Perdagangan Narkotika di Afganistan, dari Heroin ke Sabu

Pecandu narkoba di Afganistan sekarang banyak beralih dari heroin ke sabu karena harganya yang lebih murah, namun sama bahayanya.
Pecandu narkoba di Afganistan sekarang banyak beralih dari heroin ke sabu karena harganya yang lebih murah, namun sama bahayanya. (Foto: Tagar|Getty Images|Pecandu Narkoba di Afganistan).

Jakarta - Di bawah jembatan yang sibuk di Kabul, Afganistan, di antara bau tak sedap tumpukan sampah dan aliran air kotor, disinilah komunitas pria tunawisma pecandu narkoba tinggal. "Itu bukan tempat bagi manusia. Bahkan tidak cocok untuk seekor anjing," kata Khudadad, yang berusia 48 tahun.

Khudadad telah kecanduan heroin dan metamfetamin - yang dikenal sebagai sabu - selama lima tahun terakhir. Heroin telah lama menjadi masalah sosial di Kabul. Namun sekarang para pecandu banyak yang beralih ke sabu, jenis narkoba yang lebih murah dari heroin tapi sama berbahayanya.

Para penyelundup narkoba sebelumnya mengekstrak efedrin dari obat-obatan impor yang mahal.

Khudadad menceritakan bagaiamana ia juga beralih dari mengkonsumsi barang terlarang heroin ke sabu. "Waktu pertama kali saya mencoba, sabu belum terlalu dikenal. Namun beberapa tahun terakhir ini semakin banyak yang mulai meminumnya," tuturnya seperti diberitakan dari BBC News, Selasa, 24 November 2020.

Sebuah laporan terbaru yang dirilis pada Selasa memperingatkan bahwa Afghanistan menjadi penghasil metamfetamin global yang signifikan. Ladang opium di negara ini menjadi sumber mayoritas heroin dunia.

Pusat Pemantauan Eropa untuk Narkoba dan Kecanduan Narkoba (EMCDDA), memperingatkan bahwa sabu bisa berkembang menjadi industri narkoba yang sama besarnya dengan heroin. Lonjakan penggunaan sabu ini hasil dari penemuan para pengedar narkoba. Tanaman yang biasa ditemukan tumbuh liar di beberapa bagian Afghanistan, ephedra, dapat menjadi bahan racikan sabu: efedrin.

Heroin dan SabuLaboratorium obat-obatan di Afghanistan sekarang memproduksi sabu dari tanaman yang biasa ditemukan di alam liar. (Foto: Tagar|Getty Images|Heroin dan Sabu)

"Penemuan tanaman liar di pegunungan yang bisa menghasilkan metamfetamin membuat sabu berkembang pesat," kata dokter David Mansfield, pakar industri obat-obatan Afghanistan dan penulis utama laporan tersebut.

Mansfield menambahkan para penyelundup narkoba sebelumnya mengekstrak efedrin dari obat-obatan impor yang mahal. Namun, sekarang mereka dapat menggunakan alternatif yang jauh lebih murah dengan "bahan kimia sederhana".

Tanaman ephedra juga dipakai untuk meracik sabu di beberapa negara, namun skalanya tidak sebesar di Afganistan. Menggunakan citra satelit, serta wawancara dengan produsen obat Afghanistan, Mansfield dan tim peneliti telah memetakan lebih dari 300 laboratorium efedrin yang dicurigai hanya di satu distrik di Afghanistan barat, Bakwa.

Daerah tersebut menjadi pusat perdagangan sabu di Afganistan. Mansfield juga mulai mengidentifikasi laboratorium di tempat lain. Para peneliti dapat mengidentifikasi gambar laboratorium efedrin melalui sejumlah besar air limbah dan tanaman efedra kering yang tersisa dari proses dan dibuang di luar gedung.

Kelompok Taliban menguasi industri heroin di Afganistan. Kelompok ini memperoleh lebih dari US$ 4 juta setahun dalam bisnis haram tersebut hanya dari distrik Bakwa saja, tergantung pada jumlah efedrin dan metamfetamin yang diproduksi. Kelompok tersebut mengumpulkan pajak atas berbagai macam industri di wilayah yang berada di bawah kendalinhya, termasuk kepada pengedar narkoba. Namun mereka menyangkal ada kaitannya dengan perdagangan narkoba. []

Berita terkait
Wanita Afganistan Tembakan AK47 Lindungi Keluarga
Ketika rumahnya diserang pasukan Taliban, remaja Afganistan berusia 15 tahun itu mengambil AK-47 dan memberondongnya.
KDRT di Afganistan, Zarka: Hidung Saya Pulih Lagi
Zarka, wanita berusia 28 tahun menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, hidungnya disayat pisau oleh suaminya.
Dokter Jepang Tewas Dalam Serangan di Afganistan
Tesu Nakamura, seorang dokter dan pekerja sosial di Afganistan tewas dalam serangan yang terjadi pada Rabu waktu setempat.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.