Perdamaian Jakmania dan Bobotoh Temui Jalan Buntu

Upaya perdamaian sudah dilakukan kedua belah pihak, namun belum menemui titik terang.
Hingga saat ini upaya perseteruan antara suporter sepakbola The Jak Mania dengan Bobotoh, masih terus berlanjut dan belum ada titik terang antara keduanya. (Foto: Line Today)

Jakarta, (Tagar 24/9/2018) - Rentetan kisah perseteruan pendukung sepakbola antara suporter Persija Jakarta (The Jakmania) dan Persib Bandung (Bobotoh) sampai saat ini tidak menemukan titik temu. Tercatat ada beberapa kasus perseteruan di antara keduanya, yang berujung kematian pada kedua belah pihak suporter.

Korban Jiwa

Korban-korban Tewas Antar SuporterData korban yang meninggal dunia antara suporter Jakmania dan Bobotoh. (Infografis: Tagar/N Yaqin)

Tercatat sejak 2012 hingga 2018, ada tujuh korban jiwa baik itu dari Jakmania maupun dari pihak Bobotoh.

Kasus pertama terjadi pada 27 Mei 2012, tiga suporter Persib Bandung atau yang biasa kenal dengan Bobotoh tewas usai laga Persija kontra Persib, di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta. Ketiga korban yang meninggal dunia, yaitu Rangga Cipta Nugraha (22), Lazuardi (29), dan Dani Maulana (17). Para korban tewas dikeroyok oleh oknum Jakmania di luar Stadion GBK.

Gilang (24) korban jiwa dari Jakmania yang tewas akibat jatuh dari kendaraan. Korban tewas saat perjalanan pulang usai menyaksikan laga Persija Jakarta melawan Persib Bandung di Stadion Manahan, Solo pada 6 November 2016. Sementara Harun Al Rasyid Lestaluhu alias Ambon (30), tewas dikeroyok oknum suporter Persib. Korban tewas di tol Palimanan, Cirebon dalam perjalanan pulang sehabis menyaksikan pertandingan Persija kontra Persib di Solo tersebut.

Berikutnya, Ricko Andrian Maulana (22), menjadi korban pengeroyokan salah sasaran oleh oknum Bobotoh. Peristiwa ini terjadi saat pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Bandung Lautan Api (GBLA), Gedebage, Bandung. Korban tiga hari kemudian tewas di Rumah Sakit Santo Yusuf, Bandung, 27 Juli 2017.

Selanjutnya, kasus yang terbaru, Haringga Sirilla (23), tewas dikeroyok oknum suporter Persib Bandung di area parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Minggu (23/9/2018).

Upaya Perdamaian

Upaya PerdamaianAksi perdamaian The Jakmania dan Bobotoh di Taman Sri Baduga, Purwakarta, pada 30 Juli 2017. (Foto: pikiran-rakyat)

Upaya perdamaian sudah dilakukan kedua belah pihak, namun masih belum menemui titik terang. Aksi yang digelar di Taman Sri Baduga Purwakarta, pada 30 Juli 2017, adalah salah satu upaya yang dilakukan suporter Persib dan Persija. Hal ini dilakukan sebagai tanda perdamaian antara dua suporter yang sudah bersitegang sejak lama.

Ketum Jakmania Ferry Indra Syarief menyampaikan bahwa proses perdamaian antara Jakmania dan Bobotoh butuh waktu yang panjang, proses bertahap yang pada akhirnya akan tercipta perdamaian secara menyeluruh.

"Perdamaian itu perlahan-lahan efeknya, tidak akan cepat. Di mana-mana, di berbagai kota, terjadi pertemuan antara The Jak dan Viking. Saya sebetulnya tidak berharap terjadi dengan cepat, karena sesuatu yang instan biasanya kurang bagus," ujar Ferry kepada para awak media dalam konferensi pers di Pusat Media Kemenpora, pada 1 Agustus 2017.

"Namun bukan berarti saya tidak menghargai upaya teman-teman yang lain untuk ke arah sana. Tapi sekali lagi, biarkan kami yang lebih paham karakter suporter masing-masing untuk menjalani ini secara perlahan. Bukan berarti sekarang teriak damai lalu besok saling berkunjung, saya rasa tidak bisa seperti itu," tambahnya.

Awal Perseteruan

Tidak diketahui secara pasti kapan tepatnya rivalitas antara kedua suporter itu terjadi. Namun seperti yang dilansir laman bola.com, perseteruan keduanya berawal pada tahun 2000-an. Saat itu sedang bergulir Liga Indonesia VI, The Jak yang kala itu sedang bertandang ke Stadion Siliwangi, Bandung, mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari Bobotoh. Bobotoh beralasan, mereka pernah mendapatkan perlakuan serupa dari suporter Jakmania ketika bertandang ke kandang Persija Jakarta.

Puncak api dendam antara Jak Mania dan Bobotoh terus berlanjut, hingga pada suatu kesempatan dalam acara Kuis Siapa Berani yang berlangsung di stasiun tv swasta. Acaranya ketika itu mengangkat tema edisi khusus suporter sepakbola Indonesia, menghadirkan beberapa perwakilan suporter untuk bertanding dalam acara tersebut. The Jak (Persija Jakarta), Viking (Persib Bandung), Pasoepati (Persis Solo), Aremania (Arema Malang), dan ASI (Asosiasi Suporter Indonesia). Viking berhasil keluar menjadi juara setelah mengalahkan The Jak.

Kekalahan tersebut membuat suporter Persija berang. Ketua The Jak Mania Ferry Indra Syarif diduga memukul Ali, salah satu suporter Persib Bandung yang menjadi pemenang kuis.

Kejadian tersebut terjadi di kantin Indosiar, saat sedang berlangsungnya pemberian hadiah. Sontak saja pemukulan itu memicu keributan yang luas, meskipun pada akhirnya dapat diredam. []






Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.