Prima: Bonus Asian Games 2018 Bikin Saya Terkejut

Prima: bonus Asian Games 2018 bikin saya terkejut. Pemerintah berjanji di ajang ini akan ada bonus Rp 1,5 miliar, rumah, dan diangkat menjadi PNS untuk atlet peraih medali emas.
Pesilat Indonesia, Yolla Primadona Jampil, bertekad merebut medali emas pada ajang Asian Games 2018. (Tagar/Gilang)

Jakarta, (Tagar 14/7/2018) - Pencak silat termasuk salah satu cabang olahraga baru yang akan dipertandingkan di Asian Games 2018. Pencak silat merupakan seni beladiri Indonesia yang dinilai dari pukulan, tendangan, sapuan, dan bantingan.

Menjelang Asian Games, ada 22 peserta atlet silat yang akan berlaga di Asian Games dengan nomor pertandingan yang berbeda. Namun yang diunggulkan dalam ajang tersebut ada tiga atlet silat dengan nomor berbeda. Adapun  salah satunya adalah Yolla Primadona Jampil.

Prima adalah seorang atlet pencak silat Indonesia yang berprestasi. Dalam Asian Games mendatang, dia akan bertanding dikategori ganda putra pencak silat. Dalam pertandingan ini, Prima akan berdampingan dengan Hendy.

Menyambut Asian Games 2018 ini, dia merasa bangga bahwa pencak silat dipertandingkan. Hal tersebut dikarenakan cabang olahraga pencak silat baru pertama kali dipertandingkan di Asian Games.

"Iya sangat excited karena pencak silat baru pertama kali dipertandingkan di Asian Games dan  itu ada di Indonesia. Jadi sangat bangga dan sangat antusias. Saya sangat ingin menunjukkan pencak silat yang sesungguhnya di mata dunia," kata dia di Padepokan Pencak Silat Indonesia Jakarta, Kamis (12/7).

Menurut prima, lawan terberat yang akan dihadapi di Asian Games mendatang adalah Asia Tenggara. Tetapi dia juga tak menyangkal bahwa faktor diri sendiri juga menjadi lawan terberatnya.

"Perhitungan saya mungkin di Asia Tenggara adalah lawan-lawan terberat. Asia tenggara seperti peserta-peserta di Sea Games kemaren kayak Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia. Itulah lawan-lawan karena memang silat cikal bakalnya dari sana sama kayak kita. Nah pertanyaan yang beberapa kali saya dapat sebenarnya lawan terberat itu adalah diri sendiri," ucapnya.

Yolla Primadona JampilPesilat Indonesia, Yolla Primadona Jampil, bertekad merebut medali emas pada ajang Asian Games 2018. (Tagar/Gilang)
Dalam menghadapi Asian Games mendatang, Lulusan Universitas Negeri Jakarta (UNJ)| ini sudah melakukan berbagai persiapan latihan. Bahkan secara pribadi dirinya juga memiliki latihan khusus untuk mengasah teknik-teknik dalam cabang olahraga tersebut.

"Saya punya latihan pribadi sendiri karena memang atlet yang dikatakan baik itu kalau dia punya latihan untuk dirinya sendiri. Jadi maksudnya ada latihan-latihan yang gak lengkap yang diberikan sama pelatih itu bisa kita lengkapi di diri kita sendiri. Silat kan ada beberapa gerakan yang itu gak bisa dilakukan langsung di tempat latihan. Saya harus ambil waktu sendiri kayak pukulan, bantingan, sapuan, dan lain-lain, jadi gak bisa cuman dua jam latihannya. Jadi saya ambil perhari untuk mencukupi semua teknik yang ada," ujarnya.

Dalam Asian Games 2018 ini, kata dia, keluarga sangat mendukung dirinya dalam mengikuti ajang tersebut. Itu karena menurut dia dukungan keluarga sangat penting.

"Dukungan dari keluarga sangat luar biasa.  Apalagi keluarga dari saya sangat mendukung sekali. Saya udah gak pulang selama hampir dua tahun untuk persiapan Asian Games ini. Mereka sama sekali gak mengeluh. Jadi memang saya sangat bangga sama keluarga karena mendukung sekali," ucapnya.

