Pertumbuhan Kuartal II 2020 Modal Penting Hadapi Tekanan Eksternal

Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 di level 5,44 persen yoy.
Pertumbuhan Kuartal II 2020 Modal Penting Hadapi Tekanan Eksternal. (Foto: Tagar/DPR RI)

TAGAR.id, Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 di level 5,44 persen (year on year/yoy). 

Sehingga, lanjut Said, selama 1 semester di tahun 2022 ini pertumbuhan ekonomi akumulatif Indonesia mencapai 5,23 persen. Menurutnya, hal itu terlihat daru sektor industri yang mulai bangkit paska pandemi yang tumbuh 4 persen (yoy).

Naiknya berbagai harga komoditas, lanjut Said, mendorong pertumbuhan sektor pertambangan yang tumbuh 4 persen (yoy), pada sektor transportasi dan pergudangan yang tumbuh 21,27 persen (yoy) dan pada sektor perdagangan, hotel, restoran, listrik dan gas semuanya tumbuh fantastis hingga 9 persenan (yoy).


Saya yakin dengan kedisiplinan semua pihak, khususnya pemerintah dalam menjaga disiplin keuangan sebagaimana rencana anggaran yang tertuang pada APBN 2022.


“Sektor-sektor ini kembali bergerak kembali karena keberhasilan kita mengendalikan pandemi Covid-19. Sehingga mobilitas masyarakat pulih seperti sebelum pandemi. Tekanan eksternal yang sejak perang Ukraina dan Rusia pecah pada akhir Februari 2022 terlihat masih terkelola dan termitigasi dengan baik oleh pemerintah,” ungkap Said melalui rilisnya belum lama ini.

Meskipun sedikit ada kenaikan inflasi, yakni di level 4,4 persen, namun lanjut Said, hal tersebut masih terkendali. 

“Inflasi dan pandemi yang sama sama terkendali membuat tingkat permintaan yang bertumpu pada konsumsi domestik, yakni pada rumah tangga tumbuh sangat baik di level 5,5 persen (yoy),” jelasnya.

Masih kata politisi PDI- Perjuangan itu, investasi juga menunjukkan prestasi yang menggembirakan ditengah kencenderungan investor memlih jalan konservatif, menempatkan investasi mereka di asset haven. 

Pertumbuhan konsumsi barang modal mencapai 3,07 persen (yoy). Selain itu kenaikan harga komoditas ekspor telah mendorong permintaan keluar lebih baik. Ekspor kita tumbuh 19,74 persen (yoy).

“Konsumsi rumah tangga, investasi dan ekspor yang tumbuh sangat baik telah menjadi lokomotif permintaan (demand) ke berbagai lapangan usaha. Capaian kita di Kuartal II 2022 ini modal sangat baik menghadapi situasi ke depan yang tampaknya masih akan menghadapi tingginya harga komoditas. Saya berharap ada beberapa hal yang perlu terus menjadi fokus perhatian kita ke depan,” jelas Said.

Di antaranya, mengupayakan semaksimal mungkin inflasi dan pandemi Covid-19 terkendali. 

“Memang harganya tidak murah, ongkos APBN 2022 sangat besar untuk menjaga daya beli rumah tangga, khususnya pada sektor makanan, dan transportasi sebagai core inflasi. Namun sejak awal APBN kita rancang sebagai shock absorber menghadapi tekanan eksternal, dan ancaman laten pandemi,” katanya.

Kemudian, Said mengingatkan pemerintah agar waspada dan membuat pembaharuan kalkukasi pada APBN 2022 bila gejala kenaikan suku bunga dan harga energi terus berlanjut. 

Selanjutnya, sebagai negara importir minyak bumi, pemerintah perlu terus mengambil langkah penting untuk pengadaan impor minyak bumi. 

“Sumber dan mekanisme pengadaan harus diawasi betul oleh aparat penegak hukum. Jangan sampai momentum ini menjadi alat perburuan rente,” kata Anggota Komisi XI DPR RI tersebut.

Kemudian, masih kata Said, pemerintah perlu terus memastikan pelaksanaan dilapangan terkait pelaksanaan subsidi BBM, listrik dan LPG. 

Langkah-langkah penyempurnaan kebijakan subsidi energi perlu terus diperbaiki tanpa menunda nunda waktu ditengah kemendesakkan agar subidi tepat waktu dan sasaran.

Said juga meminta para kepala daerah dan seluruh tim pengendali inflasi daerah terus waspada. Giatkan operasi pasar di daerahnya masing masing. 

“Kebijakan ini untuk mengantisipasi berbagai praktik curang berupa penimbunan berbagai barang komoditas yang menjadi hajat hidup orang banyak,” kata Said.

Terkahir, mengenai kenaikan angka Covid-19 di beberapa wilayah, khususnya DKI Jakarta, menurut Said pemerintah memberlakukan kebijakan PPKM level 1 di semua daerah. Langkah kewaspadaan tinggi oleh Satgas Covid-19 perlu terus dilakukan. 

Pasalnya, adanya tantangan kemungkinan semakin abainya warga atas serangan virus Corona karena telah merasa mendapatkan suntikan vaksin booster. Kenaikan Covid-19 di saat yang sama Indonesia menghadapi tekanan eksternal akan membuat APBN kita lebih berisiko.

“Saya yakin dengan kedisiplinan semua pihak, khususnya pemerintah dalam menjaga disiplin keuangan sebagaimana rencana anggaran yang tertuang pada APBN 2022 yang dijabarkan lebih lanjut melalui Perpres Nomor 98 tahun 2022 kita dapat menerukan prestasi pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun mencapai level 5 persenan,” tutup legislator daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur XI itu. []

Berita terkait
Pemerintah Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Tahun 2022 di Atas Inflasi
Pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2022 masih akan berada sedikit di atas 5 persen
ADB Naikkan Prakiraan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Revisi prakiraan pertumbuhan dalam ADO Supplement selaras dengan naiknya proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara, diproyeksikan menjadi 5,0 persen
KWT: IKN Nusantara Jadi Gairah Pertumbuhan UMKM Kukar
Hal ini seperti yang diutarakan oleh Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kecamatan Tenggarong, Atih Hayati.
0
Pertumbuhan Kuartal II 2020 Modal Penting Hadapi Tekanan Eksternal
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah mengapresiasi capaian pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 di level 5,44 persen yoy.