Polisi Tangkap Mahasiswa dan Nelayan di Makassar

tujuh orang ditangkap oleh personel Satuan Polisi Air (Satpolair) Polda Sulsel saat menggelar aksi tolak tambang pasir di Pulau Kodingareng.
Nelayan Pulau Kodingareng saat menggelar aksi demonstrasi di depan Kator Gubernur Sulsel beberapa waktu lalu. (Foto: Tagar/ist)

Makassar - Aksi menolak penambangan pasir laut oleh PT. Boskalis di perairan laut Pulau Kodingareng kota Makassar, kembali berujung penangkapan Polisi. Sedikitnya, ada tujuh orang ditangkap oleh personel Satuan Polisi Air (Satpolair) Polda Sulsel, Sabtu 12 September 2020.

Ketujuh orang yang ditangkap ini masing-masing, empat nelayan Kodingareng yakni, Asrul, Andi Saputra, Irwan, Mustakin, dan tiga orang mahasiswa dari pers kampus yakni, Hendra dari UKPM Unhas, Masyur dari UPPM UMI, dan M Raihan dari UPPM UMI.

Penangkapan ini terjadi sekitar 09.40 Wita. Kapal mereka hendak pulang akan sandar di Gusung (Kodingareng), tiba-tiba mereka dihadang oleh dua sekoci Polairud.

Aktivis Walhi Sulsel, M Amin mengatakan, aparat dari Satpolair Polda Sulsel kembali menangkap para nelayan dan mahasiswa saat melakukan aksi penolakan tambang pasir laut oleh PT. Boskalis di perairan laut Pulau Kodingareng.

"Ada tujuh orang ditangkap aparat dari Satpolair Polda Sulsel. Diantaranya, empat nelayan dan tiga orang pers mahasiswa yang tengah melakukan peliputan aksi," kata Amin melalui keterangan tertulisnya yang diterima Tagar, Sabtu 12 September 2020.

Amin menceritakan, mulanya nelayan melakukan unjuk rasa untuk mengusir kapal PT. Boskalis di wilayah tangkap ikan Copong. Mereka unjuk rasa secara damai dengan menggunakan kapal jolloro dan lepa-lepa.

Tapi setelah melakukan unjuk rasa damai dan hendak pulang kerumahnya di pulau Kodingareng, mereka tiba-tiba dihadang oleh petugas Satpolair Polda Sulsel. Kapal nelayan dipepet hingga ditabrak. Bahkan, polisi melepaskan 3 kali tembakan.

"Penangkapan ini terjadi sekitar 09.40 Wita. Kapal mereka hendak pulang akan sandar di Gusung (Kodingareng), tiba-tiba mereka dihadang oleh dua sekoci Polairud. Kemudian, polisi menarik paksa nelayan dan mahasiswa yang ada di kapal nelayan," bebernya.

Dalam penangkapan ini, lanjut Amin, polisi juga melakukan kekerasan terhadap para nelayan dan mahasiswa. Masyarakat yang melihat peristiwa itu berteriak-teriak dipinggir pantai. Lokasi peristiwa ini sudah tak jauh dari Pulau Kodingareng.

"Mahasiswa dan nelayan dipukul dibagian wajah, badan, ditendang Dan diinjak-injak lehernya. Beberapa warga mengalami luka dan berdarah akibat tindakan Kepolisian," tegas Amin.

Sementara, Direktur Satuan Polisi Air Polda Sulsel, Kombes Pol Hery Wiyanto saat dikonfirmasi, mengaku belum mengetahui terkait penangkapan nelayan dan mahasiswa tersebut.

"Masih nunggu laporan anggota mas," singkatnya. []

Berita terkait
Polairud Pangkep Semprot Disinfektan Kapal Penumpang
Cegah penyebaran virus Corona di Pangkep, Sulsel, Polairud Pangkep melakukan penyemprotan terhadap KM Perintis yang sandar di Pelabuhan Pangkep.
Polairud Bantah Kejar Nelayan Tewas di Laut Pessel
Polairud Polres Pesisir Selatan, Sumbar, membantah mengejar nelayan hingga menyebabnya tewas di pinggir laut.
Ini Imbauan Polairud Pangkep Kepada Nelayan
Polairud Pangkep terus memberikan imbauan keselamatan berlayar bagi nelayan dalam menghadapi cuaca ekstrem.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan