Persiapan dan Anggaran Pemkab Bantul Tangani Bencana Alam

Pemkab Bantul menyiapkan anggaran Rp 50 miliar lebih untuk penanganan potensi bencana dampak fenomena La Nina. Apel kesiapsiagaan sudah digelar.
Pjs Bupati Bantul Budi Wibowo saat meninjau kegiatan apel gelar pasukan menghadapi bencana di mapolres setempat. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Bantul - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul menyiapkan sekitar Rp 50 miliar dari pos Belanja Tak Terduga (BTT) dalam menghadapi ancaman bencana alam musim hujan atau hidrometeorologi. BTT Bantul 2020 awalnya Rp 129 miliar namun sudah digunakan untuk penanganan pagebluk Rp 88 miliar.

Pjs Bupati, Budi Wibowo mengatakan, anggaran BTT masih memiliki sisa sebanyak Rp 44 miliar. Pemkab Bantul mendapat tambahan dari pemerintah pusat sebanyak Rp 9 miliar. "Dana yang ada sekitar Rp 50 miliar tersebut akan digunakan untuk mengantisipasi penganggulangan bencana, karena penyelamatan jiwa manusia itu paling penting,” katanya usai memimpin apel Gelar Pasukan Menghadapi Bencana Alam di Halaman Mapolres Bantul, Senin 9 November 2020.

Baca Juga:

Kabupaten berjuluk Projotamansari ini pada akhir tahun ini diprediksi berisiko tinggi dampak fenomena La Nina di samudera Hindia. Hal ini berdasarkan prediksi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di mana La Nia dapat mengakibatkan terjadinya curah hujan sekitar 20 - 40 persen lebih tinggi dari biasanya.

Apel Siaga BantulKegiatan apel gelar pasukan menghadapi bencana di Mapolres Bantul. (Foto: Tagar/Faya Lusaka Aulia)

Akibat dari adanya fenomena La Nina dapat mengakibatkan beberapa bencana seperti, banjir, tanah longsor, angin puting beliung, angin kencang, pohon tumbang dan gelombang tinggi pantai selatan.

Dana yang ada sekitar Rp 50 miliar tersebut akan digunakan untuk mengantisipasi penganggulangan bencana.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Dwi Daryanto mengatakan, selain menghadapi risiko fenomena alam La Nina yang cukup tinggi, pemkab saat ini juga masih melakukan penanganan penyebaran Covid-19 serta menghadapi potensi erupsi Merapi. "Puncak terjadinya curah hujan tinggi akibat fenomena La Nina ini diperkirakan akan terjadi mulai November hingga awal Februari 2021," ungkapnya.

Pemkab Bantul berkoordinasi bersama seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan camat untuk memetakan titik rawan bencana di masing-masing wilayah. Selain itu pemkab juga menjalin sinergitas dan kesiapsiagaan Polres dan Kodim.

Baca Juga:

Sementara itu, Kapolres Bantul Ajun Komisaris Besar Polisi Wachyu Tri Budi Sulistyono mengatakan, menghadapi risiko bencana hidrometeorologi, pihaknya menyiapkan 250 personel termasuk polsek jajaran. Selain itu, beberapa fasilitas telah dipersiapkan seperti mobil patroli keliling kepolisian.

Mobil patroli masing-masing telah dibekali dengan gergaji mesin pemotong pohon. Selain itu tersedia pula dua perahu karet dan ada jetski. []

Berita terkait
Polres Kulon Progo Siapkan 400 Personel Tangani Kebencanaan
Kulon Progo menggelar apel siaga penanganan bencana. Seluruh elemen Bumi Binangun siap menghadapinya.
Talut Longsor Terjang Rumah Warga di Bantul
Hujan deras yang mengguyur Bantul dan sekitarnya membuat talut longsor menimbun rumah warga. Tidak ada korban jiwa, kerugian materi Rp 10 juta.
Daftar Desa di Sekitar Merapi yang Rawan Terdampak Erupsi
Ada 12 desa di empat kabupaten di DIY dan Jawa Tengah yang rawan terdampak erupsi Gunung Merapi.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.