Pilpres AS, Donald Trump Murka Merasa Dicurangi Tanpa Bukti

Donald Trump sebut dia dicurangi dalam perhitungan suara di Pilpres AS 3 November 2020 tapi tanpa bisa memberikan bukti
Petahana Presiden AS, Donald Trump (Foto: dw.com/id)

Jakarta – Petahana Pilpes AS, Presiden Donald Trump, murka pada hari Kamis, 5 November 2020, dan mengklaim bahwa ia mengatakan telah dicurangi dalam Pilpres AS tanpa bukti, ketika Joe Biden terus meraup banyak suara di seluruh negara bagian. "Mereka mencoba mencurangi pemilu," kata Donald Trump dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, dua hari setelah pemungutan suara ditutup.

Tanpa memberikan bukti dan tidak mengizinkan wartawan melontarkan pertanyaan, Trump menghabiskan hampir 17 menit membuat pernyataan yang menghasut tentang proses demokrasi di Negara Paman Sam itu. Sebuah pidato kemarahan yang belum pernah dilakukan seorang presiden AS sebelumnya.

Menurut Trump, Demokrat menggunakan "suara ilegal" untuk "mencurangi pemilu dari kami." "Kalau dihitung suara sah, saya mudah menang," ujarnya. "Mereka mencoba mencurangi pilpres. Dan kita tidak bisa membiarkan itu terjadi," tambahnya.

Di luar retorika tersebut, keluhan Trump secara khusus menargetkandugaan kecurangan pada sejumlah besar surat suara yang dikirim melalui pos, dibandingkan pemungutan suara yang dilakukan secara langsung. Pergeseran besar pemungutan suara yang dilakukan melalui pos tahun ini mencerminkan keinginan para pemilih untuk menghindari risiko paparan Covid-19 di tempat pemungutan suara (TPS).

hasil pilpresHasil perhitungan suara Pilpres AS tanggal 7 November 2020 pukul 03.42 AM waktu WIB (Foto: dw.com/id)

Namun, karena Trump kerap kali menyangkal bahaya virus corona dan mengatakan kepada pendukungnya untuk tidak memberikan suara melalui pos, sehingga tidak banyak massa pro Republik yang memanfaatkan opsi tersebut.

1. Kemarahan Trump Dinilai "Berbahaya dan Salah"

Beberapa stasiun televisi utama AS memotong siaran langsung konferensi pers Trump dan ini mengisyaratkan tanda-tanda keretakan dalam dukungan terhadap Partai Republik.

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Will Hurd, bahkan menyebut seruan Trump untuk menghentikan penghitungan suara sebagai "tindakan berbahaya dan salah", dengan mengatakan "kemarahan itu merusak fondasi dasar yang dibangun bangsa ini."

Grup media milik Rupert Murdoch tampaknya berubah haluan, melalui New York Post-nya menyebut tuduhan penipuan Trump "tidak berdasar" dan Fox News menolak tekanan Partai Republik untuk membatalkan proyeksi bahwa Trump akan kehilangan Arizona, sebuah negara bagian yang penting bagi peluang kemenangannya.

Tudingan Trump dilontarkan ketika sejumlah negara bagian yang masih belum selesai penghitungan suaranya menunjukkan Joe Biden berpotensi untuk meraih kemenangan.

joe biden capresJoe Biden, Capres AS dari Demokrat kembali nyatakan keyakinannya akan memenangkan Pemilu AS (Foto: dw.com/id)

Biden hanya membutuhkan satu atau paling banyak dua negara bagian untuk mengamankan mayoritas suara dan selanjutnya melanggeng ke Gedung Putih. Sementara Trump, membutuhkan kombinasi kemenangan (yang semakin tidak mungkin) di banyak negara bagian untuk tetap berkuasa.

Biden, yang berjanji mengembalikan stabilitas negara yang telah dirusak oleh kekuasaan Trump selama empat tahun, mengimbau "orang-orang untuk tetap tenang."

"Kami yakin ketika penghitungan selesai,saya dan Senator (Kamala) Harris akan dinyatakan sebagai pemenang," katanya kepada wartawan di Wilmington, kampung halamannya.

"Prosesnya berhasil," tambahnya. "Perhitungannya selesai. Dan kita akan segera tahu."

2. Mendekati Hasil Akhir

Di Georgia, negara bagian yang umumnya mendukung Republik, Trump unggul tipis dari Biden dengan kurang dari 1.900 suara. Sementara jika Biden mengantongi banyak suara di Arizona dan Nevada, dia sangat berpotensi merebut kursi kepresidenan.

Joe Biden, calon presiden dari Partai Demokrat itu saat ini memiliki 253 dari 538 suara pemilihan electoral college dari 50 negara bagian. Jumlah itu bertambah menjadi 264 dengan dimasukkannya suara dari Arizona, berdasarkan laporan dari Fox News dan Associated Press, meski organisasi besar lainnya tidak mengungkapkan data yang sama.

Jika Biden mengambil alih Pennsylvania, dia akan mendapat 20 suara elektoral tambahan. Jika skenario tersebut terjadi, maka Biden akan langsung mendapat 270 suara elektoral seperti yang disyaratkan untuk meraih kemenangan mutlak [ha/gtp (AFP)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Kalah Pilpres Donald Trump Lancarkan Serangan ke Jalur Hukum
Upaya Presiden Trump untuk terpilih kembali dalam bahaya sehingga dia lancarkan serangan yang dapat sebabkan pertempuran hukum yang berlarut-larut
Pilpres Amerika Serikat Demokrasi Tak Langsung dan Misoginis
Hari ini, 3 November 2020, rakyat Amerika Serikat akan memilih kandidat presiden antara Trump atau Biden yang sebenarnya bukan pemilihan langsung
Donald Trump Picu Skenario Kiamat di Pilpres Amerika Serikat
Skrenario kiamat yang ditakutkan di Pilpres Amerika Serikat mulai terwujud ketika Trump tertinggal dari Biden dengan memperkeruh penghitungan suara
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu