Perjuangkan Hak Perempuan Aceh, Idaryani Racik Strategi Apik

Berkat pengalaman dan kepiawaiannya, Ida berhasil mengantarkan Mawardi Nurdin dan Illiza Saaduddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh pada 2007.
Idaryani saat wawancara bersama Tagar News di salah satu Caffe, Banda Aceh. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh, (Tagar 17/1/2019) - Sebagai seorang wanita dan ibu rumah tangga, tidak menghalangi langkah Idaryani berkiprah di dunia politik.

Aktif dalam dunia politik sejak tahun 1994, wanita kelahiran 5 Mei 1975 ini piawai dalam meracik strategi. Loyalitas terhadap partai tidak perlu diragukan lagi.

Berkat pengalaman dan kepiawaiannya, Ida berhasil mengantarkan Mawardi Nurdin dan Illiza Saaduddin sebagai Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banda Aceh pada 2007 silam. Pada tahun 2017, Idaryani muncul sebagai sosok suksesor pemenangan Irwandi Yusuf-Nova Iriansyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh.

"Saya mulai terjun ke dunia politik sejak tahun 1994 sejak saya masih mahasiswa, saya sudah aktif diorganisasi-organisasi kampus, saat di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), saya dibidang mengatur strategi, jadi saya tidak pernah menjadi ketua, lebih suka mengatur strategi untuk pemenangan dan itu terpacu sekali pada saat saya kuliah," kata Idaryani kepada Tagar News di salah satu caffe Banda Aceh.

Idaryani setelah usai kuliah S1 ekonomi, kembali melanjutkan ke jenjang S2, meski fokus ke akademisi ibu tiga anak ini tidak pernah meninggalkan ilmu organisasi yang telah lama dimiliki.

"Tapi disaat saya di akademisi saya aktif sebagai aktivis perempuan, itu mulai terpacu kembali masuk dalam ranah politik setelah saya menyelesaikan s2 saya tahun 2005, tahun itu juga saya diajak untuk bergabung di partai Demokrat," ujarnya.

Ia mau memilih partai Demokrat, sebab menurutnya prestasi kedepan sangat membaik, belum lagi para elit politik tersebut sangat menginspirasi bagi Idaryani.

"Saya melihat prospek kedepannya akan baik. Pada saat itu saya hanya sebagai kader sekitar satu setengah tahun," ungkapnya.

Pada tahun 2007, Idaryani mulai dipercayakan sebagai ketua pemenangan di kota Banda Aceh. Dan hasil kemenangan pertama saya saat itu pada tahun yang sama saat Mawardy Nurdin (almarhum) dan Illiza  Sa'aduddin Djamal saat memenangi walikota Banda Aceh.

"Salah satu strategi perempuan yang sangat bagus saat itu ialah saya di antara lima laki-laki yang lain, karena saat itu saya harus pulang pukul dua malam atau pun pagi bagi saya tidak masalah, sebab keluarga sangat mendukung saya," katanya.

Kemudian pada tahun 2012, Idaryani kembali dipercayakan, bukan sebagai tim pemenangan, namun sebagai salah satu calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota (DPRK) dapil 2 kuta alam dari Partai Demokrat.

"Jadi yang sebelumnya saya hanya sebagai andalan stategi pemenangan, dan kali ini saya dipercayakan untuk nyaleg," timpalnya.

"Saya gagal saat itu, dan posisi politiknya fokus pada incumbent, jadi saya tidak berkecil hati saat itu," ceritanya.

Meski gagal, kegigihan Idaryani dalam memperjuangkan hak-hak perempuan tidak berhenti sampai disitu. Setelah bersaing di DPC, kemudian berkiprah di DPD dan masuk dalam pengurus harian.

"Berada di DPD dan saya tidak menyangka ditempatkan dipengurus harian sebab ya karena saya perempuan, saya berfikir pasti tidak ditempatkan di posisi yang bagus dan mustahil bagi saya," tutur Idaryani.

