Perempuan, Kejujuran, Korupsi, Hanya Empat Persen Menjawab ‘Ya’

Kejujuran dimaksud bukan kejujuran definisi kejujuran, tetapi bagaimana kejujuran dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pimpinan KPK Basaria Panjaitan memberikan paparan saat diskusi bertajuk "Peran Perempuan Indonesia Sebagai Ibu Bangsa Sejati Dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Jaya" di Yogyakarta, Jumat (14/9/2018). Acara yang membahas peran perempuan dalam melawan korupsi tersebut merupakan rangkaian Sidang Umum ke-35 International Council of Women (ICW) dan Temu Nasional 1.000 Organisasi Perempuan Indonesia. (Foto: Ant/Hendra Nurdiyansyah)

Yogyakarta, (Tagar 16/9/2018) – KPK pernah melakukan survei kepada para ibu dengan sampel dari seluruh Indonesia dengan pertanyaan utama, “Apakah anak-anak diajarkan tentang kejujuran di dalam keluarga?” Hasilnya, hanya empat persen yang menjawab "ya".

Hal itu diungkapkan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irjen (Pol) Basaria Panjaitan pada Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan di Yogyakarta, Jumat (14/9).

Kejujuran yang dimaksud bukan kejujuran definisi kejujuran, tetapi lebih kepada bagaimana kejujuran tersebut dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Mengambil hak orang lain untuk kepentingan pribadi seperti menyerobot antrean merupakan contoh praktik ketidakjujuran yang dapat memicu perilaku koruptif di kemudian hari. Karena itu, perempuan sebagai ibu harus menjelaskan bahwa tindakan itu merugikan orang lain meskipun terlihat sepele.

"Lalu yang 96 persen itu bagaimana? Hasilnya seperti yang kita lihat sekarang, korupsi ada di mana-mana, gratifikasi dan suap masih banyak ditemukan dari seseorang lahir hingga mati," kata Basaria merujuk hasil survei KPK tersebut.

Padahal, kata Basaria, “Perempuan memiliki potensi untuk mencegah korupsi sejak dini melalui pendidikan dan pengasuhan anak-anak.”

Kenyataannya, seperti yang disebutkan Basaria, peran perempuan dan ibu dalam upaya pemberantasan tindak korupsi masih minim. Menyikapi kondisi parah ini, KPK mengajak kaum perempuan untuk menjadi agen "Saya Perempuan Anti-korupsi" (SPAK).

Saat ini anggota SPAK baru mencapai sekitar 1.500 perempuan, masih jauh dari harapan.

Ajakan itu juga disampaikan Basaria kepada para perempuan yang menghadiri Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan di Yogyakarta yang digelar oleh Kongres Wanita Indonesia (Kowani) untuk menandai 90 tahun perjuangan perempuan di Indonesia.

"Jika seluruh 62 juta anggota Kowani bergerak untuk memberantas korupsi, kalau ada kemauan, tahun depan korupsi bisa kita eliminasi," kata Basaria.

KPK, menurut dia, melihat perempuan sebagai suatu kekuatan, karena dari 250 juta penduduk Indonesia, sebanyak 127 juta atau hampir 50 persennya adalah perempuan.

"Jika kita lihat ada 62 juta perempuan anggota Kowani di 34 provinsi, organisasi ini bisa menjadi pemeran utama untuk membasmi korupsi," kata dia.

Kemampuan perempuan dalam pemberantasan korupsi sudah terbukti di salah satu daerah di Indonesia. Basaria mencontohkan gerakan "Meja tanpa Laci" yang dilakukan para perempuan polisi di Kepolisian Resor Panakukkang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sebelumnya, telah menjadi rahasia umum bahwa di setiap meja di polres tersebut terdapat laci yang menjadi tempat menyelipkan amplop berisi uang gratifikasi maupun suap saat memberikan suatu layanan kepada masyarakat.

"Ini hanya salah satu contoh bahwa perempuan adalah kekuatan dan inisiator untuk mencegah dan memberantas praktik korupsi," kata Basaria.

Perempuan harusnya dapat menolak dengan tegas jika suami mendapatkan uang yang tidak jelas asalnya. Apalagi perempuan masa kini bukan lagi sebagai "kanca wingking" bagi suami, yang tidak memiliki hak suara dalam keluarga seperti yang banyak dialami perempuan pada masa lalu.

Mengingat lumayan parahnya tingkat korupsi di Indonesia, mari kaum perempuan jadilah agen SPAK untuk menjadikan keluarga yang antikorupsi dan pada akhirnya Indonesia yang bersih dari praktik korupsi.

Dengan demikian, ke depan tidak ada lagi kepala daerah atau anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang dicocok KPK akibat tindak korupsi. []

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.