Presiden Joko Widodo, Tolong Selamatkan Kasunanan Solo

Kepada Presiden Joko Widodo, saya sangat prihatin dengan kondisi Keraton Kasunanan Solo dan konflik intenal keluarga besar dinasti Pakubuwono.
Bagian depan Keraton Solo. (Foto: Tagar/TravelsPromo)

Kepada yang terhormat Presiden Joko Widodo. Saya sangat prihatin dengan kondisi Keraton Kasunanan Solo dan konflik internal keluarga besar dinasti Pakubuwono yang berlarut-larut. Secara pribadi saya berpendapat, bahwa tanpa Kasunanan Solo, Negara Kesatuan Republik Indonesia terasa hambar.

Saya adalah penulis skenario Film Sultan Agung. Film Sultan Agung memborong juara banyak nominasi pada Festival Film Bandung, termasuk saya menjadi penulis skenario film layar lebar terpuji/terbaik. Saya paham betul sejarah berdirinya Kerajaan Mataram dengan detail pernak-pernik politiknya. Wahyu Gagak-Emprit dan Mbang Lampir membahana melindungi trah Mataram.

Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat, Kadipaten Pakualaman, Kadipaten Mangkunegaran dan Kasunanan Solo adalah trah Mataram. Keempatnya terikat Perjanjian Giring-Pemanahan. Jika Kasunanan Solo ambruk, maka yang lainnya juga akan ambruk sooner or later.

Kerajaan Mataram adalah suatu kerajaan dengan nuansa budaya Islam. Mataram yang dulunya dikenal dengan sebutan Kademangan Mentaok, didirikan Ki Pemanahan atau Ki Gedhe Mataram bersama kerabatnya, yaitu Ki Jurumertani alias Ki Mondoroko (adik ipar Pemanahan) dan Danang Sutawijaya (putera biologis Sultan Hadiwijaya). Pasca-Pemanahan wafat, Sutawijaya naik tahta menjadi Panembahan Agung Senopati ing Ngalaga Ngabdurahman Khalifatulloh Syayiddin Panatagama.

Wilayah Solo dengan Keraton Kasunanan Solo sebagai pusatnya, layak menjadi Daerah Istimewa karena kekuatan kebudayaannya.


Dinamika politik internal Kasultanan Pajang yang semakin rapuh, kemudian menjadikan Kademangan Mentaok sebuah Kerajaan Mataram dengan raja pertamanya adalah Ingkang Sinuhun Susuhunan Agung Hanyokrokusumo Ngabdurahman Khalifatulloh Syayiddin Panatagama atau lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung Hanyokrokusumo.

Perjuangan Sultan Agung menyatukan kembali Nusantara, pasca-runtuhnya Majapahit, dimulai dengan ekspedisi Brang Wetan I pada tahun 1613-1615, ekspedisi Brang Wetan II pada tahun 1622-1625, dan puncaknya adalah Perang Batavia, 1628-1629. Tidak ada yang menang dan tidak ada yang kalah dalam perang Batavia, JP. Coen mati, dan Mataram tidak berhasil menduduki Benteng Batavia. Namun, Sultan Agung telah membuktikan, bahwa bangsa Nusantara berani melawan kolonial Belanda dengan gagah dan berani.

Sultan Agung Hanyokrokusumo, bukan hanya Raja Besar, namun juga seorang pujangga besar Kitab Sastra Gendhing dan pencipta tarian sakral Bedaya Ketawang. Sultan Agung dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1972 oleh Presiden Soeharto.

Sejarah perjuangan Nusantara melawan kolonial Belanda dimulai pada zaman Sultan Agung Hanyokrokusumo. Dinasti Mataram, dengan pasang-surut politiknya, telah menoreh tinta emas sejarah perjalanan Bangsa Nusantara hingga terbentuknya sebuah Nation State pada tanggal 17 Agustus 1945, kita kenal dengan sebutan NKRI.

Tanpa Kasunanan Solo, Negara Kesatuan Republik Indonesia terasa hambar.


