Perbedaan Investasi Jangka Pendek, Menengah, dan Panjang

investasi adalah aktivitas penanaman modal dengan harapan pemilik modal bisa mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal itu.
Ilustrasi investasi. (Tagar/Pixabay)

Jakarta - Investasi menjadi salah satu istilah paling populer yang lekat dengan dunia ekonomi maupun keuangan. Sejatinya pengertian investasi adalah aktivitas penanaman modal dengan harapan pemilik modal bisa mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal itu. Orang yang melakukan investasi bernama investor. Sebutan ini melekat pada orang yang menanamkan modal pada suatu perusahaan.

Berikut penjelasan ringkas terkait jenis investasi berdasarkan jangka waktunya. 


1. Investasi jangka pendek

Seperti namanya, investasi ini dilakukan dalam jangka waktu singkat, kurang dari satu tahun. Biasanya tujuan investasi jangka pendek, di antaranya menikah, liburan, maupun dana darurat.

Untuk investasi jangka pendek, sebaiknya taruh uang di instrumen yang lebih rendah risikonya, seperti deposito, reksadana pasar uang, Obligasi Negara Ritel (ORI), Savings Bond Ritel (SBR), dan peer to peer lending.

Tetapi yang perlu diingat, investasi di instrumen minim risiko sebanding dengan tingkat risikonya yang kecil. Contohnya rata-rata keuntungan reksadana pasar uang sekitar empat sampai enam persen per tahun.

Sementara deposito menawarkan tingkat bunga berkisar dua sampai enam persen per tahun, tergantung tenor dan nilai simpanan.


2. Investasi jangka menengah

Investasi jangka menengah adalah jangka waktu investasi dari satu tahun hingga lima tahun. Tujuan investasi umumnya untuk melanjutkan pendidikan, mempersiapkan DP rumah, dan lainnya.

Instrumen investasi yang tepat untuk jangka waktu ini, seperti ORI, sukuk ritel (sukri), reksadana pendapatan tetap, dan reksadana campuran. Investasi jangka menengah sangat cocok untuk kamu dengan profil risiko konservatif dan moderat.

Keuntungan atau tingkat imbal hasil reksadana pendapatan tetap dan campuran lebih tinggi dibanding reksadana pasar uang. Sedangkan kupon ORI dan sukri biasanya melebihi bunga deposito bank.


3. Investasi jangka panjang

Investasi jangka panjang memiliki waktu lebih lama, yakni lebih dari lima tahun. Sangat cocok buat kamu yang memiliki tujuan keuangan masa depan, seperti membeli rumah, biaya pendidikan anak, dana pensiun, dan lainnya.

Kamu dapat menempatkan dana di instrumen investasi yang pas untuk mencapai tujuan tersebut dengan keuntungan lebih besar, seperti saham, reksadana saham, maupun emas.

Tingkat imbal hasil dari instrumen investasi saham misalnya, berkisar 12 sampai 15 persen per tahun, bahkan bisa lebih dari itu. Investasi emas dalam jangka panjang berpotensi meraup untung hingga 12 persen setahun.

Namun semakin panjang masa investasi, semakin besar pula risikonya, seperti saham yang dikenal sebagai investasi high risk, high return karena mengikuti pergerakan pasar yang sangat fluktuatif.

(Sri Wahyuni Sitorus)


Baca Juga







Berita terkait
Sambut Investasi, Keandalan Listrik di Papua terus Berlanjut
Berakhirnya PON XX Papua bukan berarti pembangunan selesai. PLN Berkomitmen untuk terus meningkatkan keandalan suplai listrik Tanah Papua.
Webinar IA-ITB, Aditriya Indraputra: Ada Tipe Investor Agar Bisa dapat Investasi
Aditriya Indraputra mengatakan perusahaan investor ingin menyelesaikan, yang dibutuhkan adalah pengertian dimana posisi perusahaannya.
Webinar IA-ITB: Karakter dan Pasar Gen Z Sebelum Melakukan Investasi atau Bisnis
Hendarsyah menyebut ada 3 ciri generasi Z yang tentu memiliki perbedaan dalam kultur dan kehidupan dengan generasi-generasi pendahulunya.
0
Kaleidoskop 2023: Tak Hanya Listrik, Ekspansi Bisnis Beyond kWh PLN Torehkan Prestasi Gemilang
ransformasi yang terus dilakukan PT PLN (Persero) turut berbuah manis terhadap bisnis di luar sektor kelistrikan (beyond kWh) YAHUN 2023.