Perempuan Afghanistan Tuntut Keterlibatan di Kabinet

Sekitar 30 perempuan Afghanistan menggelar aksi protes di luar kantor gubernur Provinsi Herat, di wilayah barat negara itu, 3 September 2021
Aksi protes perempuan Afghanistan di Kabul, menuntut hak di bawah kekuasaan Taliban, 3 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Wali Sabawoon)

Kabul – Sekitar 30 perempuan Afghanistan menggelar aksi protes di luar kantor gubernur Provinsi Herat, di wilayah barat negara itu, Jumat, 3 September 2021. Mereka mendesak para pemimpin baru negara itu untuk melibatkan perempuan ke dalam kabinet mereka.

Sementara kelompok Taliban mencegah para demonstran menemui gubernur, mereka tidak membubarkan demonstrasi itu.

Apa yang diserukan para demonstran dalam aksi mereka umumnya menuntut hak perempuan untuk bekerja dan mendapatkan pendidikan. Mereka juga menyerukan agar para pemimpin baru menciptakan perdamaian dan keamanan.

aksi protes perempuan kabulAksi protes perempuan Afghanistan menuntut hak-hak mereka di bawah pemerintahan Taliban di Kabul, Afghanistan, Jumat, 3 September 2021 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Para pemimpin Taliban telah berusaha untuk menampilkan citra yang lebih moderat dalam beberapa bulan terakhir, termasuk mengatakan perempuan dan anak perempuan akan dapat bersekolah dan bekerja sesuai dengan hukum Islam.

Mereka juga mengatakan warga Afghanistan akan diizinkan bepergian dengan bebas, tetapi banyak yang meragukan mereka.

Banyak pengamat mengatakan, perlakuan Taliban terhadap perempuan dan media adalah petunjuk kunci bagaimana Taliban akan memerintah Afghanistan. Kelompok itu telah mengadakan konferensi pers dan mengizinkan media untuk beroperasi, tetapi ada laporan-laporan yang menyebutkan bahwa Taliban menarget beberapa wartawan domestik.

Para pejabat Taliban juga telah mengeluarkan arahan yang tidak menyenangkan agar media tidak menyampaikan pemberitaan yang bertentangan dengan hukum Islam atau merugikan kepentingan nasional.

perempuan protes tuntut hak di kabulAksi protes perempuan Afghanistan menuntut hak di bawah kekuasaan Taliban di Kabul, 3 September 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Wali Sabawoon)

Jaringan TV swasta paling populer di Afghanistan telah secara sukarela mengganti opera-opera sabun dan acara-acara musik Turki yang tergolong progresif dengan program-program yang lebih lunak. Namun, sejumlah stasiun berita independen Afghanistan tetap menampilkan presenter perempuan mereka dan menguji batas kebebasan pers di bawah Taliban.

Ketika memerintah Afghanistan antara 1996 dan 2001, Taliban memaksakan interpretasi Islam yang keras, melarang perempuan bersekolah, mengucilkan perempuan dari kehidupan publik, dan secara brutal menekan perbedaan pendapat (ab/uh)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Perempuan Afghanistan yang Ditembak Suami Bicara di Kanada

10 Juta Anak-anak di Afghanistan Berisiko Alami Kelaparan

Wartawan Perempuan di Afghanistan Ditembak Mati

Polisi Pakistan Tangkap Ulama Karena Ancam Bunuh Malala

Berita terkait
Amerika Bantah Menelantarkan Anjing di Bandara Kabul
Pentagon bantah bahwa personel militer Amerika Serikat (AS) meninggalkan beberapa ekor anjing mereka di Bandara Kabul