Pria di Balik Aksi Kocak Masker Galon di Yogyakarta

Relawan pengatur lalu lintas di Yogyakarta memakai pelindung wajah dengan galon, bukan masker pada umumnya.
Seorang sukarela pengatur lalu lintas bernama Ali Akbar yang memakai APD galon kran di ruas jalan di Kota Yogyakarta (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Yogyakarta - Seorang bernama Ali Akbar mempunyai cara yang unik dalam menerapkan protokol wabah virus Corona. Pria 52 tahun itu yang kesehariannya sebagai pengatur lalu lintas mengenakan pelindung wajah unik, bukan masker yang umum digunakan oleh banyak orang melainkan dari sebuah galon bekas.

Bukan tanpa sebab Ali melakukan hal itu. Ali sadar betul bagaimana cara virus Corona itu menyebar. Untuk meminimalisir penyebaran, selain menggunakan masker, dia acap menyapa orang yang dikenalnya dengan menerapkan salam siku. Di balik galon miliknya, terpajang sebuah tulisan tangan BERSAMA MELAWAN CORONA.

Ali mengatakan, pekerjaannya dilakukan demi mencari nafkah. Dia tidak bisa di rumah saja, seperti anjuran pemerintah. "Butuh uang untuk kehidupan sehari-hari. Saya memang bekerja sebagai sukarelawan pengatur lalu lintas yang masih mencoba mengumpulkan nafkah di tengah Corona," katanya saat dijumpai pada Selasa, 5 Mei 2020..

Menurut dia, penggunaaan galon ini bisa mengurangi risiko penularan serta mengurangi penggunaan masker. "Jadi nggak kena apa-apa," ujar Ali.

Masker kain yang bermodel sekali pakai, menurut Ali, sangat merepotkannya. Jenis masker medis itu stoknya pun di pasaran terbatas, sementara yang berbahan dasar kain malah membuatnya pengap dan kesulitan bernafas. Kedua makser itu tidak membantu memperlancar pekerjaannya.

Berbeda dengan galon berkapasitas air 10 liter ini. Dia bisa menghirup udara dari lobang di dasar yang dibuatnya untuk masuk kepala. Belum lagi di sisi atas dan dari depan yang ditempatkan pas di depan hidung dan mulutnya. Pernafasan Ali menjadi stabil.

Uniknya, kata Ali, APD yang dia pakai malah menjadi perhatian para pengendara. "Banyak pengendara yang melihat keanehan dengan APD yang saya pakai. Sebenarnya kalau kain kan sekali pakai terus nyuci. Kalau galon enggak, bisa dilap, disemprot. Ini rutin dicuci loh," ucapnya.

Pengap? Nggak tuh, butuh bukti? coba saja nih pakai.

Ribet memang kelihatannya. Tapi, bagi pria asli Tulungagung, Jawa Timur yang pernah bergabung dalam komunitas Pinggir Kali (Girli) bimbingan Romo Mangunwijaya itu malah merasa nyaman dengan makser galon. Pekerjaan mengatur jalanan masih lancar dan aman.

masker galon yogyakarta1Seorang sukarela pengatur lalu lintas bernama Ali Akbar yang memakai APD galon kran di ruas jalan di Kota Yogyakarta (Foto: Tagar/Evi Nur Afiah)

Ali juga tak pernah mengandalkan peluit untuk membantu kerjanya, cuma bendera guna memandu para pengguna jalan. "Pengap? Nggak tuh, butuh bukti? coba saja nih pakai," kata dia.

Ali menceritakan, awal mula ide atau inspirasi galon kran itu datang dari para petugas medis yang biasa mengenakan APD lengkap ketika bertugas. "Kalau orang kan pake pelindung, APD. Nah saya mending pakai ini praktis, daripada galon nganggur,"ujarnya.

Hampir setiap hari Ali rutin turun ke jalanan sejak pukul enam pagi. Sementara Ali akan beristirahat sekitar pukul 12.00 WIB. Ali kembali pulang ke rumah biasanya menjelang Magrib.

Hasil kerja kerasnya itu, dalam sehari Ali mampu mengumpulkan rata-rata Rp 30 ribu namun kondisi itu dulu sebelum wabah corona melanda dunia, termasuk Kota Yogyakarta.

Lantas apa makna tulisan tangan BERSAMA MELAWAN CORONA di galon miliknya itu? Usut punya usut, tulisan tersebut ada makna dan harapan agar pemerintah memerhatikan kondisinya. Meski di satu sisi dia sadar bukan hanya dirinya saja yang terdampak, termasuk perekonomiannya pun ikut terdampak wabah Corona.

"Ya semoga kalau ada pemerintah lihat ya kasih beginian (APD) ini. Ya tapi jangan galon. Lalu, harapannya yang dirumahkan dan PHK karena Corona juga bisa diantisipasi. Kasihan, mereka pasti punya anak-istri di rumah untuk dikasih makan," harapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Masker Etnik Motif Batak Toba Masuk Istana Negara
Saat dilantik sebagai Hakim Mahkamah Konstitusi RI Manahan Sitompul mengenakan masker dengan motif Batak Toba, yakni gorga.
Masker Bela Beli Kulon Progo Saat Pandemi Corona
Produsen batik terpukul saat pandemi Covid-19. Mereka berinovasi membuat produk lain berupa masker seperti di Kulon Progo, Yogyakarta.
Pakai Masker Belum Cukup untuk Terhindar dari Corona
Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyebutkan bahwa pemakaian masker wajah belum cukup seseorang bisa terhindari dari penularan virus corona.