Idaryani melanjutkan, dipercayakan sebagai wakil Sekretaris Partai Demokrat DPS Aceh dirinya kembali menjadi tim pemenangan Irwandi-Nova. Memenangi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh saat ini.

"Saya salah satu jurkam keliling Aceh dalam pemenangannya," katanya.

IdaryaniMenjadi moderator dalam talkshow peran perempuan dalam prmbangunan ekonomi dan pendidikan ug diselenggarakan oleh mahasiswa UIN Ar raniry. (Foto: Dokumen Pribadi/Tagar/Fahzian Aldevan)

Perjuangkan Hak Perempuan di Senayan

Berkat ketekunan dan kegigihannya, Idaryani kembali dipercayakan untuk maju sebagai Calon Legislatif DPRI Dapil I melalui Partai Demokrat dengan nomor urut 6.

"Awalnya saya tidak mau nyaleg, sebab saya lebih fokus dalam strategi pemenangan sebab itu sudah saya lakukan sejak menjadi mahasiswa dulunya," jelasnya.

Sebelum Idaryani mencalonkan diri, ia terlebih dahulu menjadi tim asistensi Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah.

"Saya caleg sebenarnya berkat dukungan dan dorongan partai dan kawan- kawan beserta petinggi-petinggi partai. Dan itu yang membuat saya semangat," katanya.

Berikut wawancara langsung Tagar News bersama Idaryani.

1. Apa Hambatan Anda Ketika Mencalonkan Diri Sebagai Calon Legislatif?

"Kalau hambatan Internal tidak ada sebab di DPRI khusus dapil satu dan dua itu kan sama-sama saling bersinergi dan mendukung,"

"Hambatan Eksternal yang sering saya hadapi saat blusukan ke daerah-daerah yang mengatakan perempuan tidak layak berpolitik. Perempuan itu tidak bisa menjadi pemimpin jadi itu yang menjadi tantangan saya apalagi itu banyak saya temukan diperdesaan bukan diperkotaan,"

2. Bagaimana Cara Anda Mendapatkan Simpati?

"Ia saya punya trik untuk mengambil simpati masyarakat dengan cara pendekatan bahwa sebenarnya saya bukan pemimpin, tapi wakil ibu-ibu, nah kalau ibu-ibu tidak punya wakil itu bagaimana caranya mau keluh kesahkan bagaimana perempuan dan anak, enak ngak ngomong dengan laki-laki. Susah komunikasi dengan laki-laki,"

"Jadi stategi itu yang saya pakai, kualahan saya sebenarnya perempuan itu tidak bisa mengambil keputusan sendiri banyak yang tanyai  keputusan kepada suami,"

"Kemudian saya juga peduli dengan perempuan, kalau kita tidak banyak berbuat maka kita tidak dikenal oleh masyarakat,"

3. Apa Program Kerja Anda?

"Saya sudah turun kelapangan, program yang saya kenalnya khusus untuk anak ialah beasiswa untuk anak diluar beasiswa yang diploudkan oleh pemerintah, karena sianak ini cerdas akan melahirkan generasi yang cerdas, karena seorang cerdas itu diukur pendidikannya Kemudian yang kedua ialah kesehatan kalau saya nanti terlipih sebagai dpri saya akan menambahkan anggaran 20 persen lagi agar anak-anak kita nantinya tidak miskin Kemudian untuk kesehatan, sekarang lima persen yang diberikan oleh pemerintah Indonesia, nah jangan lima persen tambah, infastruktur kurangi, tapi alokasikan untuk pendidikan dan kesehatan,"

“masyarakat membutuhkan itu, itu menyangkut hajat hidup orang banyak,"

4. Jika Tidak Terelasikan Program Tersebut Apa Langkah Anda?

"Kalau itu tidak terealisasi didalam rapat DPRI untuk mengajukan anggaran itu, jujur berarti saya tidak bisa menjadi wakil rakyat, dan saya yang pasti akan berusaha keras agar anggaran itu segera terealisasikan.

