Penyebar Hoaks Mata Jenazah di Probolinggo Hilang Diamankan

Tujuh orang diamankan Polres Probolinggo terkait video jenazah pasien di RSUD Probolinggo yang kehilangan mata viral di media sosial.
Kasatreskrim Polres Probolinggo, AKP Rizki Santoso saat memberikan keterangan terkait viralnya video hoaks jenazah mata dicongkel, Sabtu, 7 November 2020. (Foto: Tagar/Istimewa/Moh Badar Risqullah)

Malang – Viralnya video hoaks jenazah terbungkus kain kafan dilapisi plastik dengan kondisi berlumur darah di sekitar matanya dengan disebutkan karena dicongkel pihak rumah sakit di Kabupaten Probolinggo berbuntut panjang. Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Probolinggo menahan tujuh orang penyebar video berdurasi 12 detik itu di berbagai platform media sosial (medsos).

Berdasarkan data kepolisian, ketujuh orang tersebut diantaranya yaitu satu perempuan berinisial M, 25 tahun, warga Kecamatan Paiton. Kemudian enam orang lainnya adalah laki-laki yaitu S, 33 tahun, MS, 28 tahun, RH, 24 tahun, dan SF, 24 tahun, merupakan warga Kecamatan Paiton serta NS, 40 tahun, warga Kecamatan Kraksaan dan M, 25 tahun, warga Kecamatan Pakuniran.

Dari pengakuan S ini, videonya didapatkan di WhatsApp Group dari yang diunggah oleh NS.

Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Probolinggo, Ajun Komisaris Rizki Santoso menjelaskan diamankannya tujuh orang tersebut karena diduga telah menyebarkan dan memviralkan video tersebut dengan narasi jenazah pasien Covid-19 itu matanya berdarah karena dicongkel.

Dia menjelaskan kepolisian awalnya mengamankan NS karena sebagai penyebar video di facebook. Setelah dilakukan pengembangan, dia mengatakan polisi juga mengamankan S sebagai pengunggah video serupa di media sosial.

Baca juga: Kronologi Video Mata Jenazah Pasien RSUD Probolinggo Hilang

”Dari pengakuan S ini, videonya didapatkan di WhatsApp Group dari yang diunggah oleh NS. S juga mengaku dapat video itu dari istrinya. Sedangkan istrinya mengaku mendapatkan dari status WhatsApp rekan-rekannya,” kata Rizki dalam keterangannya kepada Tagar, Sabtu, 7 November 2020.

Berdasarkan keterangan dari ketujuh orang diamankan kepolisian, disimpulkan bahwa ada tiga cara penyebaran video hoaks tersebut yaitu melalui WhatsApp Group, status WhatsApp dan facebook. Kemudian berimbas kepada masyarakat lainnya dengan ikut-ikutan menyebarkan videonya.

Rizki menyampaikan ketujuh orang tersebut statusnya masih saksi untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait video hoaks tersebut. Meski demikian, dia menyebutkan bukan tidak mungkin nantinya akan ada dari ketujuh orang itu statusnya naik menjadi tersangka.

”Kalau memang ada perubahan, ada yang naik menjadi tersangka dan lain sebagainya akan segera kami kabarkan. Saat ini, semuanya masih kami periksa sebagai saksi,” tuturnya.

Sementara, untuk pengembangan kasus penyebaran video hoaks ini. Rizki menambahkan juga akan melakukan pemanggilan kepada saksi-saksi lainnya guna mengungkap tokoh utama penyebar videonya. Termasuk admin grup media sosial di mana video itu viral.

”Iya, (admin grup media sosial) juga akan kita panggil,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, media sosial digemparkan dengan beredarnya video di berbagai platform media sosial terkait sesosok jenazah terbungkus kain kafan dilapisi plastik berlumur darah di bagian mata. Video di unggah oleh beberapa orang di facebook, WhatsApp hingga Instagram dengan narasi bahwa bola mata jenazah hilang karena dicongkel oleh pihak rumah sakit.

Sebagai dalam percakapan di salah satu WhatsApp Group warga Probolinggo pada Jumat, 6 November 2020. Salah satu pengunggah meneruskan informasi sebuah video hoaks jenazah itu beserta narasi bahwa matanya diambil sebelum diberikan kepada keluarganya.

”Di atas info corona. Di mana mayatnya, matanya diambil. Infonya warga Paiton,” begitulah narasi dalam WhatsApp Group berisi ratusan masyarakat dari berbagai kelangan itu.

Video hoaks jenazah inipun juga diviralkan di Instagram oleh akun bernama TELUUUR di hari yang sama. Akun tersebut menuliskan keterangan bahwa jenazah pasien diduga terpapar Covid-19 di Probolinggo itu penuh dengan darah sekitar matanya.

”Jenazah pasien yang 'diduga' kena kopit di Probolinggo setelah dibuka ternyata wajah dan sekitar matanya penuh dengan darah. Petugas sempat melarang untuk menyentuh jenazah namun tak kuasa karena pihak keluarga ingin memandikan almarhumah dengan layak. Innalillahi wainnailaihi rojiun. Semoga almarhumah husnul khotimah,” tulisnya.

Viralnya video dengan narasi tersebut dibantah pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Mohammad Saleh Probolinggo. Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUD dr Mohammad Saleh, dr Abraar HS mengatakan jenazah tersebut memang mengeluarkan darah di sekitar bagian matanya saat tiba di rumah duka usai diantarkan oleh pihak rumah sakit pada Kamis 5 November 2020.

Karena mengeluarkan darah itulah, dia menyampaikan jenazahnya terkesan matanya dicongkel sebagaimana narasi dalam beberapa postingan di sosial media. Padahal, kata Abraar, informasi tersebut tidak benar dan hoaks.

”Sudah dikonfirmasi oleh Pak Camat jika kondisi mata jenazah utuh dan tidak keluar. Memang ada sisa darah yang keluar di bagian mata. Setelah darahnya dibersihkan matanya utuh,” kata dia dalam keteranganya.[](PEN)

Berita terkait
Prabowo Tunjuk Sadad jadi Plt Ketua Gerindra Jatim
Ketum Gerindra, Prabowo Subianto menunjuk Anwar Sadad sebagai Plt Ketua setelah Soepriyatno meninggal dunia.
Pemkot Malang Susun Skema Pembukaan Taman Kota
Pemkot Malang berencana membuka kembali secara bertahap beberapa tempat publik, khususnya taman-taman kota.
Petak Umpet Transaksi Narkoba Kelas Kakap di Malang
Polresta Malang menangkap enam tersangka jaringan peredaran narkoba kelas kakap di wilayah Malang Raya.
0
SDR: Kenapa KPK Tak Kunjung Panggil Gubernur DKI, Dispora, Bank DKI & FEO
Sementara dalam kepentingan penanganan kasus dugaan korupsi, baik Mabes Polri dan KPK tentunya akan merujuk pada hasil pemeriksaan BPK.