Untuk Indonesia

Perlukah Pendidikan Militer di Sekolah?

Kenapa gaya remaja sekarang ini begitu kurang ajar? - Ulasan Denny Siregar
Ilustrasi - Pendidikan Militer. (Foto: Istimewa)

Oleh: Denny Siregar*

Baru-baru ini kita dihebohkan oleh video viral seorang remaja 20 tahun bernama Adi Saputra, yang membanting motornya di depan polisi.

Kemudian ada lagi video viral siswa SMP yang merokok di kelas dan menantang gurunya karena ditegur.

Kedua remaja itu akhirnya menerima hukumannya. Si Adi Saputra akhirnya ditangkap dan dipenjara, sedangkan siswa SMP itu akhirnya minta maaf sesudah pihak sekolah bertindak.

Menakjubkan melihat ketenangan polisi dan guru SMP honorer di Gresik melihat ulah remaja yang kurang ajar di hadapan mereka. Mereka tidak emosi, atau malah memukul si remaja karena tidak mampu menahan tangannya.

Baca juga Viral Dua Video: Murid Cekik Guru, Murid Minta Maaf

Yang memprihatinkan, kenapa gaya remaja sekarang ini begitu kurang ajar?

Tahun 80-90an jarang sekali terdengar seorang siswa begitu kurang ajarnya sampai merokok di kelas saat pelajaran apalagi sampai menantang dan mencengkeram kerah baju gurunya. Guru begitu berkuasa dalam menghukum siswa dalam bentuk setrap di depan kelas atau bahkan dijemur di lapangan. Wibawa guru tetap terjaga bahkan sampai sekarang dihormati oleh mantan siswanya.

Ke mana adab dan akhlak kepada orangtua atau bahkan pengajar sekolah sekarang ini?

Era internet memang banyak mempengaruhi perilaku remaja sekarang. Mereka belajar banyak di sana. Ada yang mampu menyerapnya dengan positif, tetapi banyak juga yang malah mendapat ekses negatif.

Baca juga Video Viral: Ditilang Polisi, Pemuda Ini Rusak Motornya Sendiri

Tahun 2017, Mendikbud dan TNI memperkenalkan program "Tentara Masuk Sekolah". Program ini bertujuan sebagai penguatan karakter dan pembinaan bela negara. Hanya saja program ini masih terbatas pada program ekstrakurikuler seperti paskibra, baris berbaris dan sebagainya.

Seharusnya program penguatan karakter dan bela negara ini menjadi program wajib di sekolah baik negeri maupun swasta dan tidak terbatas pada kegiatan ekstrakurikuler saja. Semua siswa SMP dan SMA wajib mengikuti konsep ini dibina oleh tentara yang sebelumnya sudah mendapat pelatihan cara membangun mental remaja.

Di sana selain diajarkan cinta pada NKRI yang terpenting adalah bagaimana seharusnya menghormati orangtua terutama para pengajar. Kita sudah kehilangan "rasa" itu sejak awal karena permasalahan mental remaja yang labil selalu dibiarkan. Akhirnya yang tumbuh ya seperti si Adi Saputra itu dan remaja Gresik yang malah merasa gagah sudah melakukan pelanggaran di sekolah.

Meskipun infrastruktur kita keren gila-gilaan, tetapi jika mental manusianya seperti kampret yang tidurnya terbalik semalaman, ya akan sia-sia. Pembentukan mental dan karakter sudah seharusnya menjadi program utama selain pendidikan formal dalam bentuk pelajaran.

Negara lain malah ada wajib militernya segala, supaya bisa mencegah busuknya mental bangsa di masa depan. Apakah di kita juga perlu ada?

Mari kita seruput kopi sambil berpikir bersama....

*Denny Siregar penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi

Berita terkait