Dari semua ajang kompetisi besar nasional yang pernah diikuti oleh dirinya, kejuaraan dunia di Bali yang memiliki kesan yang paling menarik. "Kesan yang menarik itu ketika saya kejuaraan dunia di Bali. Itu kita 72 negara datang kita dan panitia menyelenggarakan party. Setelah pertandingan kejuaraan dunia itu luar biasa. Di situ kita gabung gak liat agama, suku, dan kulit. Kita benar-benar bercampur aduk. Melihat itu sangat luar biasa dan sangat indah," tuturnya.

Pada prestasi sebelumnya  Prima bersama Hendy pernah meraih medali emas SEA Games 2015 Singapura dinomor ganda putra. Kesuksesan mereka dalam meraih medali emas saat itu adalah kali pertama mereka dipentas SEA Games. Prima dan Hendy memang sudah sejak berusia lima tahun dipasangkan dalam cabang olah raga silat ini. Kedua atlet ini memang satu perguruan yang sama yaitu Pamur (Madura).

Yolla dan HendyHendy-Yolla saat meraih emas pada SEA Games 2015 Singapura. (Foto: kampungberita.id)

Pada PON Jawa Barat 2016 kedua atlet ini menjadi yang terbaik pada cabang olahraga pencak silat ganda putra. Prima dan Hendy menyumbang medali emas kedua untuk DKI Jakarta. Pasangan pencak Silat ini dalam SEA Games 2017 di Kuala Lumpur Convention Center Hall 2 Kuala Lumpur Malaysia berhasil meraih medali perak dengan meraih 554 poin.

Lanjut dia mengaku mengenal silat dari sejak kelas 4 SD, saat itu dia pernah mengikuti club pencak silat PAMUR. "Saya kenal silat dari kelas empat SD. Waktu itu rumah saya berdekatan dengan salah satu klub yang saya ikutin sekarang yaitu pamur. Jadi ada di sebelah rumah saya itu klubnya. Itu dari awal," ujarnya.

Selain silat, dia juga memiliki hobby traveling dan menyukai suasana pantai. Bahkan dia juga menyukai olahraga yang menantang seperti gulat dan lain sebagainya. "Saya suka banget sama pantai. Saya suka traveling dan saya suka olahraga yang sedikit menantang kayak gulat, dan olahraga lain seperti bela dirilah," tuturnya.

Dia tak menyangka dirinya bisa menjadi seorang atlet pencak silat Indonesia. Sejak kecil dia memang bercita-cita menjadi pilot. Namun takdir berkata lain, dia ternyata menjadi seorang atlet pencak silat. "Masih kecil saya pengen jadi pilot. Tapi  susah, jadi atlet ajalah," ungkapnya.

Kendati demikian dalam ajang Asian Games 2018 mendatang, dia berharap dirinya bersama Hendy dapat meraih medali emas sehingga dapat mengukir sejarah di kancah Internasional. "Harapan saya di Asian Games saya bisa mengukir sejarah bersama teman saya Hendy dikategori ganda putra. Kita mengukir sejarah di medali emas untuk indonesia. Saya kan kategori ganda berdua," paparnya.
Yolla PrimadonaPesilat Indonesia, Yolla Primadona Jampil, bertekad merebut medali emas pada ajang Asian Games 2018. (Tagar/Gilang)
Pemerintah berjanji di ajang tersebut akan ada bonus Rp 1,5 miliar, rumah, dan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) untuk atlet peraih medali emas. Bonus itu diharapkan jadi pemacu motivasi atlet. Namun dia menanggapi dirinya terkejut mendengar hal itu. Bonus tidak menjadi acuan untuk dirinya dalam mengikuti Asian Games 2018.

"Honesly saya baru tahu tadi sebenarnya karena saya dididik sama pelatih saya untuk tidak melihat itu. Wujudkan mimpi kalian dahulu baru liat yang lain. Jadi saya memang benar-benar terkejut tadi karena mendengar itu. Cuman saya tidak mau termotivasi oleh itu. Saya ingin termotivasi ingin memberikan sesuatu yang manis di hari kemerdekaan nanti Indonesia di bulan Agustus. Mudah-mudahan tercipta. Amin," tuturnya. (ron)
Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.