Prabowo Diminta Tidak Hanya Egois Pikirkan Kekuasaan

Prabowo diminta untuk tidak hanya memikirkan kekuasaan, harus memikirkan masyarakat yang terdampak demonstrasi rusuh pendukungnya.
Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto bersama tim Badan Pemenangan Nasional (BPN) memberikan keterangan kepada wartawan di kediamannya di Kertanegara, Jakarta, Rabu (8/5/2019). Dalam pernyataannya, Prabowo menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya ratusan petugas KPPS serta menanggapi kriminalisasi sejumlah tokoh pendukung badan pemenangan paslon 02 Prabowo-Sandi. (Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso)

Jakarta - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane meminta Prabowo-Sandiaga untuk tidak hanya memikirkan kepentingan diri sendiri yaitu kekuasaan, harus memikirkan masyarakat yang terdampak demonstrasi rusuh para pendukungnya.

"Pasangan capres 02 jangan hanya egois memikirkan kekuasaan yang hendak diraihnya, tapi juga harus peduli dan bertanggung jawab terhadap nasib para pedagang kecil yang tempat usahanya dirusak massa demonstran pendukung 02 yang anarkis," ujar Neta S Pane dalam keterangan tertulis diterima Tagar, Jumat 24 Mei 2019. 

"Agar kerusuhan serupa tidak terulang, Polri diharapkan segera menangkap dalang dan penyandang dana kerusuhan itu sebelum mereka melarikan diri atau membuat kerusuhan baru," kata Pane.

Pasangan capres 02 jangan hanya egois memikirkan kekuasaan yang hendak diraihnya.

Apalagi, lanjut Pane, Menko Polhukam Wiranto mengatakan sudah mengetahui dalang kerusuhan itu.

Berikut ini empat hal disampaikan Pane berkaitan kerusuhan 22 Mei 2019.

Pertama, IPW mengimbau Polri bertindak cepat dan segera menangkap, menahan, dan memprosesnya secara hukum hingga ke pengadilan. Jajaran kepolisian tak perlu takut untuk mengungkap keenam nama dalang kerusuhan tersebut. Sebab rakyat akan mendukung penuh kinerja jajaran kepolisian untuk mengungkap kasus kerusuhan 22 Mei ini.

Kedua, dari informasi yang diperoleh IPW ada enam orang dalang kerusuhan 22 Mei itu, yakni terdiri dari dua perwira tinggi purnawirawan, dua perwira menengah purnawirawan, satu tokoh preman, dan satu anak kiai ternama. Untuk melancarkan aksinya keenam dalang ini menggunakan salah satu ormas kepemudaan, para preman Tanah Abang, santri muda, dan anak anak muda lainnya. Mereka ini yang memprovokasi massa demonstran pendukung capres 02 dari daerah hingga terlibat dalam kerusuhan dan bersikap anarkis terhadap aparat keamanan.

Ketiga, Polri perlu bekerja cepat untuk menciduk mereka agar tidak melarikan diri atau berulah kembali membuat kerusuhan baru. Selain itu Polri perlu mendata ratusan korban kerusuhan 22 Mei yang terdiri dari masyarakat, pedagang kecil, pemilik toko dan pihak lain yang dirugikan akibat kerusuhan selama dua hari itu. Untuk kemudian semua kerugian masyarakat di sekitar lokasi kerusuhan dibebankan kepada para pelaku maupun kepada keenam dalang kerusuhan dan penyandang dana kerusuhan, dalam bentuk akumulasi hukuman melalui pasal-pasal berlapis yang memberatkan.

Keempat, Polri harus melindungi warga sekitar tempat kejadian perkara (TKP) yang nyata-nyata menjadi korban akibat ulah demonstran pendukung capres 02 yang membuat kerusuhan tersebut. Selain tempat usahanya dirusak, selama beberapa hari mereka tidak bisa melakukan aktivitas usaha dan mereka dilanda trauma. Elit-elit politik hendaknya tidak hanya fokus memperhatikan demonstran yang luka, tapi mereka juga harus peduli masyarakat sekitar yang menjadi korban ulah para demonstran yang anarkis, terutama terhadap para pedagang kecil yang tempat usahanya rusak dan dijarah massa hingga mereka kehilangan mata pencaharian. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Bestie, Cek Nih Cara Ganti Background Video Call WhatsApp
Baru-bari ini platform WhatsApp mengeluarkan fitur terbarunya. Kini Background video call WhatsApp bisa dilakukan dengan mudah.