Penyebab Naiknya Harga Minyak Goreng yang Terus Melonjak

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, mengungkapkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga minyak goreng terus naik.
Ilustrasi Minyak Goreng di Pasar. (Foto: Tagar/Antara)

Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan, mengungkapkan ada sejumlah faktor yang menyebabkan harga minyak goreng terus naik. Meski begitu, pemerintah berupaya untuk menjaga pasokan di tengah naiknya harga minyak goreng di dalam negeri.

“Kami meminta baik asosiasi maupun produsen minyak goreng sawit untuk tetap memproduksi minyak goreng curah dan minyak goreng kemasan sederhana untuk menjaga pasokan di dalam negeri dengan harga terjangkau minimal hingga menjelang Natal dan Tahun Baru 2022. Kami juga terus memantau pendistribusiannya dengan menggandeng asosiasi ritel modern agar minyak goreng kemasan sederhana mudah dijangkau seluruh lapisan masyarakat,” kata Oke, Jumat, 5 november 2021.

Berdasarkan data Kemendag per 3 November 2021, harga minyak goreng nasional saat ini tercatat sebesar Rp 16.000 per liter untuk minyak goreng curah. Kemudian untuk minyak goreng kemasan sebesar Rp 17.800 per liter. Sementara itu, harga CPO sebesar Rp 10.069 per liter.

Oke mengatakan, bahwa kenaikan tersebut disebabkan karena harga minyak goreng di dalam negeri dipicu oleh naiknya harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang naik cukup tajam.

Sebab, pasokan minyak goreng di masyarakat saat ini aman. Kebutuhan minyak goreng nasional sebesar 5,06 juta ton per tahun, sedangkan produksinya bisa mencapai 8,02 juta ton.

“Meskipun Indonesia adalah produsen crude palm oil (CPO) terbesar, namun kondisi di lapangan menunjukkan sebagian besar produsen minyak goreng tidak terintegrasi dengan produsen CPO," katanya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, pemicu kenaikan harga minyak goreng adalah lonjatan dari harga CPO di pasar global.

“Harga CPO pada minggu keempat oktober 2021 meningkat sebesar 44,03 % dibanding oktober 2020,” ujarnya.

Di masa pandemi Covid-19, permintaan CPO justru semakin meningkat yang menyebabkan kenaikan harga minyak goreng.

Perlu diketahui, dalam 6 bulan terakhir harga minyak goreng curah berangsur meningkat. Pada bulan Juni berada di angka Rp 11.850, lalu di angka Rp11.900 pada bulan Juli.

Pada bulan Agustus meningkat hingga Rp12.400, kemudian terus meningkat di angka Rp 12.900 rupiah pada bulan September.

Pada bulan Oktober berada di angka Rp 13.100 dan terus meningkat hingga Rp 13.300 pada bulan November. Adapun untuk harga hari ini terpantau berada di angka Rp 13.350 dan selanjutnya belum diketahui ada kenaikan lagi atau tidak.

(Emilya Rahmawat)

Berita terkait
Puan Dorong Ekonomi Hijau Guna Atasi Perubahan Iklim
Ketua DPR RI Puan Maharani mendukung dunia menerapkan strategi pembangunan ekonomi hijau untuk mengatasi perubahan iklim dan kurangi emisi.
Harga Emas Anjlok, Data Ekonomi AS Kuat
Harga emas anjlok dan turun selama dua hari berturut-turut pada akhir perdagangan pada hari Rabu, 3 November 2021, sebab data ekonomi menguat.
Kudeta & Kekacauan yang Bunuh Harapan Ekonomi Myanmar
Kudeta yang terjadi sejak 1 Februari di Myanmar terus membawa polemik permasalahan ini memicu penurunan ekonomi negara Myanmar.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi