Persik Kediri Beri 3 Usulan kepada PSSI

Persik Kediri mengajukan 3 usulan kepada PSSI terkait kelanjutan Liga 1 2020 di tengah pandemi Covid-19. Salah satu usulan terkait subsidi klub.
Persik Kediri mengajukan 3 usulan kepada PSSI terkait kelanjutan Liga 1 2020 di tengah pandemi Covid-19. Salah satu usulan terkait subsidi klub. Tim Persik kembali menjalani latihan setelah libur karena pandemi. (Foto: Tagar/Fendhi Lesmana)

Jakarta - Persik Kediri mengusulkan agar subsidi klub peserta Liga 1 dinaikkan. Ini merupakan salah satu dari 3 usulan Persik selain relaksasi pajak kepada PSSI dalam rapat virtual pada Selasa, 2 Juni 2020. 

PSSI melakukan pertemuan jarak jauh dengan para peserta liga membahas kelanjutan kompetisi di tengah pandemi Covid-19. Beragam usulan terkait kompetisi musim 2020 ini bermunculan. Sebagian klub mengusulkan liga ditiadakan sama sekali. Sedangkan ada yang berharap tetap dilanjutkan. 

Namun ada yang mengambil jalan tengah. Kompetisi dihentikan tetapi digantikan dengan home tournament. Apalagi, kondisi daerah terkait Covid-19 berbeda-beda. 

Padahal, Presiden Jokowi memberikan atensi besar pada sepak bola Indonesia. Dengan kondisi seperti ini, kami mengalami kesulitan bila relaksasi pajak tidak diberikan

Persik konsisten dengan usulan yang bersifat jalan tengah, kompetisi berhenti dan digulirkan turnamen nonresmi. Usulan itu juga disampaikan PSIS Semarang.

Selain mendukung rancangan itu, Persik mengajukan 3 usulan. Presiden klub Hakim Bafagih mengusulkan agar subsidi atau hak komersial klub dinaikkan menjadi Rp 1,2 miliar-Rp 1,5 miliar. Sebelumnya, subsidi yang diusulkan sebesar Rp 800 juta untuk sekali pencairan.

Mengenai usulan tersebut, Hakim sudah melakukan perhitungan. Menurut dia kapasitas stadion di Indonesia rata-rata 25.700 tempat duduk. Jika terisi setengah dengan harga tiket normal sebesar Rp 50 ribu, maka diperoleh angka Rp 9,6 miliar. 

"Jika dibagikan dalam 8 bulan, maka angkanya menjadi Rp 1,2 miliar. Itu hitungan kami," kata Hakim di Kediri, Rabu, 3 Juni 2020.

Hakim juga berharap ada relaksasi pajak. Di masa pandemi Covid-19, kata Hakim, pemerintah sudah memberikan relaksasi pajak kepada seluruh industri. Tetapi, khusus industri sepak bola, relaksasi belum diberikan. 

"Kami berharap PSSI bisa mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Ini terkait dengan kebijakan relaksasi pajak bagi pelatih dan pemain. Pajaknya 20 persen dan bisa lebih. Ini akan menjadi beban besar bagi klub," ujar dia.

"Padahal, Presiden Jokowi memberikan atensi besar pada sepak bola Indonesia. Dengan kondisi seperti ini, kami mengalami kesulitan bila relaksasi pajak tidak diberikan," kata dia menegaskan.

Hakim juga berharap klub bisa melakukan renegosiasi kontrak pemain dan pelatih. Ini menjadi usulan ketiga Persik yang memang krusial. Menurut Hakim, pemain sudah menerima nilai kontrak sebesar 40 persen. 

"Sisanya sebesar 60 persen perlu negosiasi kembali. Itu wajar dilakukan. Seluruh sektor industri juga melakukan hal yang sama," tutur Hakim.

Kompetisi Dipusatkan di Jawa

Meski mendukung langkah dihentikannya kompetisi dan digantikan dengan turnamen, namun Hakim juga tak keberatan bila kompetisi tetap digulirkan. Hanya ada syarat yang diajukan oleh juara Liga 2 2019 ini. 

Persik mendukung lanjutan kompetisi dipusatkan di Jawa dan tanpa degradasi. Namun yang menjadi pertimbangan bagaimana dengan akomodasi klub dari luar Jawa.

"Bagaimana dengan klub-klub dari luar Jawa. Apakah penginapan mereka ditanggung atau tidak. Kalau bagi kami atau klub di Jawa tidak masalah," ujarnya.

Baca juga: 

Nasib Liga 1, PSIS Semarang Serahkan ke PSSI

Persiraja Banda Aceh Berharap Liga 1 Dilanjutkan

Bila kompetisi dilanjutkan atau digantikan dengan turnamen, klub akan menghadapi problem pemain asing. Banyak di antara mereka yang sudah pulang ke negaranya dan tidak bisa kembali ke Indonesia. 

"Beberapa pemain asing kami tidak diizinkan negaranya untuk datang ke Indonesia sebelum pandemi berakhir," kata Hakim sembari meminta PSSI memberikan perlindungan hukum agar tidak jadi persoalan antara klub, pemain dan pelatih.

Selama pandemi, kompetisi terpaksa dihentikan. Saat itu, Liga 1 baru menyelesaikan 3 pertandingan. Setelah selesai libur pada 29 Mei 2020, PSSI belum memutuskan apakah liga dilanjutkan atau berhenti. Semua alternatif dan usulan yang diterima federasi masih dalam pembahasan. []

Berita terkait
Persik Lelang Jersey Kiper Bantu Perangi Covid-19
Persik Kediri memerangi pandemi Covid-19 dengan melelang jersey. Persik mengawalinya dengan melelang jersey kiper Fajar Setya Jaya.
Antisipasi Corona, Persik Batal Latihan di Luar Kota
Persik Kediri batal menggelar pemusatan latihan di Trenggalek, saat libur kompetisi. Adanya wabah virus corona membuat rencana itu dibatalkan.
Kelanjutan Liga 1 dan 2, Pemerintah Jadi Acuan PSSI
Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 belum pasti dilanjutkan atau ditiadakan. PSSI tetap mengacu pada kebijakan pemerintah terkait status darurat bencana.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.