Pilihan Putin Jika Barat Tak Penuhi Tuntutan Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan dia akan mempertimbangkan berbagai pilihan jika pihak Barat gagal memenuhi tuntutan Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, berbicara kepada wartawan dalam sebuah kesempatan di Moskow, Rusia, 23 Desember 2021 (Foto: voaindonesia.com - AFP/Natalia Kolesnikova)

Jakarta – Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan dia akan mempertimbangkan berbagai pilihan jika pihak Barat gagal memenuhi tuntutan Rusia untuk memberi jaminan keamanan, di tengah meningkatnya ketegangan terkait pengerahan pasukan Rusia secara besar-besaran di wilayah perbatasan antara Rusia dan Ukraina.

Rusia pada awal bulan ini menyerahkan rancangan dokumen keamanan yang menuntut diakhirinya ekspansi NATO ke arah timur, dan kerjasama militer dengan negara-negara seperti Ukraina dan Georgia.

Berbicara dalam konferensi pers tahunan pekan lalu, Putin mendesak Barat untuk memenuhi tuntutan tersebut dan mencabut daftar panjang keluhan tentang Ukraina dan NATO.

Ia memperingatkan bahwa Rusia akan mengambil tindakan yang memadai jika Barat melanjutkan pola “agresif” di “ambang rumah kita.”

Ketika diminta untuk merinci apa tanggapan Rusia, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pemerintah Rusia pada 26 Desember lalu, Putin mengatakan “hal itu bisa beragam” dan menambahkan “hal ini akan tergantung pada proposal apa yang diajukan pakar militer kami pada saya.” Ia tidak merinci lebih jauh mengenai hal tersebut.

Beberapa pejabat Amerika Serikat (AS) telah mengatakan secara terbuka bahwa mereka bersedia melangsungkan pembicaraan membahas tuntutan Rusia itu. Namun secara pribadi, pejabat-pejabat di Washington DC dan di tempat lain mengatakan sebagian tuntutan itu tidak dapat dipenuhi, tidak mungkin atau secara fundamental bertentangan dengan nilai-nilai Barat.

Bagaimana pun juga Amerika dan sekutu-sekutunya telah sepakat untuk melangsungkan pembicaraan keamanan dengan Rusia bulan depan guna membahas keprihatinan tersebut.

putin kunjungi pameran senjataPresiden Rusia, Vladimir Putin (kiri), dan Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengunjungi pameran militer di Moskow, Rusia, 21 Desember 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

1. NATO Setujui Pertemuan

Pada 25 Desember lalu seorang pejabat NATO mengatakan bahwa Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg telah memutuskan untuk mengadakan pertemuan Dewan NATO-Rusia pada 12 Januari, dan bahwa aliansi tersebut telah melakukan kontak dengan Rusia mengenai masalah itu.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan proposal itu masih dalam pertimbangan, dengan format dan waktu yang masih perlu diklarifikasi.

Pertemuan Dewan NATO-Rusia ini diperkirakan akan menjadi yang pertama dalam 2,5 tahun terakhir.

Ukraina dan negara-negara yang didukung oleh pihak Barat menuduh Rusia telah mengerahkan sekitar 100.000 personil tentara di dekat perbatasan Ukraina, dalam apa yang disebut sebagai kemungkinan awal dari sebuah invasi. Amerika dan Uni Eropa telah mengancam akan mengambil konsekuensi yang keras jika terjadi eskalasi militer Rusia.

Rusia membantah bahwa pihaknya berniat melancarkan invasi. Rusia telah secara ilegal menganeksasi Semenanjung Krimea di Ukraina pada Maret 2014. Rusia juga memberi dukungan pada kelompok-kelompok separatis yang memerangi pasukan pemerintah Ukraina di bagian timur negara itu dalam konflik yang sejak April 2014 telah menewaskan lebih dari 13.200 orang.

tentara rusiaTentara Rusia saat latihan militer (Foto: dw.com/id)

2. Kementerian Pertahanan Rusia: Latihan Militer Dilangsungkan di Banyak Lokasi

Kementerian Pertahanan Rusia pada 25 Desember 2021 mengumumkan bahwa lebih dari 10.000 personil tentara telah menyelesaikan latihan militer selama satu bulan di dekat wilayah perbatasan dengan Ukraina, dan mereka yang terlibat telah kembali ke pangkalan militer permanen mereka.

Kementerian menambahkan latihan Pasukan Distrik Militer Selatan juga telah berlangsung di kawasan selatan Rusia, seperti di Rostov dan Krasnodar, dan juga di Stravropol, Astrakhan dan North Caucasus.

Sesi latihan tempur juga dilangsungkan dengan Armenia – yang merupakan sekutu Rusia – juga dengan bagian Krimea yang dicaplok Rusia dari Ukraina, dan kawasan pecahan Georgia yaitu Abkhazia dan Ossetia Selatan (em/jm)/voaindonesia.com/VOA. []

Sanksi Keras Uni Eropa Terhadap Rusia Jika Invasi Ukraina

Rusia Akan 'Tanggung Akibatnya' Jika Invasi Ukraina

Konsekuensi Serius Jika Rusia Serang Ukraina

Barat Bertekad Dukung Ukraina Hadapi Ancaman Rusia

Berita terkait
Presiden Putin Sebut Tidak Ingin Konflik dengan Ukraina
Dalam konferensi pers tahunannya di Moskow, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan tidak ingin berkonflik dengan Ukraina
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.