Politisi Pindah-pindah Partai, Pengamat: Itu Habis Manis Sepah Dibuang

Tradisi elit politik yang kerap berpindah-pindah partai tidak elok.
Pengamat Politik dan Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago

Jakarta, (Tagar 15/3/2019) - Pengamat Politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai partai saat ini hanya dijadikan sebagai kendaraan politik bagi sejumlah elit politik di Pileg 2019.

Menurut Pangi, perilaku elit politik yang kerap berpindah-pindah partai tidak elok. Pasalnya partai politik lah yang telah membentuk elit politik berkembang menjadi maju dan besar.

Pangi mengatakan bongkar pasang partai politik memang dialami oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Namun, persoalan pindah-pindah partai dewasa ini, kata Pangi, sudah menjadi tradisi.

"Karena kecenderungan saya lihat belakangan ini bukan soal Ahok, tapi politisi kita yang kecenderungannya adalah pragmatis. Dan partai hanya dijadikan sebagai kendaraan politik saja," kata Pangi saat dihubungi Tagar News, Kamis (14/3) malam.

Melihat banyaknya elit politik yang jarang bertahan dengan satu partai, ini diibaratkannya habis manis sepah dibuang.

"Habis manis sepah dibuang. Kayaknya mereka lupa, mereka lupa dibesarkan oleh siapa, lupa daratan, lupa lautan. Mestinya ingatlah dirimu dari mana kamu dibesarkan, siapa yang membesarkan kamu. Siapa yang sudah menjadikan kamu seperti gubernur, bupati, ingatlah itu," kata Pangi.

Pangi punya contoh politisi yang setia dengan partainya ketika menjalankan ideologi serta bersikap politik. Menurutnya, Wakil Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Golkar Akbar Tandjung patut menjadi teladan. 

"Kita butuh seperti sosok Akbar Tanjung ya, politisi yang tidak dapat apa-apa di partai. Kemudian dia dibuang. Tapi dia tetap loyal dan tetap setia dengan partainya," ujarnya.

Pangi berharap tradisi gonta-ganti partai menjadi sorotan tiap partai politik dalam memikirkan upaya kaderisasi dari tingkat akar rumput. Musababnya, lanjut Pangi, ketika kerap berganti kendaraan politik, politisi sudah memainkan jalur yang tidak beradab. 

"Jadi politisi  itu yang beradap, supaya kita tahu dan tidak lupa dirilah," pungkasnya.

Baca juga: Harusnya Tugas Parpol Umumkan Nama Caleg Eks Koruptor yang Diusung

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.