Prabowo Tak Bisa Dihasut untuk Membenci Lawan

Prabowo tak bisa dihasut untuk membenci lawan dan menjadi kompetitor permanen dalam demokrasi Indonesia.
Megawati memenuhi janjinya memasak nasi goreng untuk Prabowo. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Pematangsiantar-Padamnya listrik beberapa hari lalu sepetinya menjadi ujian bagi Partai Gerindra dan pendukung Prabowo Subianto.

Ekonom Tanah Air memperkirakan kerugian akibat pemadaman massal itu mencapai triliunan rupiah, serta berdampak pada 120 jiwa penduduk dan transportasi berbasis listrik.

"Setelah masalah pemadaman listrik oleh PLN, semua mata sedang menyaksikan gerak-gerik Gerindra dan Prabowo, pasca pilpres lalu," kata aktivis Indonesia Bergerak, Gusmiyadi kepada Tagar, Sabtu 10 Agustus 2019.

Gusmiyadi mengakui, setelah pertemuan Prabowo-Jokowi di MRT dan Prabowo-Megawati di Teuku Umar, dan teranyar hadirnya Prabowo di Kongres PDIP di Bali, rekonsiliasi berjalan baik.

"Prabowo tidak bisa dihasut sedemikian rupa untuk membenci lawan dan menjadi kompetitor permanen dalam demokrasi Indonesia. Sikap ini lambat laun tampaknya dapat diterima, meskipun barangkali sebagian orang membutuhkan bukti bahwa Prabowo wajib tetap setia kepada pendukungnya," terang Gusmiyadi, yang juga calon anggota DPRD Sumatera Utara dari Partai Gerindra itu.

Pembuktian kesetiaan kepada pendukung dan rakyat secara umum, kata Gusmiyadi, akhirnya terjawab menilik sikap Partai Gerindra lewat pernyataan Ketua Komisi VII DPR RI, Gus Irawan Pasaribu.

Gus Irawan melayangkan kritik keras terhadap padamnya listrik. Kritik yang dipastikan tidak akan disampaikan partai pendukung Jokowi.

"Keras sekali. Kritik terhadap pemerintahan ini tidak mungkin dilakukan oleh partai-partai lain yang saat ini sedang berkoalisi dengan pemerintah," katanya.

Gus Irawan tidak hanya meminta Presiden Jokowi sekadar melakukan tindakan tegas, namun juga membenahi kepemimpinan PLN yang hingga saat ini masih kosong.

"Kekosongan ini yang diduga mengakibatkan PLN sulit untuk mengambil kelutusan strategis untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada," tutur Gusmiyadi.

Desakan untuk memberhentikan pimpinan PLN tidak cukup bagi Gus Irawan. Ia bahkan menyarankan agar Menteri BUMN dan Menteri ESDM sekalian saja diganti.

Kritik tajam ini, ujar dia, membuktikan Partai Gerindra sedang tidak main-main menyikapi persoalan yang luar biasa berdampak besar bagi rakyat.

"Yang menarik dari semua polemik terkait padamnya listrik di separuh Jawa tempo hari adalah juga solusi dari Gerindra. Gus Irawan memberikan garansi dukungan bagi pemerintah untuk membangun sebuah sistem yang dapat digunakan PLN, untuk mengatur dan mengantisipasi dampak pemadaman serupa," terangnya.

Gusmiyadi mengatakan, sikap Partai Gerindra ini menjadi penting bagi para pendukung. Rekonsiliasi dan isu soal jatah menteri tidak membuat Partai Gerindra lemah dalam memperjuangkan hak-hak rakyat.

"Memahami sikap Prabowo dan Gerindra memang selalu sulit bagi pihak yang mengedepankan kepentingan pragmatis dalam bernegara. Sebagai oposisi, dulu Prabowo menolak diajak gulingkan Jokowi. Sebagai pihak yang sedang melakukan proses rekonsiliasi, Gerindra juga keras dalam mengoreksi kekuasaan. Prabowo selalu katakan, semuanya di atas kepentingan rakyat," tuturnya. []

Berita terkait
Ferdinand Sebut Kehebatan Jokowi Pukulan Telak Prabowo
Ferdinand Hutahaean menyebut kehebatan Jokowi merupakan pukulan telak bagi Prabowo Subianto. Apa maksud politikus Demokrat itu?
Prabowo dan Megawati Penentu Gerindra di Kabinet Jokowi
Dahnil Anzar Simanjuntak tanggapi sinyal Prabowo merapat pada Megawati Sukarnoputri dan koalisi pasangan terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin.
0
Laksamana Linda Fagan Perempuan Pertama Kepala Pasukan Penjaga Pantai Amerika
Presiden Biden memuji Laksamana Linda Fagan perempuan pertama sebagai panglima baru Pasukan Penjaga Pantai atau Coast Guard