Pesan Sultan Soal Izin Pendirian Hotel di Yogyakarta

Gubernur DIY Sri Sultan HB X meminta kepada bupati dan wali kota selektif memberikan izin pendirian hotel di wilayahnya masing-masing.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X saat meninjau JPO Ambaramarga yang berada di ruas Jalan Adisutjipto, Yogyakarta, Selasa, 19 November 2019. (Foto : Tagar/Ratih Keswara)

Yogyakarta - Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X meminta agar para bupati dan wali kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakata (DIY) lebih selektif dalam memberikan izin pendirian hotel di wilayahnya masing-masing. Sri Sultan menginginkan iklim investasi yang tetap aman dan menguntungkan terjadi di DIY.

Raja Keraton Yogyakarta ini mengatakan saat ini okupansi hotel di Yogyakarta pada hari biasa hanya 50-55 persen saja. "Harapan saya kepada bupati/walikota, hati-hati memberikan izin membangun hotel. Bagaimana pun hotel-hotel di Jogja itu, di luar hari libur dan weekend, baru kira-kira antara 50-55 persen saja yang bisa memenuhi target mereka. Jadi, hati-hati (beri izin)," katanya saat menghadiri Grand Opening JPO Ambaramarga dan Grand Ambarrukmo Hotel di Yogyakarta, Selasa, 19 November 2019.

Sultan HB X mengatakan investasi hotel di DIY masih memiliki kemungkinan meraih keuntungan yang tidak banyak. Dalam konteks investasi, hal ini bisa menimbulkan masalah tersendiri.

Itu akan rugi semua, jadi hati-hati.

Pria bernama lahir Herjuno Darpito ini mengatakan pada Maret 2020 nanti Yogyakarta International Airport di Kulon Progo sudah bisa diresmikan. Namun hal itu tidak serta merta membuat pariwisata di DIY meningkat luar biasa. Dipastikan butuh waktu satu sampai tiga tahun untuk pariwisata DIY tumbuh berkembang.

“Untuk investasi, tidak berarti begitu airport dibuka, bisa terjadi pembangunan hotel yang luar biasa. Itu akan rugi semua, jadi hati-hati. Pemerintah daerah harus ikut mencermati, jangan sampai mengizinkan pembangunan hotel hanya untuk merugi,” kata Ngarsa Dalem, sapaan lain Sri Sultan HB X.

Ngarsa Dalem menginginkan investasi di DIY tidak hanya aman, tapi juga menguntungkan. Jika investasi yang ada hanya untuk merugi, Sri Sultan memilih untuk tidak membolehkan investasi.

Lebih lanjut Sultan HB X mengatakan keberadaan jembatan penyeberangan orang (JPO) Ambaramarga diharapkan mampu membangun rasa disiplin warga masyarakat. Masyarakat diharapkan bisa menggunakan fasilitas yang telah disediakan ini sebagaimana mestinya. Adanya JPO Ambaramarga diharapkan mampu mengurangi angka kecelakaan.

"Dengan disediakan JPO ini, biar pun harus naik turun, kita harus membangun diri kita untuk displin dan tertib. Jangan lagi menyeberang di jalan seperti sebelum JPO ada,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun mengatakan JPO ini akan memberikan banyak manfaat dan kemudahan bagi para pejalan kaki dan meminimalisir kecelakaan. Karena itu ia berharap JPO Ambaramarga ini bisa dijaga bersama.

“Harapannya JPO ini dapat digunakan sebaik-baiknya, dapat dipelihara dan dijaga kebersihannya juga, agar dapat bertahan kurun waktu yang lama,” imbuhnya. []

Baca Juga: 

Berita terkait
Sri Sultan Hamengku Buwono X Raih Doktor Honoris Causa
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X menerima gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Sri Sultan, Penolakan Pembangunan Gereja Tidak Dibenarkan
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, mengatakan penolakan pembangunan Gereja di Sedayu Karena Kearifan Lokal, tidak dibenarkan.
Larangan Sultan Yogyakarta Tak Digubris Pengundang UAS
Pihak pengundang Felix Siauw, Bachtiar Nasir, UAS, tetap menggelar acara di Masjid Gede Kauman, walaupun Sultan Yogyakarta tidak mengizinkan.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.