Jakarta - Bos Volvo, Hakan Samuel meyakini bahwa penjualan mobil listrik akan mengalami peningkatan pasca pandemi Covid-19. Hal tersebut yang membuat pabrikan otomotif asal Swedia ini untuk berfokus pada rencana jangka panjang dalam memproduksi mobil listrik.
"Pandemi ini telah memperkuat kepercayaan kami bahwa ambisi strategi kami sudah tepat dan transformasi yang cepat dari bisnis kami akan mengarah pada pertumbuhan jangka panjang. Kami akan terus fokus dan berinvestasi dalam elektrifikasi, penjualan online, dan konektivitas," kata Hakan, dilansir dari Autocar, Kamis, 23 Juli 2020.
Hakan juga mengatakan bahwa selama pandemi ini, penjualan kendaraan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Namun dia percaya, penjualan mobil listrik akan pulih lebih cepat daripada mobil berbahan bakar bensin.
Selama periode Januari-Juni 2020, penjualan kendaraan Volvo hanya berada di angka 262. 962 unit, atau mengalami penurunan sebesar 20,8 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2019, di mana penjualan berada di angka 340.826 unit. Jika dihitung, kerugian Volvo mencapai 85,59 juta poundsterling.
Namun, penjualan mobil hybrid Volvo justru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selama periode yang sama, sebanyak 38.000 unit kendaraan hybrid Volvo berhasil terjual, atau meningkat sebesar 79,8 persen.
"Pertumbuhan penjualan model plug-in hybrid Volvo menunjukkan tren kuat menuju ambisi strategis kami, untuk menjadi perusahaan elektrifikasi yang lebih cepat daripada para pesaing," ucap Hakan.
Peningkatan penjualan mobil hybrid Volvo sebagian besar disumbang oleh model XC40 T5 Recharge Plug-In Hybrid. Kedepannya, Volvo akan menghadirkan XC40 P8 Recharge demi menarik minat para pecinta kendaraan ramah lingkungan.[]