Jakarta - Militer Myanmar mengambil alih kekuasaan dari pemerintahan sipil pada Senin, 1 Februari 2021. Kudeta terjadi karena alasan tuduhan kecurangan dalam pemilu November 2020 lalu.
Pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan banyak politikus lainnya ditahan militer. Selama lima tahun terakhir, Suu Kyi dan partainya Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) berkuasa sesudah menang pemilu tahun 2015, pemilu paling bebas dan paling adil selama 25 tahun. Pada Senin pagi, 1 Februari 2021, NLD semestinya resmi memulai memerintah untuk periode kedua.
Profil Aung San Suu Kyi
Aung San Suu Kyi merupakan aktivis perempuan ternama di Burma, nama lain Myanmar. Dilahirkan dari pasangan yang memang berkutat di dunia politik, Suu Kyi mengikuti jejak kedua orang tuanya.
Ayahnya, Aung San merupakan pahlawan kemerdekaan Myanmar, sedangkan ibunya, Khin Kyi, merupakan duta besar wanita pertama di Burma (untuk India dan Nepal).
Suu Kyi dilahirkan pada tanggal 19 Juni 1945, sebelum 2 tahun setelahnya tepatnya pada tanggal 19 Juli tahun 1947, ayahnya yang sedang giat berjuang untuk merundingkan kemerdekaan Burma dari Inggris dibunuh oleh saingannya.
Tahun 1960, Khin Kyi ditunjuk sebagai duta besar Myanmar untuk India. Aung San Suu kyi mengikuti ibunya ke India dan melanjutkan pendidikannya di Lady Shri Ram College dan lulus pada tahun 1964.
Berikutnya, dia melanjutkan pendidikannya di Oxford University di bidang filosofi, politik, dan ekonomi di St. Hugh’s College. Setelah lulus ia melanjutkan pendidikannya di New York dan bekerja untuk pemerintah Persatuan Myanmar. Tanggal 1 januari 1972, dia menikah dengan Dr. Michael Aris dan menghasilkan dua orang putra, Alexander dan Kim.
Sebelum pernikahannya, Suu Kyi berkata pada calon suaminya dalam suratnya, bahwa jika rakyatnya membutuhkannya, suaminya harus bersedia membantunya. Baginya, negaranya adalah yang nomor satu dan harus didahulukan dari kepentingan pribadinya.
Januari 1989, ibu Suu Kyi meninggal karena serangan stroke. Pada tahun yang sama, Suu Kyi berkampanye menentang kekerasan terhadap wanita, pemenjaraan, dan pembunuhan oleh para tentara Inggris.
Tahun itu juga, tepatnya tanggal 20 Juli, dia ditetapkan menjadi tahanan rumah dan dilarang untuk menemui siapapun termasuk keluarganya yang ada di London. Meskipun Suu Kyi dilarang maju ke kursi pemilu, partainya National League for Democracy (NLD) memenangkan 82% kursi parlemen pada tahun 1990.
Pada 1991, ia menerima Penghargaan Perdamaian Nobel karena berjuang mempromosikan demokrasi di negaranya tanpa menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan rezim militer. Tahun 1995, ia dibebaskan dari tahanan rumah.
Tahun 1999, suaminya meninggal karena kanker prostat di London. Permintaan terakhirnya untuk bertemu dengan istrinya setelah terakhir bertemu pada Natal 1995 tidak diijinkan oleh pihak militer junta.
Pendidikan
- Universitas Delhi
- St Hugh’s College, oxford
- Universitas London
Karir
- Pemimpin Gerakan Pro Demokrasi Burma
- Sekretaris Jendral National League for Democracy
Penghargaan
- Nobel Perdamaian 1991. []
Baca juga:
- Profil Moeldoko, Didukung 4 Faksi Rebut Demokrat dari AHY
- Profil Win Myint, Presiden Myanmar yang Dikudeta Militer