POP dan PGP Bukti Gotong Royong Pendidikan Nasional

Ayu Apriyanti POP dan PGP Kemendikbud menjadi bukti gotong-royong memajukan pendidikan nasional.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. (Foto: Instagram/@kemdikbud.ri)

Jakarta - Direktur Indonesia Mengajar, Ayu Apriyanti menilai keberagaman dalam Program Organisasi Penggerak (POP) dan Program Guru Penggerak (PGP) yang digagas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merupakan bukti gotong-royong memajukan pendidikan nasional. 

Ia berharap kedua program tersebut bisa jadi aksi konkret gotong royong masyarakat untuk pendidikan Indonesia.

"Sejak awal ini bukan tentang Organisasi Penggerak tapi tentang anak-anak Indonesia, kami berharap pendidikan anak Indonesia bisa selalu jadi tujuan akhirnya," kata Ayu, Rabu, 22 Juli 2020.

Sejak awal ini bukan tentang Organisasi Penggerak tapi tentang anak-anak Indonesia.

Ayu beranggapan bakal ada banyak warna yang turut melukis kemajuan pendidikan di Indonesia ke depan. Keberagaman berbagai pihak yang terlibat juga menjadi gambaran bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab semua pihak.

"Akan ada banyak pembelajaran di sepanjang proses dan kami yakin, selain anak-anak, guru dan kepala sekolah, siapapun yang terlibat akan ikut bertumbuh ketika menjalankan program ini," tutur Ayu.

Baca juga: Nadiem Makarim: Dengan Rendah Hati Saya Minta Maaf

Sebelumnya, ramai diperbincangan Program Organisasi Penggerak setelah pemerintah mengumumkan para pemenangnya. Sedangkan Program Guru Penggerak saat ini masih dalam proses pendaftaran.

Sementara, Koordinator Jaringan Pendidikan Alternatif Susilo Adinegoro mengatakan, konsep Merdeka Belajar yang digagas Ki Hadjar Dewantara sangat kontekstual pada setiap zaman. Konsep memiliki cita-cita utama pendidikan yang memerdekakan semua yang terlibat.

Menurut dia, sebagai gerakan masyarakat yang difasilitasi pemerintah, berbagai program ini perlu dipikirkan mekanisme dan manajemennya sehingga bisa berlangsung terus atau berkelanjutan. 

Proses pendidikan juga harus terus dilakukan demi mengurangi kesalahpahaman akibat masyarakat belum terbiasa dengan perubahan yang menyentak.

Menurutnya, pendidikan menjadi upaya terpadu yang disengaja untuk memerdekakan lahir dan batin manusia dan mampu menyatukan budi (pikiran) dan pekerti (tenaga) sehingga menciptakan harmonisasi individu dengan lingkungan sosialnya. Kemerdekaan seseorang juga tidak dapat mengganggu kemerdekaan orang lain.

"Tidak mungkin anak merdeka jika orang dewasa, guru, legislator dan eksekutif belum merdeka cara berpikir dan bertindaknya," kata dia.

Baca juga: Nadiem Makarim Jelaskan Tujuan POP di Forum KPK

Selain itu, Susilo menegaskan, pendidikan juga tidak boleh dibeda-bedakan dengan istilah formal dan non-formal. Menurutnya, hakikat dari pendidikan adalah menuntun setiap pembelajar menemukan dirinya sebagai manusia utuh yang tumbuh berkembang untuk memuliakan kehidupan. 

Adapun formal dan non-formal hanyalah cara dan metode mencapai tujuan itu. "Sebagian besar masyarakat, termasuk saya, merupakan produk pendidikan yang tidak merdeka dimana siswa dibelenggu kemauan pemerintah," kata Susilo. 

"Akibatnya, pendidikan melahirkan profil siswa yang tidak kritis dengan nalar pendek dan sulit beradaptasi dengan realitas yang ada," ucap dia.

Apalagi, siswa atau anak adalah individu otonom, unik dan pribadi yang merdeka. Pendidikan harus menjadi upaya memerdekakan siswa sehingga tumbuh menjadi manusia kritis, kreatif, mandiri, serta bertanggung jawab pada lingkungannya. []



Berita terkait
Alasan Nadiem Makarim Libatkan Sampoerna dan Tanoto
Usai minta maaf, Nadiem Makarim tetap ingin memasukkan Yayasan Putera Sampoerna dan Yayasan Tanoto sebagai peserta POP.
Kenapa NU - Muhammadiyah Belum Menerima Nadiem Makarim
NU, Muhammadiyah dan PGRI masih belum mau menerima Nadiem Makarim. Saya tidak paham kenapa. Kemelut dalam Program Organisasi Penggerak atau POP.
Polemik Merdeka Belajar, DPR Jadwalkan Nadiem Makarim
Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan pihaknya segera memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim terkait Merdeka Belajar
0
JARI 98 Perjuangkan Grasi untuk Ustadz Ruhiman ke Presiden Jokowi
Diskusi digelar sebagai ikhtiar menyikapi persoalan kasus hukum yang menimpa ustaz Ruhiman alias Maman.