Rembang - Biasanya pohon cemara untuk perayaan Natal berbahan plastik sintetis. Tapi di Gereja Katolik Santo Petrus Dan Paulus di Jalan Diponegoro, kawasan Pantura Rembang, pohon Natal dibuat dari kain batik.
Lebih unik, lembaran kain batik untuk pohon Natal dipilih batik motif daun dan berwarna hijau. Sehingga sepintas pohon Natal kreasi pengurus dan jemaat gereja tersebut mirip aslinya. Lengkap dengan pernak-pernik yang biasa dijumpai di pohon Natal pada umumnya.
"Pohon ini setinggi tiga meter yang terbuat dari kain batik," kata salah satu jemaat Gereja Santo Petrus Dan Paulus, Kristina Melati, Selasa, 14 Desember 2019.
Kristina Melati mengaku dengan membuat pohon Natal dari kain batik pihaknya ingin menonjolkan nuansa lokal khas Kabupaten Rembang. “Lasem terkenal dengan batik, jadi kami terinsipirasi untuk membuat pohon Natal dari kain batik," ujar dia.
Kalau tahun lalu kami buat pohon Natal dari botol bekas air mineral. Tahun ini beda lagi.
Untuk pembuatannya dibutuhkan waktu dua hari. Karena dalam proses pemasangan membutuhkan banyak peniti untuk menyambung kain batik. Dibutuhkan ketelitian dalam pengerjaan agar yang dihasilkan bisa menyerupai pohon Natal.
Pembuatan pohon Natal versi kain batik di gereja yang berlokasi sisi timur taman Kantor Bappeda Rembang ini diprakarsai Orang Muda Katolik (OMK) Rembang.
Pembimbing OMK Stefanus Hendri menjelaskan selain pohon Natal dari kain batik, pihaknya juga menyiapkan iringan musik gamelan dan pentas tari Kalimantan Barat saat misa Natal.
“Temanya tentang budaya Indonesia, makanya ada pula tari khas Kalimantan Barat, tari burung. Kami ada seni karawitan, seperangkat gamelan, untuk memeriahkan misa Natal yang akan dihadiri sekitar 1.000 jemaat," kata Hendri.
Ditambahkan, tiap perayaan Natal, OMK Rembang selalu mengusung tema yang beda. Tahun ini, umat Katolik lebih mencintai keberagaman budaya Indonesia. Jika tahun lalu lebih ke pemanfaatan limbah khususnya limbah plastik sebagai bentuk cinta lingkungan.
"Kalau tahun lalu kami buat pohon Natal dari botol bekas air mineral. Tahun ini beda lagi,“ tuturnya.
Terpisah, Kapolres Rembang AKBP Dolly A Primanto menyatakan anggota melakukan penjagaan selama 24 jam untuk gereja yang masuk skala prioritas. Di Kabupaten Rembang, ada 34 gereja, delapan di antaranya berada di kawasan perkotaan dan menjadi prioritas pengamanan.
“Anggota polisi di-back up TNI dan Satpol PP terus memantau kondisi gereja. Sejauh ini aman," ujar dia. []
Baca juga:
- Lima Legenda Cemara Menjadi Pohon Natal
- Kuliner Natal Khas Ambon Wajib Dicicipi
- Kisah Pak Yesus Merawat Toleransi di Malang