Jakarta - Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Andree Surianta menilai, penurunan harga tes PCR akan membantu upaya pemulihan ekonomi nasional. Dengan harga yang semakin terjangkau, tes PCR akan mendukung pengendalian pandemi Covid-19 melalui aktivitas testing dan tracing.
"Testing dan tracing hanya satu komponen kecil dalam usaha pengendalian pandemi yang kompleks. Jadi, semakin terjangkaunya harga PCR itu hal yang baik," kata Andree dalam siaran pers, Sabtu 21 Agustus 2021.
Menurut Andre, langkah pemulihan ekonomi akan bergantung dari sinergi semua komponen seperti perubahan perilaku masyarakat dan kesuksesan program vaksinasi. Ia berpendapat bahwa data terakhir dari Kementerian Keuangan memperlihatkan masih lemahnya pengujian dan pelacakan. Karena dari total anggaran penanganan Covid-19 2021 sebesar Rp 185,98 triliun, hanya Rp 4,08 triliun yang digunakan untuk diagnostik (testing dan tracing).
"Jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan alokasi vaksinasi sebesar Rp 58 triliun dan Rp 59,1 triliun untuk pengobatan," ujarnya.
Jika harga patokan terlalu tinggi, tentu ada membatasi jumlah konsumen, tetapi kalau terlalu rendah, supplier bisa mundur sehingga terjadi kelangkaan atau bahkan terbentuknya pasar gelap.
Andree mengatakan, permintaan untuk tes PCR kini sudah pasti tinggi. Sehingga cara untuk menekan harga adalah dengan memastikan berlimpahnya pasokan, serta karena Indonesia tidak memproduksi PCR dan sepenuhnya bergantung pada impor, maka perlu ditinjau apakah kondisi bottleneck ini terjadi karena jumlah importir yang terlalu sedikit. Selain itu, kebijakan mematok harga hanya akan efektif kalau pasokan berlimpah dan semua komponen biaya diketahui oleh pemerintah.
"Jika harga patokan terlalu tinggi, tentu ada membatasi jumlah konsumen, tetapi kalau terlalu rendah, supplier bisa mundur sehingga terjadi kelangkaan atau bahkan terbentuknya pasar gelap,” katanya.
Andree berpendapat, solusi paling aman adalah menambah pasokan dengan memperbanyak jalur impor. Sedangkan, untuk jangka menengah dan panjang, solusi yang dibutuhkan adalah menarik investasi pada manufaktur alat kesehatan dalam negeri. []
Baca Juga:
Presiden Jokowi Minta Menkes Pangkas Harga Tes PCR
Setelah Diminta Jokowi Biaya Tes PCR Covid-19 Diturunkan