Kasunanan Solo sebagai penerus Dinasti Mataram keberadaannya lebih dahulu dari Kasultanan Jogja. Perjanjian Giyanti sebagai produk hukum kolonial memecah Kasunanan Solo menjadi Kasunanan Solo dan Kasultanan Jogja, yang kemudian diikuti terbentuknya Kadipaten Puro Pakualaman dan Kadipaten Mangkunegaran.

Saya tidak ingin mencampuri urusan internal trah Pakubuwono dan saya tidak memihak siapapun. Kepentingan saya adalah Keraton Kasunanan Solo langgeng bersama NKRI dalam tradisi dan paugerannya. Nguri-uri kabudayan adiluhung, lan mbabar jejeging budaya adil. Dari Majapahit hingga Mataram saat ini adalah satu dinasti yaitu Wangsa Rajasa.

Menurut saya pribadi, trah Pakubuwono mengemban amanah dan sejarah panjang leluhurnya di masa lalu. Keterlibatan Pemerintah dalam menyelamatkan Keraton Kasunanan Solo adalah suatu yang sangat diperlukan. Keraton dengan segala tradisi dan paugerannya menjadi Pusat Kebudayaan Adiluhung sekaligus sebagai abdi budaya.

Kota Solo menginspirasi anak-anak bangsa dalam berjuang melawan kolonial Belanda. Bukti nyata adalah perjuangan Ingkang Sinuhun Susuhunan Pakubuwono X yang sangat ngedab-edabi, yang akhirnya menjadikan Beliau sebagai Pahlawan Nasional.

Menurut saya, wilayah Solo dengan Keraton Kasunanan Solo sebagai pusatnya, layak menjadi Daerah Istimewa karena kekuatan kebudayaannya.

Tulisan saya ini utamanya menyampaikan keperihatinan yang mendalam atas kondisi Kraton Kasunanan Solo dan konflik internal putra-putri PB XII yang berlarut-larut.

Saran saya adalah sebagai berikut.

Pihak Internal

1. Putra-putri PB XII untuk lebih rukun dan mempunyai suatu kesadaran, bahwa Kasunanan Solo harus diselamatkan.

2. Bergulirnya kepemimpinan adalah suatu keniscayaan yang harus tetap terjadi dan terjaga, lir gumanti. Bukan hanya simbol yang tidak bermakna dan tidak berguna, namun harus mampu mengendalikan dan menjalankan pemerintahan Keraton Solo sebagai Pusat Kebudayaan.

Pihak Eksternal

1. Masyarakat luas, khususnya masyarakat Solo harus memahami, bahwa awal perjuangan bangsa Nusantara sangat termotivasi oleh gigihnya trah Mataram berjuang membebasakan rakyatnya dari belenggu kolonialisme Belanda.

2. Komitmen Pemerintah dalam menjaga keberlangsungan Kasunanan Solo.

Keberlangsungan Kasunanan Solo bukan hanya dilihat dari fisik bangunan, namun juga trah Pakubuwono sebagai pelaku utama pengemban amanah sejarah panjang leluhur Mataram, yang saat ini perannya sebagai abdi budaya.

*Akademisi Universitas Gadjah Mada

Berita terkait
Polri Amankan Dokumen Proyek Apartemen Pakubuwono
"Labfor membawa dokumen terkait gambar site plan bangunan dan besi cor," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Mardiaz Kusni Dwihananto di Jakarta, Jumat (29/12).
Sumbu Imajiner Keraton Bisa Gagalkan Tol Jogja-Solo
Sultan HB X minta desain tol Yogyakarta-Solo diubah karena ada sumbu imajiner Keraton Yogyakarta. Konsekuensinya lahan yang dibebaskan lebih luas.
Raja Solo Minta Adik-adiknya Tinggalkan Keraton
Konflik internal di Keraton Kasunanan Surakarta mulai lagi setelah satu tahun reda. Raja meminta adik-adiknya hengkang dari lingkungan Keraton
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.