Penyebab Orang Sudah Vaksinasi Masih Bisa Terkena Covid-19

Para peneliti mengatakan, idak ada vaksin yang 100 persen efektif.
Ilustrasi vaksinasi Covid-19. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Sudah mendapatkan dosis vaksin untuk pencegahan penularan virus Corona, ternyata tidak menjamin kita kebal terhadap penyakit Covid-19. Karena banyak kejadian orang yang sudah mendapatkan vaksin malah tertular virus Corona.

Terkait hal itu,  para peneliti di University of East Anglia, Norwich, Inggris Raya mengatakan tidak ada vaksin yang 100 persen efektif. beberapa hal yang berkontribusi pada seberapa baik tubuh manusia merespons vaksin Covid-19. 

Peneliti di University of East Anglia, Vassilios Vassiliou, mengungkapkan, ada empat hal yang membuat orang mungkin tertular Covid-19 meskipun sudah mendapatkan vaksin dosis lengkap. Berikut penjelasan Vassiliou dikutip dari laman The Sun.

1. Jenis vaksin

Di Inggris, ada tiga jenis vaksin yang telah diberikan kepada masyarakat. Para ahli mengatakan, kasus terobosan terkait dengan pengurangan risiko relatif yang ditawarkan oleh tiap vaksin.

Uji coba klinis menemukan bahwa vaksin Moderna mengurangi risiko seseorang terkena gejala Covid-19 sebesar 94 persen. Sedangkan vaksin Pfizer mengurangi risiko ini hingga 95 persen.

"Vaksin Johnson & Johnson dan AstraZeneca berkinerja kurang baik, mengurangi risiko ini masing-masing sekitar 66 persen dan 70 persen," kata Vassiliou.

2. Waktu jeda vaksinasi dosis pertama ke dosis berikutnya

Anda baru memiliki perlindungan penuh paling lama dua pekan setelah suntikan kedua. Tetapi, beberapa penelitian menunjukkan kemanjuran dapat berkurang seiring waktu. Itulah sebabnya booster vaksin alias dosis penguat ditetapkan untuk diluncurkan di seluruh Inggris.

Apalagi, dalam penelitian awal, masih dalam studi pracetak, menunjukkan bahwa perlindungan vaksin Pfizer berkurang selama enam bulan setelah vaksinasi. Penelitian awal lain dari Israel juga menunjukkan masalah serupa.

"Terlalu dini untuk mengetahui apa yang terjadi pada kemanjuran vaksin di luar enam bulan pada vaksinasi dua kali, tetapi kemungkinan akan berkurang lebih jauh," ujar Vassiliou.

3. Varian virus penyebab Covid-19

Karena virus beredar lebih lama, mereka bermutasi. Tetapi, seperti yang terlihat pada varian alpha dan delta, beberapa varian menyebar lebih mudah ke seluruh komunitas.

Saat menghadapi varian alpha, data dari Public Health England menunjukkan bahwa dua dosis vaksin Pfizer sedikit kurang protektif. Kemampuannya mengurangi risiko terkena gejala Covid-19 turun dari 95 persen menjadi 93 persen.

"Melawan delta, tingkat perlindungannya turun lebih jauh, menjadi 88 persen. Vaksin AstraZeneca juga terpengaruh," ucap Vassiliou.

4. Sistem kekebalan tubuh

Pada awal pandemi, vaksin Covid-19 didahulukan pemberiannya kepada mereka yang paling rentan dan lanjut usia. Itu karena mereka biasanya memiliki sistem kekebalan yang lemah. Vassiliou menjelaskan, risiko seseorang akan tergantung pada tingkat kekebalan tiap individu dan faktor spesifiknya.

"Kebugaran berpengaruh dan kekebalan biasanya berkurang seiring bertambahnya usia. Kondisi medis jangka panjang juga dapat mengganggu respons kita terhadap vaksinasi," ucap Vassiliou.

Oleh karena itu, orang yang lebih tua atau orang dengan sistem kekebalan yang lemah mungkin memiliki tingkat perlindungan yang disebabkan oleh vaksin terhadap Covid-19 yang lebih rendah. Menurut Vassiliou mengatakan, perlindungan pada kelompok masyarakat tersebut mungkin akan berkurang lebih cepat. []

Berita terkait
Pakar Sebut Suntikan Booster Vaksin Covid-19 Tidak Perlu
Satu kelompok pakar vaksin internasional kemukakan tantangan terhadap pemberian suntikan penguat (booster) vaksin Covid-19 bagi masyarakat umum
Inggris Tawarkan Vaksin Covid-19 ke Remaja 12-15 Tahun
Inggris merekomendasikan agar anak-anak berusia 12-15 tahun ditawari vaksin Covid-19, agar pendidikan mereka tidak terganggu
Indonesia Kebobolan Covid-19 Varian Delta dari Jalur Laut
Pengawasan yang relatif baik hanya terjadi di pintu masuk dari jalur udara, seperti bandara.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.