Perayaan 30 Tahun Runtuhnya Tembok Berlin

Tembok itu dibangun akibat perang dingin dan suhu politik Jerman pasca Perang Dunia II.
Burung merpati terbang di dekat sisa-sisa Tembok Berlin di Potsdamer Platz Square, Berlin, Jerman, Jumat (8/11/2019). Pada 9 November, Jerman akan memperingati 30 tahun peristiwa runtuhnya Tembok Berlin (Berliner Mauer) pada tahun 1989. (Foto: Antara/REUTERS/Fabrizio Bensch/wsj)

Jakarta - Kehidupan rakyat Jerman Barat dan Jerman Timur sempat terpisah oleh Tembok Berlin. Tembok Berlin yang terbuat dari beton itu mulai dibangun pada 13 Agustus 1961. 

Tembok itu dibangun akibat perang dingin dan suhu politik Jerman pasca Perang Dunia II.

Tembok Berlin mulai dihancurkan pada 9 November 1989. Sekarang Jerman kembali bersatu.

Untuk mengenang itu, rakyat Jerman pada Sabtu, 9 November 2019, merayakan 30 tahun runtuhnya Tembok Berlin yang sempat memisahkan negara itu menjadi Jerman Barat dan Jerman Timur.

Dalam perayaan itu, Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier menyampaikan ucapan terima kasih terhadap bekas rakyat Jerman Timur yang mendukung upaya perdamaian dan penyatuan dua wilayah.

Keruntuhan Tembok Berlin mengakhiri terpisahnya Jerman Timur dengan sistem pemerintahan Komunis dan Jerman Barat dengan sistem Kapitalis yang berlangsung selama tiga dasawarsa. 

Perang dingin antara dua wilayah itu pun berakhir dengan penyatuan Jerman pada 1990.

"Bersama para sahabat, kami mensyukuri peristiwa pada 30 tahun lalu," kata Steinmeir dalam upacara peringatan di tugu Bernauer Strasse Berlin Wall Memorial, dikutip dari Antara, Minggu, 10 November 2019.

Upacara peringatan itu turut dihadiri oleh Kanselir Jerman Angela Merkel serta beberapa petinggi negara dari Polandia, Hungaria, Slowakia dan Republik Ceko.

"Tanpa ada keberanian dan keinginan bebas dari rakyat Polandia, Hungaria, Ceko, dan Slowakia, upaya perdamaian di Eropa Timur serta penyatuan Jerman tidak akan terjadi," ujar Steinmeir.

Dalam upacara itu, Steinmeier bersama presiden sejumlah negara seperti Polandia, Hungaria, Slowakia, dan Republik Ceko meletakkan bunga mawar di sisa-sisa reruntuhan tembok.

Untuk pertama kalinya pada Agustus 1989, Pemerintah Hungaria mengizinkan warga dari Jerman Timur melintasi perbatasan dengan bebas ke Austria. Kebijakan itu pun menjadi awal mula jatuhnya Tembok Berlin pada tiga bulan kemudian, serta mengakhiri rezim negara tertutup (iron curtain) di kawasan.

Steinmeier menjelaskan jatuhnya Tembok Berlin bukan akhir dari perjalanan sejarah sebagaimana disampaikan sejarawan Amerika Serikat, Francis Fukuyama dalam bukunya. Dinamika politik di Jerman, menurut dia, terus berlanjut. Bahkan, masa depan tidak sepasti sebagaimana yang dibayangkan banyak pihak.

"Sistem demokrasi liberal saat ini tengah menghadapi tantangan dan banyak dipertanyakan," kata Steinmeier. Oleh karena itu, Jerman dan negara-negara lain di Eropa perlu terus menjalankan kewajibannya mengatasi perbedaan antarpihak demi menjaga perdamaian dan kesatuan Eropa, ia menambahkan.

Pesan Steinmeier diulang kembali oleh Merkal dalam pidato singkatnya saat upacara peringatan.

"Nilai-nilai yang menjadi dasar berdirinya Eropa seperti kebebasan, demokrasi, kesetaraan, aturan hukum, hak asasi manusia, dan prinsip lainnya tidak perlu dibuktikan kembali kesahihannya. Prinsip-prinsip itu perlu terus diperjuangkan dalam kehidupan bernegara setiap harinya," kata Merkel.

Selain upacara peringatan, perayaan jatuhnya Tembok Berlin dilanjutkan dengan pesta rakyat di Gerbang Brandenburg pada sore hari. 

Pesta rakyat itu diisi dengan pertunjukkan musik orkestra oleh Daniel Barenboim, serta musik elektro yang dipandu oleh DJ terkenal Jerman, WestBam. []

Berita terkait
Lima Tempat Wisata Aneh di Dunia Bikin Tercengang
Berlibur ke tempat wisata aneh akan menjadi suatu hal yang menarik karena kamu bisa mendapatkan pengalaman yang berbeda.
Suriah-Milisi Kurdi Berunding, Harapan Berhenti Perang
Perundingan antara pemerintah Suriah dengan Pasukan Demokratik Rusiah (SDF) diharapkan bisa menghentikan perang
Liga Arab Bereaksi Atas Agresi Turki ke Suriah
Liga Arab dijadwalkan bakal menggelar sidang darurat untuk membahas serangan militer Turki ke Suriah.
0
Ukraina dan Moldova Resmi Sebagai Kandidat Anggota Uni Eropa
KTT Uni Eropa akhirnya memberikan status “kandidat resmi“ kepada Ukraina dan Moldova yang disebut sebagai momen unik dan bersejarah