Yogyakarta - Kota Yogyakarta sampai saat ini belum memiliki rumah sakit lapangan (shelter) untuk merawat pasien Covid-19. Empat kabupaten lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sudah punya shelter.
Oleh karenanya, Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY mendorong agar Pemerintah Kota (pemkot) Yogyakarta segera mencari tempat untuk dijadikan shelter. Hanya saja untuk pencarian tempat tersebut sampai saat ini belum membuahkan hasil.
Karena shelter itu kan untuk merawat orang tanpa gejala (OTG) tapi positif Covid-19.
"Pemkot sedang dalam proses cari tempatnya. Mungkin saja belum ketemu," ujar Kepala Dinkes DIY, Pembajun Setyaningastutie, Kamis, 13 Agustus 2020.
Menurut Pembajun, tidak mudah untuk mencari tempat guna dijadikan shelter. Sebab, masih ada masyarakat sekitar belum bisa menerima keberadaan shelter.
Baca juga:
- Covid-19 di Yogyakarta Tembus 900 Kasus
- Protokol Ketat Objek Wisata Milik Keraton Yogyakarta
- Zona Corona Kota Yogyakarta, Bantul dan Gunungkidul
"Karena shelter itu kan untuk merawat orang tanpa gejala (OTG) tapi positif Covid-19," kata dia.
Pihaknya tidak akan memberikan teguran kepada Pemkot Yogyakarta lantaran belum punya shelter sendiri. Ia menyebutkan, kurang lebih jumlah tempat tidur ada di shelter di Bantul serta Kulon Progo sebanyak 500.
"2.000 tempat tidur pasti lebih ya," kata dia.
dianjurkan untuk merawat OTG namun positif Covid-19. Sebab, menurutnya, jika dirawat di rumah sakit akan memakan banyak biaya, pasien bisa stres, dan boros alat pelindung diri (APD).Shelter dianjurkan untuk merawat OTG namun positif Covid-19. Sebab, menurutnya, jika dirawat di rumah sakit akan memakan banyak biaya, pasien bisa stres, dan boros alat pelindung diri (APD).
"Kalau dirawat di rumah sakit harus sesuai protokol kesehatan," kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengatakan, perlunya rumah sakit lapangan sebagai antisipasi jika kapasitas rumah sakit rujukan Covid-19 di Yogyakarta penuh. Ia tidak ingin ada pasien positif Covid-19 dipulangkan hanya karena rumah sakit rujukan penuh.
"Yang dikhawatirkan kalau OTG ini menjalani isolasi mandiri di rumah justru bisa menulari anggota keluarganya," tuturnya.
Huda menambahkan, kapasitas RS disiapkan 320 tempat tidur dan kosong tinggal sekitar 100 tempat tidur. Untuk itu, perlu rumah sakit lapangan untuk merawat OTG Covid-19.
"Sehingga dalam kondisi darurat bisa dirawat di shelter atau penampungan yang tidak memerlukan fasilitas medis sebagaimana rumah sakit," ucapnya.[]