Makassar - Pihak kepolisian tengah menyelidiki penyebab pastinya kematian atlet panjang tebing, Mulyadi Alimuddin, 38 tahun yang terjatuh dari papan panjat yang terjadi pada Minggu, 26 Juli 2020, kemarin, sekitar pukul 17.30 WITA.
Saat ini, masih dilakukan penyelidikan untuk mengungkap sebab-sebab kejadian tersebut.
Hal ini dikatakan Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Agus Khaerul saat dikonfirmasi, Senin 27 Juli 2020.
"Saat ini, masih dilakukan penyelidikan untuk mengungkap sebab-sebab kejadian tersebut," kata Agus kepada Tagar, Senin 27 Juli 2020.
Agus menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat korban berada di atas papan panjat tebing dan hendak turun. Namun, tiba-tiba korban terjatuh hingga dilarikan ke rumah sakit tetapi nyawa korban tidak dapat diselamatkan, lantaran mengalami luka-luka yang cukup parah.
"Kemarin korban bersama kedua anaknya dan rekan komunitas panjang tebing di lokasi. Korban hendak turun dari papan tebing tapi saat akan turun korban tiba-tiba terjatuh dari ketinggian 15 meter," ungkapnya.
Korban sebut Agus, mengalami luka-luka di bagian jidat, patah di bagian tangan kiri, luka robek pada kaki kanan dan kaki kirinya.
"Tadi siang korban telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Kabupaten Maros," kata Kompol Agus Khaerul.
Diberitakan sebelumnya, seorang atlet panjat tebing atau Wall Climbing Makassar, Muladi Aminuddin meninggal dunia usai terjatuh saat latihan di Taman Pakui Sayang, Jalan AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Makassar, Sulsel, Minggu, 26 Juli 2020.
Hal tersebut dibenarkan oleh Sekretaris Umum Federasi Pemanjat Tebing Indonesia (FPTI) Makassar, Mustari Zainal.
Iya benar. Info yang saya dapat adalah Human Error. Korban terjatuh saat gelar latihan Wall Climbing di Makassar.
Mustari mengatakan, Adhy sapaan akrab korban meninggal dunia karena mengalami kecelakaan di tengah latihan panjat tebing di Taman Pakui Sayang, Makassar.
"Iya benar. Info yang saya dapat adalah Human Error. Korban terjatuh saat gelar latihan Wall Climbing di Makassar," ujar Mustari Zainal saat dikonfirmasi Tagar melalui telepon selulernya.
Mustari menerangkan jika Adhy mengalami kecelakaan bukan pada saat latihan memanjat. Melainkan, Adhy kecelakaan saat sementara membersihkan peralatan atau dia sudah selesai melakukan latihan panjat tebing.
"Saya secara pribadi belum bisa memberikan jawaban yang pasti, karena saya ada di Masamba (relawan bencana). Tapi info yang saya dapat terjadi bukan saat pemanjatan, tapi saat clean alat. Untuk sementara teman-teman akan mempublish kronologis kejadian," ujar dia.
Informasi yang dihimpun Tagar, dalam kecelakaan ini, Adhy mengalami luka cukup serius, pergelangan kakinya patah karena terjatuh dari ketinggian. Ia juga sempat dilarikan ke rumah sakit untuk diberikan pertolongan medis. Tapi nahas, Adhy tidak tertolong dan dinyatakan meninggal dunia. []