Pramugari Malindo Air Menyeludupkan Narkoba ke Australia

Seorang pramugari Malindo Air dihukum penjara karena menyelundupkan narkoba ke Australia senilai jutaan dolar
Narkoba diselundupkan ke Australia oleh Zailee Zainal di dalam bra dan celana dalamnya (Foto: abc.net.au/Australian Border Force)

Oleh: Danny Tran

Seorang pramugari Malindo Air yang menyelundupkan heroin senilai jutaan dolar ke Australia untuk sindikat narkoba internasional dijatuhi hukuman penjara.

Zailee Zainal, 40 tahun, mendapat hukuman penjara selama sembilan tahun enam bulan karena perannya dalam sebuah operasi canggih, sebelum ditangkap oleh Petugas Perbatasan Australia tahun 2019.

Saat membacakan keputusan sidang, Hakim Michael Cahill mengatakan ibu dari tiga anak ini layak mendapat keringanan hukuman, meski ia akan langsung dideportasi di akhir masa penjaranya.

"Dalam menjatuhkan hukuman ada belas kasihan untuk Anda," kata Hakim Michael. "Anda merasa tidak punya pilihan lain selain melakukan kejahatan."

"Anda sangat ingin mengumpulkan uang untuk membayar operasi yang dibutuhkan putri Anda agar bisa meningkatkan kualitas hidupnya."

Dalam persidangan Zailee, asal Malaysia, mengaku direkrut oleh sindikat narkoba setelah diketahui ia harus membayar tagihan pengobatan untuk putrinya yang menumpuk.

Zailee juga diketahui mulai menjual brownies dan Tupperware untuk memenuhi kebutuhannya.

Tetapi setelah gagal melakukannya, ia meminta perusahaan Malindo Air untuk menggalang dana baginya.

"Setelah email itu, seseorang yang saya pikir adalah teman mendekati saya," katanya.

"Saya saat itu bersedia melakukan apa saja."

1. Menyelundupkan Narkoba di Pakaian Dalam

Di pengadilan, Zailee juga menceritakan ia harus menjalani pelatihan sebagai pembawa narkoba, belajar bagaimana berbicara dalam kode, termasuk berjalan dengan sebuah paket narkoba di antara kedua kakinya.

Antara Oktober 2018 dan Januari 2019, dia melakukan total delapan perjalanan dan menyelundupkan lebih dari 4 kilogram kokain, dengan nilai sekitar AU$3 juta.

Saat mendarat di Australia, biasanya ia pergi ke hotel di mana pertukaran transaksi heroin dilakukan di sebuah toilet.

Zailie mendapatkan AU$6.500 untuk operasi yang membuatnya dipenjara.

Dalam bahasa kode, heroin disebut sebagai 'tiket' dengan tingkat kemurniannya 70 hingga 80 persen.

Pihak berwenang di Australia berhasil menyita lima paket heroin.

2. Anak-anak Memanggilnya di Penjara

Ketika ditangkap, Zailee membuat pengakuan penuh tetapi mengatakan kepada penyelidik jika ia mengira disuruh membawa ganja.

"Saya tahu itu obat, tapi saya menyangkal dan mencoba meyakinkan diri kalau itu bukan obat," katanya.

"Jika saya tahu itu heroin, saya tidak akan melakukannya sejak awal."

Penahanan Zailee saat menunggu hukuman di Australia berdampak besar pada keluarganya.

Suaminya, yang juga seorang pramugara, tidak dapat bekerja sejak awal pandemi virus corona.

Diketahui juga jika anak-anaknya memanggil dirinya di penjara, saat ia membantu mereka dengan homeschooling.

Hakim Michael mengatakan Zailee "sangat menyesal" dan telah menulis surat permintaan maaf.

"Anda sangat kecil kemungkinannya untuk melakukannya kembali," katanya.

Zailee telah memenuhi syarat untuk pembebasan bersyarat dalam waktu sekitar tiga tahun setelah dipenjara (Artikel ini diproduksi oleh Erwin Renaldi/abc.net.au/indonesian). []

Berita terkait
Rodrigo Duterte Bantah Operasi Narkoba Tewaskan Ribuan Orang
Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, bantah kematian ribuan orang terkait dengan operasi pemberantasan antinarkoba yang dia dijalankan