Kulon Progo - Nilai Indeks Capaian Elektronifikasi (ICE) Kabupaten Kulon Progo tercatat paling rendah di DIY dengan angka 2,77. Hal ini kemudian membuat Pemerintah Kabupaten Kulon Progo berupaya menaikan ICE tersebut dengan membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Deputi Direktur Bank Indonesia (BI) perwakilan DIY, Miyono mengatakan cukup banyak kategori penilaian ICE, mulai dari jumlah transaksi, e-commerce atau aktivitas jual beli melalui elektronik dan sebagainya.
Kami Bank Indonesia kemudian berupaya untuk mempercepat dan memperluas area jangkauannya di DIY Kami meyakini digitalisasi bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi
Miyono menambahkan ke depannya transaksi digitalisasi merupakan suatu keharusan. Digitalisasi untuk pembayaran dinilai memiliki banyak keuntungan, yaitu lebih cepat dan lebih efisien. Untuk itulah, Kulon Progo diharapkan bisa segera melakukan peningkatan.
"Kami Bank Indonesia kemudian berupaya untuk mempercepat dan memperluas area jangkauannya di DIY Kami meyakini digitalisasi bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi," ucap Miyono di Kulon Progo, Kamis, 22 Oktober 2020.
Baca juga:
- Cara Bank Indonesia Yogyakarta Ajak Pemda Cegah Korupsi
- Bank Indonesia Akui Utang Luar Negeri Indonesia Naik
- Bank Indonesia Genjot Ekspor UMKM Yogyakarta di Masa Pandemi
Sementara itu, Bupati Kulon Progo, Sutedjo mengatakan ICE rendah menjadi tantangan bagi Kulon Progo.
"Sebagai salah satu upaya peningkatan ICE yaitu dengan membentuk TP2DD," kata Sutedjo.
Dia membenarkan, jika keuangan Kulon Progo masih terbilang rendah dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sekitar Rp 1,7 triliun dan PA sekitar Rp 250 miliar. Namun dengan keberadaan bandara internasional baru di Kulon Progo, menggeliatkan perekonomian di wilayah ini. Digitalisasi akan terus diupayakan dalam aktivitas keuangan tidak hanya di Pemkab namun juga sisi manapun.
"Mudah-mudahan nanti kapasitas keuangan kita lebih baik sehingga digitalisasi berjalan lebih maksimal," katanya," ujar Sutedjo
Sementara itu, Direktur Bank Pembangunan Daerah DIY Santosa Rahmat mengatakan seluruh bentuk penerimaan dan pengeluaran dari Pemerintah Kabupaten berbasis digital. BPD DIY menjadi garda terdepan dalam pelayanan penerimaan dan pengeluaran. Digitalisasi bahkan juga bisa diperuntukkan bagi masyarakat.
"Dengan digitalisasi, diyakini perajin Kulon Progo akan lebih mudah mengakses pasar. Berbagai potensi yang dimiliki pun akan lebih mudah dipasarkan," ucapnya.[]