adalah seorang guru SMA dan ia merupakan anak pertama dari sembilan bersaudara. Sehingga dalam masa senja orang tuanya harus menghidupi keluarga mengandalkan gaji pensiun yang tidak seberapa. 

Dari kondisi tersebut, Djoko harus hidup prihatin serta belajar sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan orang tua. Setelah menyelesaikan bangku SMA Negeri 1 Surakarta, ia kemudian masuk Akademi Militer untuk menjadi tentara. Djoko lulus dari Akademi Militer pada 1975 saat usianya menginjak 23 tahun. 

Djoko memulai karier militer dari bawah dengan pengalaman banyak berdinas di pasukan Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Selain itu, ia juga sempat ditugaskan di bidang intelijen sehingga memiliki kemampuan yang mumpuni dalam bidang tersebut. 

Karena pengalaman dinasnya yang menanjak namanya mulai diperhitungkan di kalangan perwira tinggi saat ia diangkat sebagai Panglima Kodam XVII/Pattimura pada 2002. Djoko sebelumnya menjabat Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad.

Selama mengemban amanah sebagai Panglima Kodam (Pangdam) Pattimura, Djoko dinilai berhasil saat menangani kerusuhan sektarian di Maluku. Saat itu ia diberi tugas tambahan sebagai Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan (Pangkoopslihkam) 2002-2003.

Tidak tanggung-tanggung, lantaran keberhasilannya ia mendapat promosi jabatan sebagai Panglima Kodam Jaya pada 2003. Kariernya semakin melejit hingga akhirnya ia ditunjuk menduduki Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (WAKASAD) tidak lama setelahnya.

Dua tahun kemudian, Djoko kembali kembali naik jabatan menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) pada 2005 menggantikan Ryamizard Ryacudu. Sang jenderal akhirnya dipilih sebagai Panglima TNI periode 2007-2010 menggantikan Djoko Suyanto oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Setelah resmi pensiun, Djoko aktif di dunia politik dengan bergabung Partai Gerindra yang dipimpin Prabowo Subianto. Ia menduduki posisi dewan pembina. Ia pun menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Nasional untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden 2019. 

Djoko SantosoMantan Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Purn Djoko Santoso, meninggal dunia pada Minggu pagi, 10 Mei 2020. (Foto: Antara/Risyal Hidayat)

Keluarga Djoko Santoso

  • Istri :Angky Retno Yudianti
  • Anak :Andika Pandu dan Ardya Pratiwi Setyawati

Pendidikan Djoko Santoso

  • SMA Negeri 1 Surakarta
  • AKMIL 1975

Karier Djoko Santoso

  • Danton-I/A/121/II (1976)
  • ADC Pangdam I/Bukit Barisan (1978)
  • ADC Pangkostrad (1980)
  • Danki-A Yonif Linud 502 (1980)
  • Kasi-2/Ops Yonif Linud 502 (1983)
  • Kasipam Dispamsanad (1987)
  • Wakil Komandan Yonif Linud 328/Kostrad (1988)
  • Ps. Danyonif linud 330/Kostrad (1990)
  • Komandan Yonif Linud 330/Kostrad (1990)
  • Assospoldam Jaya (1995)
  • Komandan Korem 072/Pamungkas (1997)
  • Waassospol Kassospol ABRI (1998)
  • Waassospol Kaster ABRI (1998)
  • Kepala Staf Kodam IV/Diponegoro (2000)
  • Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad (2001)
  • Panglima Kodam XVI/Pattimura (2002)
  • Panglima Kodam Jaya (2003)
  • Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2003)
  • Kepala Staf TNI Angkatan Darat (2005–2007)
  • Panglima Tentara Nasional Indonesia (2007–2010)

Organisasi Diikuti Djoko Santoso

  • Ketua Dewan Penasihat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI)
  • Ketua Dewan Pembina IPHI (Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia)
  • Ketua Dewan Penasehat Forum Sekretaris Desa Indonesia (Forsekdesi)
  • Ketua Dewan Penasehat Pandu Petani Indonesia (Patani)
  • Federasi Pekerja Informal Indonesia
  • Lembaga Insan Indonesia Sejahtera (LIIS)
  • Pendiri, penasehat serta pembina Strategic Study Center
  • Ketua Dewan Pembina Gerakan Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman)
  • Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra

Prestasi Djoko Santoso

  • Satyalancana Seroja
  • Satyalancana Kesetiaan XXIV Tahun
  • Bintang Yudha Dharma Pratama
  • Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
  • Bintang Yudha Dharma Nararya
  • Bintang Dharma
  • Bintang Kartika Eka Paksi Nararya
  • Bintang Bhayangkara Utama
  • Bintang Kartika Eka Paksi Utama
  • Bintang Mahaputra Adipradana
  • Pingat Jasa Gemilang (Singapura)
  • The Knight Grand Cross of The Most Noble Order of The Crown of Thailand, Distinguished Service Order (Thailand)
  • Darjah Paduka Keberanian Laila Terbilang Yang Amat Gemilang Darjah Pertama (Brunei Darussalam)
  • Pahlawan Gagah Angkatan Tentera (Malaysia). []

Baca juga:

Berita terkait
Djoko Santoso, Soal Prabowo Tolak Rekonsiliasi Luhut
Ketua BPN Prabowo-Sandi, Djoko Santoso mensyukuri sikap Prabowo yang menolak rekonsiliasi Luhut Binsar Panjaitan.
PAN ke Djoko Santoso: Jangan Klaim Tanpa Data Valid
Menurut Waketum PAN, jangan ada klaim kemenangan tanpa data valid terkait Pilpres 2019.
Mulyadi Sebut Tekanan Djoko Santoso Kepada Prabowo Sangat Besar
“Jabatan saya dicopot karena besarnya tekanan kepada Prabowo Subianto, ini juga erat kaitannya dengan dana pemenangan Prabowo,” kata Mulyadi.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.