Penyerangan Dua Tempat Ibadah, Moeldoko: Not By Design

Menurutnya, peristiwa yang melibatkan tempat ibadah tersebut, terjadi karena situasional bukan sengaja direncanakan.
Kepala Staf Presiden Moeldoko (Foto: Nuranisa)

Jakarta, (Tagar 14/2/2018) - Kepala Staf Presiden Moeldoko menegaskan peristiwa penyerangan dan perusakan di dua tempat ibadah yang berbeda yaitu penyerangan di Gereja Santa Lidwina Sleman, Yogyakarta, Minggu (11/2) dan perusakan Masjid Baitur Rohim, Tuban, Selasa (13/2), bukan merupakan kejadian yang melibatkan jaringan terorisme.

“Tidak melibatkan jaringan, yang berbicara ini Kapolri bukan sumber yang tidak bisa dipercaya,” ujar Moeldoko dalam Diskusi Publik Tantangan Menanggulangi Radikalisme dan Ekstremisme di Kantor Kepala Staf Presiden, Jakarta, Rabu (14/2).

Menurutnya, peristiwa yang melibatkan tempat ibadah tersebut, terjadi karena situasional bukan sengaja direncanakan.

“Kejadian-kejadian itu kebetulan karena situasional. Tadi sudah saya sampaikan kejadian di Yogya, kejadian di Tuban itu situasional bukan karena desain yang terencana dengan matang,” sambungnya.

Semakin dekatnya waktu pemilihan kepala daerah, dinilai Moeldoko menjadi salah satu faktor penyebab berkembangnya persepsi publik terhadap peristiwa tersebut. Padahal, persepis yang diciptakan belum tentu benar.

“Hanya kebetulan peristiwa itu kejadiannya pas situasi-situasi mendekati pilkada dan seterusnya sehingga orang akhirnya membangun persepsi. Akhirnya persepsi itu sering disampaikan seolah-olah menjadi sebuah kebenaran. Ini ya saya selaku Kepala Staf Kepresidenan ingin mengklarifikasi bahwa semuanya not by design,” paparnya.

Selain mengimbau masyarakat untuk tak khawatir dalam menghadapi peristiwa yang termasuk kejadian kriminal yang biasa tersebut, ia pun mengimbau kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap situasi serupa. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam Kabinet Kerjanya tiga hari yang lalu.

“Himbauan kepada masyarakat, tidak usah takut menyikapi situasi itu karena itu kejadian kriminal yang biasa,” tutur Moeldoko. (nhn)

Berita terkait