Ponaryo Astaman Komentari Pelecehan Rama Sugianto

Ponaryo Astaman ikut angkat bicara mengenai adanya komentator sepak bola yang dianggap melakukan pelecehan terhadap suporter perempuan.
Mantan pemain Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, Ponaryo Astaman. (Foto: Instagram/ponaryo11astaman)

Jakarta - Mantan pemain Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, Ponaryo Astaman, yang kini kerap menjadi komentator pertandingan ikut angkat bicara mengenai tindakan Rama Sugianto yang dianggap melakukan tindakan pelecehan verbal kepada suporter wanita saat memandu laga antara Persita Tangerang melawan PSM Makassar, di ajang Shopee Liga 1 pada Jumat, 6 Maret 2020. kemarin.

Menurut Ponaryo, kejadian tersebut patut menjadi pelajaran bagi seluruh pembawa acara olahraga agar berhati-hati dalam memilih kata atau kalimat selama memandu jalannya pertandingan. Meski mengaku menyesalkan adanya peristiwa tersebut, ia mengapresiasi tindakan Rama yang secara jantan meminta maaf dan mengakui kesalahan.

"Buat koreksi ini untuk semua sports caster, yang bersangkutan juga sudah meminta maaf melalui media sosalnya," kata pria yang akrab disapa Popon itu, saat dihubungi Tagar pada Minggu, 8 Maret 2020.

"Menyayangkan memang tapi juga sebagai pengingat ke pribadi masing-masing, kesalahan bisa terjadi kapan saja. Juga sebagai pengingat bahwa besar atau kecil setiap kita mempunyai tanggung jawab. Semoga menjadi momen untuk introspeksi diri," ujar dia.

Ponaryo AstamanMantan pemain Tim Nasional Sepak Bola Indonesia, Ponaryo Astaman. (Foto: Instagram/ponaryo11astaman)

Diberitakan sebelumnya, video cuplikan pertandingan antara Persita Tangerang melawan PSM Makassar dalam laga pekan kedua ajang Shopee Liga 1 2020 yang dipandu oleh komentator Rama Sugianto dan Erwin Fitriansyah, viral di lini masa media sosial.

Pasalnya, Rama dan Erwin sempat mengeluarkan komentar dengan kata-kata yang dianggap tidak pantas sewaktu layar kaca menampilkan bagian depan salah satu tribun penonton yang didominasi suporter perempuan pendukung Persita Tangerang.

"Sementara kita lihat ada sesuatu yang menonjol tapi bukan bakat. Ada yang besar tapi bukan harapan, apa itu Bung Erwin," kata Rama Sugianto dalam video tersebut.

"Perempuan-perempuan ini ya yang menghiasi tribun," ujar Erwin Fitriansyah, menimpali.

Komentar kontroversial tersebut kemudian mendapat respon keras dari warganet di dunia maya, termasuk dari komedian sekaligus aktor Ernest Prakasa yang menyebut tindakan tersebut amat memalukan.

Lantaran viral dan menjadi perbincangan panas, Rama akhirnya ikut merespon video tersebut dengan meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya itu.

Namun, cuitan permintaan maaf dari Rama, kemudian mendapat respon dari sejumlah netizen termasuk komedian Adjis Doa Ibu yang menuntut agar Rama mundur dari pekerjaannya sebagai komentator pertandingan.

"Dimaafin tapi mundur dong dari kerjaannya yg sekarang, biar beneran jadi pelajaran yg berharga balik lagi nanti kalau udah dewasa, Insya Alloh rejeki akan datang lagi," kata Adjis melalui akun @adjisdoaibu.

Baca juga: Komentator Shopee Liga 1 Lecehkan Suporter Perempuan

Menanggapi hal tersebut, Ponaryo Astaman mengaku tidak dalam kapasitas yang bisa menilai atau mengomentari hal tersebut. "Waduh saya tidak berhak menilai untuk soal ini (mundur)," kata dia. []

Berita terkait
Komentator Liga 1 Lecehkan Perempuan, KPI Bergerak
KPI bergerak cepat merespon tindakan komentator sepak bola Rama Sugianto yang dianggap melecehkan suporter perempuan di ajang Shoppe Liga 1.
Komentator Rama Sugianto Unggah Video Minta Maaf
Komentator sepak bola, Rama Sugianto, secara resmi meminta maaf atas tindakannya mengeluarkan kalimat bernada melecehkan suporter perempuan.
Kisruh Komentator Bola, Nurul Arifin: Bisa Dipidana
Anggota Komisi I DPR, Nurul Arifin, menilai apa yang dilakukan komentator sepak bola Rama Sugianto masuk dalam ranah pelecehan dan bisa dipidana.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.