Politisi PKS Ini Kagum Warga di China Sangat Menghormati Islam

Politisi PKS Abdul Kharis Almasyhari menyatakan kekagumannya atas penghormatan warga China terhadap umat Islam di negara itu.
Komisi I DPR yang dipimpin ketuanya, Abdul Kharis Almasyhari (keempat kanan), berziarah ke makam dua imam Masjid Niujie, Beijing, Syekh Ali bin Al Qadir Imaduddin Bukhori dan Syekh Al Burthoni Al Qazwayni, Selasa (31/10). Ziarah tersebut dilakukan disela-sela kunjungan kerja Komisi I ke Cina pada 30 Oktober-3 November 2017. (Foto: Ant/M. Irfan/Ilmie)

Beijing, (Tagar 31/10/2017) - Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Abdul Kharis Almasyhari menyatakan kekagumannya atas penghormatan warga China terhadap umat Islam di negara berpenduduk terbanyak di dunia itu.

Saat berkesempatan mengunjungi Masjid Niujie, Beijing, Selasa (31/10), salah satu pendiri PKS tersebut tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.

"Saya kira ini salah satu contoh mereka saling menghargai. Mereka menghargai adanya bangunan ini sebagai bangunan umat Islam dan ini menjadi legacy atau penanda babhwa dakwah Islam telah sampai di China," katanya.

Menurut dia, masyarakat Indonesia bisa mencontoh warga China yang dianggapnya memiliki rasa toleransi.

"Saya kira ini bisa dijadikan contoh, sekalipun Indonesia juga sudah bisa membuktikan toleransi antarsesama selama ini sangat baik," ujarnya saat memimpin enam anggota Komisi I DPR-RI mengunjungi masjid tertua di ibu kota negara yang dikuasi Partai Komunis tersebut.

Kharis juga menyerukan agar masyarakat di Indonesia tidak memelihara sikap sentimentil terhadap etnis China.

"Sesama Muslim seharusnya saling bersaudara dan tidak saling mengenal istilah, ini China, ini bukan China. Ini Jawa, ini bukan Jawa. Di mana pun kita bersaudara tanpa terkecuali dengan muslim yang ada di China," kata pria yang baru menggantikan koleganya, Mahfudz Siddiq sebagai Ketua Komisi I DPR-RI itu.

Menurut dia, Islam tidak mengenal batas-batas kesukuan dan etnisitas dalam kehidupan bermasyarakat.

"Betapa pun memang dalam Al Quran disebutkan bahwa manusia diciptakan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, tapi tujuannya adalah lita'aarofu (agar saling mengenal). Setelah mengenal, berarti saling mendukung dan mendakwahkan Islam ini dan ujungnya adalah kita bersaudara," ujar politikus yang namanya disebut-sebut bakal dicalonkan partainya dalam Pilkada Provinsi Jawa Tengah itu.

Enam pimpinan dan anggota Komisi I DPR-RI melakukan kunjungan kerja ke Beijing dan Xi'an, Provinsi Shaanxi, pada 30 Oktober-3 November 2017.

Di Beijing mereka dijadwalkan mengunjungi industri elektronik Huawei, Badan Siber China (CAC), dan Kongres Nasional Rakyat China (NPC) selain juga melihat pemandangan Tembok Besar dan Kota Terlarang.

Mereka bertolak menuju Xi'an, Provinsi Shanxi, Rabu (1/11), untuk bertemu dengan parlemen daerah dan komunitas muslim setempat.

"Peradaban Islam di sini sudah ada sejak 1700-an. Saya kira waktu itu muslim di China cukup besar. Besok kami akan ketemu komunitas muslim di Xi'an," ujarnya.

Turut mendampingi Kharis dalam kunjungannya ke China adalah Asril Hamzah Tanjung (Wakil Ketua Komisi I/Gerindra), Hanafi Rais (Wakil Ketua Komisi I/PAN), Nico Siahaan (anggota/PDIP), Bambang Atmanto Wiyogo (anggota/Golkar), dan Budi Youyastri (anggota/PAN). (Fet/Ant)

Berita terkait