PPP Mulai Menjajaki Beberapa Bakal Calon Presiden 2024

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mulai menjajaki beberapa bakal calon presiden yang akan didukung pihaknya pada Pemilihan Presiden 2024.
Munas Alim Ulama PPP di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang. (Foto: Tagar/PPP)

Jakarta - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mulai menjajaki beberapa bakal calon presiden yang akan didukung pihaknya pada Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

"PPP sedang menimbang calon, kami saring, mana yang terbaik," kata Wakil Ketua Majelis Syariah DPP PPP Kiai Haji Haris Shodaqoh usai penutupan Munas Alim Ulama PPP di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan Semarang, Senin, 18 Oktober 2021.

Pasalnya dalam Munas Alim Ulama PPP diundang beberapa gubernur, yaitu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.


Jadi pegangan rujukan tapi dalam mengambil keputusan dukungan capres dan cawapres tentu ada alternatif-alternatif karena ada syarat 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional.


Dari keempat gubernur di Pulau Jawa itu, menurut Haris Shodaqoh, hanya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang tidak hadir. Terkait dengan hal itu, ia meminta semua pihak agar berpikiran positif.

"Husnuzan saja, mungkin sedang berhalangan. Jangan diartikan yang tetek bengek," ujarnya.

Dalam pandanganya, upaya pendekatan dan penjajakan dukungan kandidat peserta Pilpres 2024 tidak hanya pada Munas Alim Ulama, tetapi juga dilakukan di lain kesempatan dengan cara bertemu secara langsung.

"PPP akan memilih calon yang sesuai dengan nafas perjuangan partai," katanya.

Ia mengatakan bahwa melalui Munas Alim Ulama yang berlangsung pada tanggal 17—18 Oktober 2021, PPP sudah merumuskan 19 poin yang terbagi dalam lima bab, mulai dari persoalan agama, sosial ekonomi, hingga politik.

Lima bab tersebut terdiri atas penguatan jati diri organisasi dan anggota, moderasi PPP dalam politik, PPP sebagai rumah ulama dan istana umat, perjuangan PPP di ranah legislasi serta kepemimpinan nasional.

"PPP ingin mempertegas jati diri dalam berpolitik. Khitah partai ini diperjelas dalam munas, dengan munas ini InsyaAllah PPP punya pegangan kuat yang dipertegas, diperkuat dengan persetujuan para jamaah, semua sepakat," ujarnya.

Wakil Ketua Umum DPP PPP Arsul Sani menambahkan bahwa ketetapan hasil Munas Alim Ulama PPP ini akan menjadi pegangan dan rujukan bagi struktural partai. Selain itu, dukungan yang akan diberikan kepada capres dan cawapres pada pilpres mendatang wajib mendengarkan Majelis Syariah.

"Jadi pegangan, rujukan, tapi dalam mengambil keputusan (dukungan capres dan cawapres) tentu ada alternatif-alternatif karena ada syarat 20 persen kursi DPR atau 25 persen suara nasional. Meski punya posisi tawar pada partai lain, tidak bisa semaunya," ujarnya. []

Berita terkait
PPP Djan Faridz Koalisi Permanen dengan PDIP Sampai Pilpres
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pimpinan Ketua Umum Djan Faridz menjalin koalisi permanen dengan PDI Perjuangan dalam Pilkada hingga Pilpres 2019.
Sejarah HUT Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 5 Januari
Hari Ulang Tahun Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diperingati setiap tanggal 5 Januari sesuai deklarasi pertama kali partai tersebut tahun 1973.
Heboh, Menteri Bappenas Naik Jet Pribadi Ngurusi Partai PPP
Plt Ketua Umum Partai PPP, Suharso Monoarfa yang juga Menteri PPN/Bappenas diminta menjelaskan dana jet pribadi yang dipakai untuk urusan partai.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.