PM Inggris Liz Truss Meminta Maaf Atas Kesalahan Program Ekonomi

Komentar Truss itu disampaikan ketika Menteri Keuangan Inggris yang baru menolak rencana ekonomi pemerintah pada Senin, 17 Oktober 2022
Perdana Menteri Inggris, Liz Truss, menghadiri konferensi pers di ruangan briefing di Downing Street, London, pada 14 Oktober 2022. (Foto: voaindonesia.com/Pool via AP/Daniel Leal)

TAGAR.id, London, Inggris – Perdana Menteri (PM) Inggris, Liz Truss, Senin, 17 Oktober 2022, meminta maaf dan mengakui pemerintahnya telah "membuat kesalahan" setelah pengumuman langkah-langkah ekonomi dalam anggaran kecil bulan lalu membuat pasar keuangan bergejolak.

"Sekarang saya menyadari kami telah melakukan kesalahan. Saya minta maaf atas kesalahan itu, tetapi saya memperbaiki kesalahan tersebut. Saya telah menunjuk penasihat baru. Kita telah memulihkan stabilitas ekonomi dan disiplin fiskal," ujar Truss.

Komentar Truss itu disampaikan ketika Menteri Keuangan Inggris yang baru menolak rencana ekonomi pemerintah pada Senin, 17 Oktober 2022, dan secara dramatis membatalkan sebagian besar pemotongan pajak dan rencana anggaran yang diumumkan kurang dari sebulan yang lalu.

Gedung Bank of England di LondonGedung Bank of England (BoE) di London, INggris, menaikkan suku bunga menjadi 1,75 persen, 4 Agustus 2022. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Maja Smiejkowska)

Langkah tersebut menimbulkan makin banyak pertanyaan tentang berapa lama Truss dapat menjabat sebagai perdana menteri Inggris.

Menanggapi pertanyaan tentang masa depannya, perdana menteri itu mengatakan ingin memusatkan perhatian pada "pelayanan publik Inggris."

"Kita berada pada masa ekonomi yang sulit, pada masa internasional yang sulit dengan perang yang terjadi di Ukraina. Dan sekarang waktunya untuk fokus pada pelayanan," katanya.

Menteri Keuangan Jeremy Hunt mengatakan ia membatalkan "hampir semua" pemotongan pajak dan kebijakan energi andalan serta janji Truss - yang baru minggu lalu mengatakan- bahwa tidak akan ada pemangkasan anggaran publik.

Meskipun pembatalan kebijakan itu menenangkan pasar keuangan dan membantu memulihkan kredibilitas ekonomi pemerintah, namun semakin merusak otoritas perdana menteri yang dengan cepat ambruk dan memicu seruan agar ia mundur sebelum Partai Konservatif yang putus asa memaksanya keluar. (my/lt)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
PM Inggris Liz Truss Dipastikan Tetap Pegang Kendali Pemerintahan
PM Inggris, Liz Truss, pegang kendali pemerintahan meskipun harus mengubah kembali kebijakan ekonominya beberapa minggu setelah menjabat
0
NATO Memulai Latihan Nuklir di Tengah Ketegangan Perang Antara Rusia dan Ukraina
Empat belas dari 30 negara anggota NATO (North Atlantic Treaty Organization - Pakta Pertahanan Atlantik Utara) akan ikut serta dalam latihan itu