Perbedaan Alzheimer dan Demensia

Gangguan otak merupakan gejala kesulitan mengingat berbagai hal. Gejala tersebut dinamai alzheimer dan demensia.
Dokter Yuda Turana menjelaskan perbedaan alzheimer dan demensia di RS Atma Jaya Pluit, Jakarta Utara, Selasa, 9 Juli 2019. (Foto: Tagar/Santi Sitorus)

Jakarta -  Kesulitan mengingat berbagai hal merupakan gejala gangguan otak. Gejala tersebut dinamai alzheimer dan demensia. Di Indonesia kedua penyakit itu disebut pikun.

Perlu diketahui, alzheimer dan demensia memang sama-sama terjadi karena dipicu oleh pertambahan usia. Keduanya, bukanlah hal yang lumrah untuk terjadi pada lansia karena ini merupakan penyakit.

Meski memiliki persamaan, baik alzheimer dan demensia juga memiliki perbedaan, yakni demensia adalah gejala yang menganggu fungsi kognitif otak untuk berkomunikasi serta melakukan berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan alzheimer adalah suatu penyakit yang menjadi salah satu penyebab seseorang mengalami gejala demensia.

Bahkan, alzheimer memiliki peran sekitar 60-70 persen untuk menjadi demensia. Namun, penyakit tersebut terjadi secara bertahap dan berlangsung dalam waktu yang lama.

"Gangguan demensia itu lebih dominan disebabkan karena faktor umur, tapi kalau alzheimer itu datanya masuk tapi yang menjadi masalahnya data yang sudah masuk tidak dapat diolah oleh otak sehingga sulit untuk keluar," kata dr Yuda Turana di RS Atma Jaya Pluit, Jakarta Utara, Selasa, 9 Juli 2019.

Untuk mengetahui, apakah otak diserang alzheimer atau tidak, cukup melihat gejala yang ditandai dengan kesulitan mengingat berbagai hal dan akan mengalami gejala demensia seiring berjalannya waktu.

Sementara demensia akan ditandai kesulitan berpikir, merasa bingung dalam mengambil keputusan, kesulitan untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, serta mengalami perubahan kepribadian.

Sebagai tingkat terakhir setelah alzheimer, demensia dibagi sembilan jenis, di antaranya:

1. Demensia Vaskuler

Merupakan gangguan kognitif yang terjadi pada penderita stroke dan sering tidak disadari oleh seseorang. Namun yang menjadi perhatian, bagi penderita stroke meskipun sudah sembuh tidak menjadi jaminan akan terhindar dari demensia.

Penyakit tersebut disebabkan oleh penyumbatan darah otak dan perdarahan pada otak. Dengan ditandai gangguan ingatan, kesulitan berbicara dan mengerti perkataan, kesulitan mengenali bentuk suara, kebingungan, perubahan suasana hati, dan kesulitan berjalan sehingga sering terjatuh.

2. Lewy Bodies Dementia (LBD)

Lewy Bodies Dementia (LBD) merupakan istilah untuk penumpukan penumpukan protein alpa-synuclein pada bagian korteks otak. Kondisi ini akan menyebabkan perubahan pada otak dan menyebabkan seseorang mengalami demensia. Beberapa gejala yang mungkin terjadi

1. Susah tidur (gejala awal yang umumnya disebabkan kondisi Lewy bodies)

2. Kesulitan berpikir jernih, membuat keputusan, dan berkonsentrasi

3. Kesulitan mengingat

4. Sering berhalusinasi

5. Melamun dengan tatapan kosong (blank out)

6. Kesulitan untuk bergerak, tubuh bergetar, dan cenderung lambat dalam bergerak

3. Demensia pada Penyakit Parkinson

Penyakit parkinson disebabkan oleh kerusakan sel otak seperti LBD, tapi penumpukan protein alpha-synuclein terjadi pada area dalam otak yang disebut substantia nigra sehingga menyebabkan kerusakan saraf otak yang berfungsi untuk menghasilkan dopamin. Gejala demensia jenis ini sama dengan gejala LBD dan biasanya muncul setelah 10 tahun mengalami parkinson.

4. Demensia Campuran

Kondisi ini disebabkan oleh beberapa penyakit yang menimbulkan gejala demensia. Demensia campuran biasanya disebabkan oleh penumpukan protein pada otak seperti pada kasus LBD dan penyumbatan aliran darah otak seperti pada demensia vaskuler. Gejala yang ditimbulkan sesuai dengan gangguan yang menyebabkan demensia.

Dan kondisi paling terakhir itu Sindrom Wernicke-Korsakoff . Gangguan ini biasanya dialami oleh seseorang yang telah mengkonsumsi alkohol dalam waktu yang lama sehingga otak mengalami kekurangan vitamin B1. Gejala yang ditimbulkan hanya berkaitan gangguan ingatan sedangkan kemampuan kognitif lainnya tetap dapat berjalan normal.

Baca juga:

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.