PKS Jual Ahok Demi Rebut Simpati Pendukung Ahok

Meski tersandung kasus pwnistaan agama, PKS dinilai tetap tertarik dengan kualitas kepemimpinan Ahok, lantaran kekosongan tokoh yang berkompeten di PKS.
Basuki Tjahaja Purnama/Ahok. (Foto: Instagram/@basukibtp)

Jakarta, (Tagar 17/7/2018) - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Ketua DPP-nya, Mardani Ali Sera menyebut siap menerima Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai kader partai jika terpidana kasus penodaan agama itu sudah bertobat.

Menanggapi itu, Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe mengatakan, langkah menerima Ahok sebagai kadernya merupakan cara PKS untuk mendapat simpatisan pendukung Ahok.

“Dalam politik selalu ada dinamika dan manuver, itu merupakan bagian dalam proses politik. Langkah PKS itu juga bisa dinilai sebagai manuver politik untuk mendapat simpati pendukung Ahok,” pungkas Maksimus kepada Tagar, Selasa (17/7).

Tidak hanya itu, menurut Maksimus, sikap tersebut diambil lantaran PKS ingin menjadikan Ahok sebagai marketing politiknya.

“Bisa saja (menjadikan Ahok) sebagai marketing politik PKS,” pungkas Maksimus.

Meski tersandung kasus penistaan agama,  Maksimus mengatakan, PKS tetap tertarik dengan kualitas kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta itu. Hal tersebut juga didasari kekosongan tokoh yang berkompeten di PKS.

Misalnya saja saat PKS mengajukan sembilan nama dari kadernya sebagai calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2019. Namun, nama-nama yang ditawarkan mendapat elektabilitas rendah dari berbagai survei.

“Iya, bisa saja PKS pilih Ahok karena kualitas kepemimpinan Ahok. Bisa jadi PKS juga tak memiliki tokoh atau kader yang kompeten sehingga kesulitan mencari orang yang tepat untuk diusung jadi Capres pun Cawapres,” paparnya.

PKS Mengekor Nama Ahok

Senada dengan Maksimus, Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati, mengatakan alasan PKS bersedia menerima Ahok lantaran PKS belum memiliki kader internal yang menonjol.

“Saya pikir dalam tubuh PKS, belum ada kader internal yang menonjol karena itu ingin merekrut Ahok,” paparnya saat dihubungi Tagar, Selasa (17/7).

Ia pun menilai, popularitas mantan Bupati Belitung Timur itu masih cukup tinggi yang akhirnya membuat PKS akan mengekor nama Ahok jika nanti Ahok menjadi kadernya.

“Daripada ‘menjual’, PKS lebih ‘mengekor’ nama Ahok,” jelas Wasisto


Kendati demikian, Wasisto menyampaikan adanya persyaratan bertobat yang diajukan kepada Ahok merupakan kesalahan besar bagi PKS. Pasalnya dengan mengatakan itu, PKS dinilai masih menjaga identitas politik Islam.


“Adanya persyaratan ‘bertobat’ ini bisa menjadi blunder bagi PKS karena masih menjaga identitas politik Islam, padahal partai ini berusaha untuk menjadi partai terbuka,” ujar Wasisto.


PKS AhokKetua Fraksi PKS Jazuli Juwaini dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. (Ilustrasi: Tagar/Gilang)


Terima Ahok Hanya Ide Pribadi

Pernyataan Mardani ini, tentu berbanding terbalik dengan sikap PKS sebelumnya. Partai ini bukan saja ikut menolak Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta, tetapi saat Ahok terjerat kasus penistaan agama PKS pun menjadi yang paling kencang mengusulkan Ahok dipenjara.

Tagar pun mencoba mengonfimasi kebenaran langkah yang diambil oleh PKS kepada Ketua Fraksinya, Jazuli Juwaini. Meski tak membantah, ia menyebut langkah tersebut hanya ide pribadi yang dimiliki Mardani.

“Kalau benar dia (Mardani) bilang begitu, itu hanya ide pribadi Mardani Ali Sera saja,” ucapnya saat diwawancarai Tagar, Selasa (17/7). (sas)

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.