Polisi Amankan 11 Pelaku Tawuran di Banda Aceh

Polisi mengamankan 11 orang yang diduga terlibat dalam tawuran malam Rabu, 15 Juli 2020 di Jembatan Lamnyong, Banda Aceh
polisi mengamankan 11 orang yang diduga terlibat dalam tawuran malam Rabu, 15 Juli 2020 di Jembatan Lamnyong, Banda Aceh, Aceh. (Foto: Tagar/Istimewa)

Banda Aceh - Personel Kepolisian Sektor Syiah Kuala, Kota Banda Aceh, Aceh melakukan pembubaran rencana tawuran di Lapangan Gelanggang, Kopelma Darussalam, kota setempat pada Kamis, 16 Juli 2020 dini hari. Hal ini dilakukan saat melakukan patroli rutin.

Setelah dilakukan pembubaran, polisi mengamankan 11 orang yang diduga terlibat dalam tawuran malam Rabu, 15 Juli 2020 di Jembatan Lamnyong, Banda Aceh. Dalam kesempatan itu, polisi menyita berbagai barang bukti, di antaranya senjata tajam, double stick, topeng serta kayu yang digunakan sebagai alat bantu dalam tawuran.

Kepala Kepolisian Sektor Syiah Kuala Ajun Komisaris Polisi Edi Saputra mengatakan, permasalahan yang terjadi ini pada awalnya sejak bulan April 2020. “Ini merupakan kejadian yang ke delapan kali dan terakhir tawuran malam Rabu kemarin," kata Edi, Jumat, 17 Juli 2020.

Ia mengatakan, tawuran pada Rabu, 15 Juli 2020 di jembatan Lamnyong melibatkan dua kelompok remaja saling menyerang dengan menggunakan benda tajam dan benda tumpul. Belakangan diketahui, kedua kelompok itu adalah Glemory Solidarity Xtraordinry (GSX) dan Anak Asrama Kota Alam (Askota). Keduanya memiliki permasalahan pribadi dengan sistem balas dendam menggunakan alat bantu benda tajam maupun benda tumpul.

“Kejadian ini terjadi pada awal bulan April hingga pertengahan Juli 2020 mencapai delapan kali, kami pun sudah melakukan upaya dengan cara membubarkan tawuran, namun tadi malam kembali terjadi dan berhasil kami amankan sebanyak 11 orang yang masih sangat muda usianya serta alat- alat bantu yang dipergunakan saat itu,” tutur dia.

Ini merupakan kejadian yang ke delapan kali dan terakhir tawuran malam Rabu kemarin.

Kata Edi, puncak kejadian menurut keterangan dari salah satu remaja yang diamankan oleh kepolisian mengatakan, salah seorang anggota kelompok GSX dipukuli oleh lawannya dari Askota sekitar jam 00.30 WIB dan juga melakukan pelemparan dengan botol air mineral di jembatan Beurawe.

"Sehingga ia menyelamatkan diri ke Pos Ronda Lampoh Ue Sektor Barat dan diamankan oleh polisi," kata Edi.

Kemudian, kata dia, piket Polsek Syiah Kuala bersama kapolsek membawa pelaku tawuran ke Polresta Banda Aceh untuk menghindari dari lawan tawurannya. Adapun para pelaku tawuran adalah DS, 18 tahun, warga Cot Raya Kuta Baro, FMA, 16 tahun, warga Krueng Cut.

Kemudian, BF, 16 tahun, warga Rukoh, MF, 20 tahun, warga Gampong Burong Ano, MR, 17 tahun, warga Jalan Lingkar Kampus Rukoh, FK, 16 tahun, warga Lambaro Angan, MP, 15 tahun, warga Meunasah Intan, FRA, 18 tahun, warga Meunasah Intan.

Lalu, MR, 17 tahun, warga Rukoh, IF, 16 tahun, warga Lampuuk Tungkop dan FM, 17 tahun, warga Tibang. Saat menjelang subuh, personel Polsek Syiah Kuala menyerahkan para pelaku tawuran ke Polresta Banda Aceh guna mencegah kejadian yang tidak di inginkan, dalam hal ini bentrok susulan dengan kelompok Askota,.

"Para pelaku tawuran saat diamankan di SatIntelkam Polresta Banda Aceh, piket Siaga dipimpin Kanit Kamneg Ipda Rachmad Mulyadi melakukan interogasi secara berantai guna mendapatkan keterangan awal mula kejadian hingga siang harinya diserahkan kepada keluarga masing-masing di ruangan Kamneg SatIntelkam," ujar dia. []

Berita terkait
Satu Pasien Covid-19 di Aceh Kembali Sembuh
Kasus Covid-19 di Aceh menjadi 140 orang, 66 orang sedang dalam perawatan medis, 66 orang sudah sembuh, dan 8 orang meninggal dunia.
Bahas Haji, Plt Gubernur Aceh Temui Dubes Arab Saudi
Bahas penambahan kuota untuk calon jemaah haji Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah, menemui Duta Besar Kerajaan Arab Saudi Esam Abid Althagafi.
Setengah Tahun, 3.001 Ibu Hamil di Aceh Tamiang
Dinas Kesehatan Aceh Tamiang mencatat jumlah ibu hamil dalam kurun waktu Januari hingga Juni 2020 sebanyak 3.001 orang.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja