Perang Nagorno-Karabakh Tewaskan Ribuan Warga Negara Sipil

Perang antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh selama lebih dari sebulan, menewaskan ribuan warga sipil
Tidak ada lagi tempat tinggal (Foto: dw.com/id)

Jakarta - Perang antara Azerbaijan dan Armenia di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh selama lebih dari sebulan, menewaskan ribuan warga sipil. Sementara itu, tiga gencatan senjata telah gagal menghentikan perang dalam enam minggu terakhir. Julia Hahn menuliskannya untuk dw.com/id berikut ini.

hancurHancur berkeping-keping (Foto: dw.com/id)

Hancur berkeping-keping. Pemerintah Armenia dan Azerbaijan saling tuding, atas aksi serangan yang dituduh dengan sengaja menyerang warga sipil dengan bom. Katedral ternama dari abad 19 di kota Shusha juga ikut hancur pada awal Oktober. Menurut pihak berwenang di wilayah Nagorno-Karabakh, pasukan Azerbaijan bersiaga tidak jauh dari pusat kota.

tidak adaTidak ada lagi tempat tinggal (Foto: dw.com/id)

Tidak ada lagi tempat tinggal. Ragiba Guliyeva berdiri di reruntuhan rumahnya di Ganja, kota terbesar kedua di Azerbaijan, yang terkena serangan roket. "Saya berada di dapur ketika balok kayu dan batu menghujani saya secara tiba-tiba," katanya. "Saya berteriak sekeras mungkin." Pemerintah Azerbaijan menyalahkan pasukan Armenia atas serangan itu.

duka bagiDuka bagi banyak keluarga (Foto: dw.com/id)

Duka bagi banyak keluarga. Otoritas Azerbaijan melaporkan tidak sedikit korban tewas akibat serangan di Kota Ganja. Cucu Guliyeva yang berusia 13 tahun, Artur, adalah salah satu korban tewas. Pada acara kebaktian di gereja, guru dan teman sekelas Artur memberikan penghormatan terakhir. Menurut angka resmi, sedikitnya 130 warga sipil tewas di kedua sisi.

menjadi relawanMenjadi relawan di garda terdepan (Foto: dw.com/id)

Menjadi relawan di garda terdepan. Pihak berwenang di Nagorno-Karabakh mengatakan 1.200 tentara telah tewas sejak terjadinya pertempuran pada bulan September. Pemerintah Azerbaijan belum melaporkan total kerugian militernya. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan setidaknya 5.000 orang tewas di kedua sisi. Para pemuda menjadi sukarelawan di garis terdepan, seperti para pejuang di ibu kota Nagorno-Karabakh, Stepanakert.

konflik puluhanKonflik puluhan tahun (Foto: dw.com/id)

Konflik puluhan tahun. Wilayah Nagorno-Karabakh telah dikuasai oleh separatis Armenia sejak pemerintah Azerbaijan kehilangan kendali dalam perang teritorial tahun 1988 hingga 1994. Gencatan senjata telah diberlakukan sejak itu. Lukisan di sebuah sekolah di Barda dibuat untuk menghormati seorang tentara yang meninggal.

intervensi duniaIntervensi dunia internasional? (Foto: dw.com/id)

Intervensi dunia internasional? Propaganda dan retorika perang mengatur kehidupan sehari-hari di Azerbaijan, yang diperintah oleh rezim otoriter. Pemerintah di Baku, menerima senjata dan dukungan solidaritas dari Turki. Rusia adalah kekuatan pelindung bagi pemerintah Armenia, di Yerevan. Para pengamat memperingatkan bahwa kekuatan regional dapat secara aktif campur tangan dalam konflik tersebut.

bertahanBertahan di pengungsian (Foto: dw.com/id)

Bertahan di pengungsian. Otoritas regional memperkirakan bahwa setengah dari penduduk, atau 75.000 orang, dapat melarikan diri dari pertempuran tersebut. Warga yang tetap bertahan, tinggal di ruang bawah tanah dan tempat penampungan.
pandemiPandemi Covid-19 di zona perang(Foto: dw.com/id)

Pandemi Covid-19 di zona perang. Hidup di lokasi pengungsian telah menjadi hal yang biasa bagi banyak penduduk Stepanakert. Meski kamar penuh sesak dan ventilasi buruk, orang-orang aman dari serangan bom. Tetapi dokter mengingatkan bahaya virus corona yang cepat menyebar. Tidak ada angka resmi, namun beberapa dokter memperkirakan bahwa sekitar setengah dari penghuni tempat penampungan dinyatakan positif Covid-19.

ruang kelasRuang kelas jadi tempat penampungan darurat (Foto: dw.com/id)

Ruang kelas jadi tempat penampungan darurat. Banyak orang melarikan diri dari pertempuran di Azerbaijan, termasuk warga dari kota Terter. Beberapa dari mereka menemukan perlindungan di negara tetangga Barda, sekitar 20 kilometer dari Nagorno-Karabakh, di mana sekolah dialihfungsikan menjadi tempat penampungan darurat sejak akhir September. Tetapi mereka juga masih belum aman dari dampak konflik.

serangan udaraSerangan udara hancurkan kota (Foto: dw.com/id)

Serangan udara hancurkan kota. Beberapa bangunan hancur dan mobil terbakar selama serangan udara berlangsung di Barda beberapa pekan lalu. Otoritas Azerbaijan melaporkan sedikitnya 21 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Pemerintah Armenia membantah serangan itu.

menantiMenanti terwujudnya kedamaian (Foto: dw.com/id)

Menanti terwujudnya kedamaian. Pemerintah Azerbaijan menuntut penarikan penuh pasukan Armenia dari Nagorno-Karabakh. Perdana Menteri Armenia, Nikol Pashinyan, secara resmi meminta bantuan Rusia. (ha/pkp)/dw.com/id. []

Berita terkait
Pertempuran Sengit Antara Negara Armenia-Azerbaijan
Pejabat Armenia dan Azerbaijan mengatakan pertempuran hebat berlanjut antara pasukan dari kedua negara itu pada Sabtu, 3 Oktober 2020
Arab Saudi Serukan Armenia dan Azerbaijan Genjatan Senjata
Arab Saudi menyatakan kekhawatirannya dengan meningkatnya ketegangan hubungan antara Armenia dan Azerbaijan terkait sengketa wilayah.
0
Rafael Nadal Lanjut ke Perempat Final Wimbledon 2022
Rafael Nadal menjadi pemain tunggal putra ketujuh berumur di atas 36 tahun yang lolos ke perempat final grand slam tenis Wimbledon