Kemudian jika tidak berhasil berarti orang-orang besar itu tidak memikirkan masa depan anak dan masa depan perempuan karena kan perempuan menjadi manajer keluarga , dan ini harus kita lakukan. Apapun caranya saya akan lakukan untuk kepentingan masyarakat,"

IdaryaniIdaryani bersama keluarganya. (FOTO: Dokumen Pribadi/Tagar/Fahzian Aldevan)

5. Bagaimana Anda Membagi Waktu dengan Keluarga?

"Jadi seorang ibu itu bukanlah banyaknya bertemu dengan anak, tapi kualitas bukan kuantitas, saat saya bertemu dengan anak di rumah saya menghabiskan waktu dengan meraka, karena kesibukan banyak yang berfikir saya tidak masak, tapi dirumah saya masak, saya selalu mengurus anak, jadi harus ada keseimbangan antara keluarga dan karir politik tapi paling tidak harus diimbangi oleh suami. Suami itu jangan egois, jadi Alhamdulillah, suami saya sangat pengertian,"

"Jadi kalau tidak seimbang suami dengan istri, yakin istri tidak akan sukses,"

6. Apa yang Pertama Kali Dikatakan Suami Saat Pertama Kali Anda Menjadi Caleg?

"Dia suruh, malah 100 persen suami saya yang mendukung, jadi masalah dukungan, suami sayalah yang berdiri didepan memberikan semangat kepada saya, termasuk ikut berkampanye,"

7. Siapa Tokoh Pahlawan Perempuan Anda?

"Cut Nyak Dhien dan Keumalahayati, karena keduanya memiliki taktik perang jadi saya pingin seperti mereka yang dikenal kuat, pemberani, dan membela negeranya dengan tulus, jadi keduanya  perempuan itu saya terinsiprasi, apalagi kedua makam mereka sudah saya kunjungi,"

8. Menurut Anda Bagaimana Perempuan Seutuhnya?

"Perempuan seutuhnya ini bisa mengimbangi antara rumah dengan diluar jadi jangan hanya berguna untuk keluarga saja tapi tidak berguna untuk orang lain. Jadi kita harus berguna untuk orang lain. Makanya saya selalu berikan pemahaman pendidikan politik kepada perempuan, bahwa perempuan  itu tidak harus bermain politik praktis, jadi seimbanglah apalagi kalau didukung oleh suami,"

9. Gambarkan Diri Anda dalam Satu Kalimat?

"Biasanya kawan-kawan mengatakan saya cerdas, tegas, disiplin, pantang menyerah itu prinsip kawan-kawan ke saya,"

Riwayat Hidup

Nama                      :  Idaryani.
Calon Legislatif      : Dapil I DPRI nomor urut 6 (Partai Demokrat)
Kelahiran                : 5 Mei 1975 di Lhouseumawe
Memiliki 3 anak     :

1. Muhammad munar mukhsin
2. Muhammad Fathir mukhsin
3. Muhammad Nazhirul Asrafi Mukhsin

Nama suami: Mukhsin,  ST
Alamat Banda Aceh

Pengalaman organisasi

Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Aceh
Ketua RPPA
Wakil ketua 1 KPPI Aceh
Wakil ketua 1 PDRI Aceh
Kabid Organisasi DPP IKAWAPI
Kabid Organisasi BKMT Aceh
Wakil Sekretaris PPTI Aceh
Ketua Rumah Perempuan Politik Aceh (RPPA) (sekarang)

Jenjang Pendidikan

SI Ekonomi Unsyiah
S2 Ilmu Ekonomi Unsyiah tamat tahun 2005
S3 Ekonomi (sedang studi)


Berita terkait
0
Komisi VIII DPR Optimis Sentra Kemensos Jadi Multilayanan yang Bisa Penuhi Kebutuhan Masyarakat
Anggota Komisi VIII optimis, transformasi fungsi Sentra Kemensos menjadi multilayanan akan semakin meningkatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat.