Political Gimmick Andi Arief untuk Menarik Suara Kubunya

Setelah mendapatkan simpati, tujuannya menarik suara untuk pasangan calon nomor urut dua.
Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief (tengah). (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)

Jakarta, (Tagar 11/1/2019) - Peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI, Wasisto Raharjo Jati, memandang Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief, sedang melakukan gimmick dalam politik untuk menarik simpati massa.

"Baik, saya pikirkan dari political gimmick yang diciptakan untuk menarik simpati massa dengan pernyataan kontroversial," ungkap Wasisto kepada Tagar News.

Wasisto melanjutkan, setelah mendapatkan simpati massa, tujuannya tidak lain adalah menarik suara untuk pasangan calon nomor urut dua, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Karena semakin kontroversi Andi, maka semakin besar kesempatan untuk dilirik publik.

"Ya semakin kontroversial pernyataan beliau. Maka semakin besar pula dilirik," tuntasnya.

Diketahui, Andi Arief kerap melontarkan cuitan kontroversial di akun Twitter pribadi miliknya @AndiArief__. Bahkan, bukan hanya sekali dua kali, publik dibuat geger oleh isi cuitannya.

Seperti, saat ia mencuit temuan tujuh kontainer berisi masing-masing 10 juta surat suara Pemilu 2019 yang telah dicoblos untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu Joko Widodo-Ma'ruf Amin, di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Padahal hal tersebut terbukti hanya hoaks.

Tak cukup di situ, Andi kini tengah mengkritik ide Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan bocoran soal untuk kedua paslon pada Debat Pilpres tahap I. Menurutnya ide tersebut tidak mungkin datang dari kubu non petahana alias Kubu Prabowo-Sandi.

"IDE debat soal dibocorkan itu harus dijalaakan dari mana datang imaginasi awalnya. KALAU dari komisioner KPU siapa orangnya. Kalau dari kekuasaan, motifnya apa.Tidak mungkin imaginaai datang dari non petahana,” tulisnya Minggu (6/1), sekitar pukul 16.27 WIB lewat akun Twitternya, @AndiArief__.

Dengan ide tersebut, Andi pun menduduh KPU telah berpihak pada salah satu pasangan. Selanjutnya, meminta Ketua KPU Arief Budiman mundur dari jabatannya.

“BERFIHAK tidak boleh keterlaluan. KALAU pertanyaan sudah dibocorkan, untuk apa rekrut panelis," tulisnya lagi pada pukul 16.38 WIB.

"UNTUK kembali mengembalikan atmosfir Jurdil dalam pemilu 2019, Saya mengusulkan Ketua KPU mengundurkan diri," tulisnya dua menit kemudian.

Berita terkait