Petugas Pemakaman Spanyol Mogok Lantaran Jenazah Bertambah

Petugas pemakaman di Spanyol mogok kerja untuk menuntut penambahan staf karena jumlah kematian akibat pandemi virus corona bertambah
Spanyol, seperti negara lain di Eropa, mengalami peningkatan kasus virus corona (Foto: bbc.com/indonesia/EPA)

Madrid - Para petugas pemakaman di Spanyol melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut penambahan staf karena jumlah kematian akibat pandemi virus corona (Covid-19) terus bertambah yang membuat mereka kewalahan.

Serikat pekerja mengatakan penambahan tenaga kerja dibutuhkan untuk mencegah terjadinya penundaan penguburan jenazah seperti yang terjadi pada gelombang pertama pandemi pada Maret 2020.

Eropa saat ini sedang bergelut dengan gelombang kedua menyusul jumlah kasus dan kematian yang terus meningkat akibat virus corona. Sejumlah negara memberlakukan langkah-langkah baru seperti jam malam dan karantina wilayah sebagai upaya untuk menurunkan angka penularan. Pada Sabtu, 31 Oktober 2020, Austria dan Portugal menjadi negara yang paling buncit mengumumkan aturan pembatasan yang baru.

1. Aksi Mogok Bertepatan pada Hari Semua Orang Kudus

Para pekerja di rumah duka seluruh Spanyol mengambil bagian dalam mogok kerja pada Minggu, 1 November 2020. Aksi mogok ini bertepatan pada Hari Semua Orang Kudus, saat keluarga berziarah ke makam para kerabat yang sudah meninggal.

Salah satu rumah duka di Madrid mengatakan kepada kantor berita AFP, bahwa dibutuhkan 15-20 pekerja untuk menangani lonjakan kematian. Pada Jumat, 30 Oktober 2020, menteri kesehatan mengkonfirmasi kematian 239 karena virus corona.

Pada Maret 2020, penguburan jenazah mengalami penundaan sekitar seminggu dan kremasi dilakukan di kota-kota yang jauhnya ratusan mil, karena rumah duka berjuang untuk memenuhi banyaknya permintaan.

Berdasarkan data Universitas Johns Hopkins, Spanyol mencatat lebih dari 1,1 juta kasus positif Covid-19 dan 35.800 jumlah kematian sejak wabah terjadi.

menkes italiaMenteri kesehatan Italia mengatakan peningkatan tingkat infeksi "menakutkan" (Foto: bbc.com/indonesia/EPA)

Sedangkan di Prancis, Menteri Dalam Negeri, Gérald Darmani, telah bereaksi keras menyusul laporan sekelompok pelajar di sekolah kepolisian nasional Nimes, mengadakan pesta pora akhir minggu lalu. Dia menggambarkan laporan tersebut sebagai "tak dapat diterima". "Jika ini terkonfirmasi, maka para pelajar yang bertangugng jawab tidak akan layak menggunakan seragam dan akan dikeluarkan," katanya.

Berita terakhir dari Prancis dilaporkan terdapat 46.290 kasus dalam 24 jam, makin tinggi dari hari sebelumnya yaitu 35,641 kasus. Lainnya, 231 orang meninggal pada periode yang sama, sehingga totoalnya menjadi 37.019.

2. Penutupan Bioskop, Kolam Renang, teater, dan Pusat Kebugaran

Italia sedang mempercepat persiapan untuk sebuah pengetatan lebih lanjut tentang aturan pembatasan di negaranya. Pada Sabtu, 31 Oktober 2020, dilaporkan 31.758 kasus positif, dalam hitungan harian.

Menteri Kesehatan Italia, Roberto Speranza, memperingatkan bahwa karantina wilayah menjadi satu-satunya cara untuk menghentikan bangsal rumah sakit menjadi lebih penuh dengan pasien virus corona.

Dalam sebuah wawancara dengan koran Corriere della Sera, Speranza mengatakan tingkat kurva penularan naik "mengerikan". Pembatasan sudah dilakukan di sejumlah negara seperti penutupan bioskop, kolam renang, teater, dan pusat kebugaran.

Bar, restoran, dan cafe harus berhenti memberikan pelayanan pada pukul 18:00. Namun pertokoan dan sebagian besar bisnis masih tetap beroperasi.

agamawan montenegroPelayat mencium tangan pemimpin agama Montenegro, meskipun dia meninggal dengan Covid-19 (Foto: bbc.com/indonesia/EPA)

Di Montenegro, ribuan orang menghadiri pemakanan tokoh agama terkemuka, Uskup Agung Amfilohije Radovic, yang meninggal karena virus corona pada Jumat, 30 Oktober 2020, pada usia 82 tahun.

3. Pelayat Sentuh dan Cium Kening Jenazah

Meskipun ada saran doktor untuk melarang melayat, namun parade pembukaan peti mati di kerumunan di katedral Ortodoks Serbia di ibu kota Podgorica tetap berlangsung. Sejumlah pelayat bahkan menyentuh atau menciup kening dan tangan jenazah. Mereka khawatir bahwa proses pemakaman ini akan membuat tingkat infeksi di negara -sudah tertinggi di Eropa- bahwa terburuk.

Slowakia telah menguji hampir setengah populasi penduduknya setelah mengumumkan sebuah rencana untuk melakukan tes Covid-19 pada seluruh warga yang berusia di atas 10 tahun.

Infeksi telah melonjak di Slovakia dan para pejabat berpendapat satunya jalan alternatif adalah melakukan karantina wilayah total.

Menteri Pertahanan Slowakia, Jaroslav Nad, mengkonfirmasi bahwa 2,58 juta orang menjalani tes pada Sabtu kemarin. Di antara mereka 25.850 menununjukkan hasil positif, dan harus menjalani karantina.

slowakiaLebih dari 2,58 juta warga Slovakia telah jalani tes virus corona (Foto: bbc.com/indonesia/EPA)

Kebijakan pembatasan baru, mulai berlaku di Jerman, Senin, 2 November 2020. Tingkat infeksi harian telah mencapai rekor tertinggi dalam seminggu terakhir. Pada Sabtu, 31 Oktober 2020, negara ini mencatat lebih dari 20.000 kasus.

Dengan kebijakan baru ini, teater, bioskop, kolam renang, dan baru harus ditutup. Namun, sekolah dan pertokoan tetap dibuka. Berbicara di parlemen awal pekan ini, Kanselir Jerman Angela Merkel memperingatkan adanya musim dingin yang panjang dan keras ke depan (bbc.com/indonesia). []

Berita terkait
Spanyol Susul Italia dan AS di Puncak Pandemi Corona
Setelah Amerika Serikat dan Italia menembus angka 100.000 kasus positif Covid-19 kini Spanyol pun menyusul setelah tembus angka 100.000
Spanyol Catat Angka Kematian Harian Corona Terendah
Spanyol menjadi salah satu negara yang paling parah terkena pandemi virus corona Covid-19.
Istri PM Spanyol, Begona Gomez, Positif Corona
Begona Gomez, istri Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, positif mengidap virus corona (Covid-19), dikabarkan dalam kondisi baik bersama suami
0
Ini Panduan untuk Pelaksanaan Salat Iduladha dan Kurban 1443 Hijriah
Panduan bagi masyarakat selenggarakan salat Hari Raya Iduladha dengan memperhatikan protokol kesehatan dan melaksanakan ibadah kurban