Penjualan Hewan Kurban Surabaya Turun Dampak Corona

Pedagang hewan kurban di Surabaya merasakan dampak pandemi Covid-19 yakni penurunan penjualan meski harga tidak berubah seperti tahun lalu.
Penjual hewan kurban di Jalan Mayjend Sungkono Surabaya, Deni Setiawan. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Jelang Lebaran Idul Adha, sejumlah penjual hewan kurban berharap untung. Hanya saja, di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona penjual hewan kurban di Surabaya mulai realistis.

Penjual hewan kurban di Jalan Mayjen Sungkono Surabaya, Deni Setiawan mengatakan sejak adanya pandemi Covid-19 membuat pesanan hewan kurban di mengalami penurunan. Jika tahun lalu, dirinya bisa menyiapkan 100 ekor sapi, tetapi tahun ini dirinya hanya mampu menyiapkan 64 ekor sapi.

Engga ada perubahan harga. Saya jual mulai harga Rp15-40 juta, tergantung bobot dan jenis sapinya.

"Tahun kemarin bisa 100 ekor dan laku hampir 80 persen. Tapi tahun ini baru 64 ekor sapi, dan baru laku terjual 30-an ekor," ujarnya kepada Tagar, Jumat, 10 Juli 2020.

Ia mengaku meski memiliki pelanggan tetap, tetapi ia merasakan berkurangnya pembelian hewan kurban. Padahal, kata pria berumur 35 tahun ini, harga sapi yang ia jual tidak mengalami kenaikkan.

"Engga ada perubahan harga. Saya jual mulai harga Rp15-40 juta, tergantung bobot dan jenis sapinya," ucap Deni.

Ia mengaku sapi yang dirinya jual jenis madura, sapi PO, limosin, simental dan pegon. Deni mengaku sapi tersebut sudah mengantongi sertifikat kesehatan.

"Sapi yang saya jual dari Madura, Babat, Lamongan, Gresik, Tuban. Tapi sapi yang paling banyak dipesan kalau wilayah Surabaya, sapi Madura," tutur dia.

Deni mengaku sapi yang ia jual berbobot antara 250 hingga terberat 650 kilogram. Di tengah pandemi Covid-19, Deni mengaku kehilangan banyak dari sekolah dan masjid.

"Penyembelihannya menurun, biasa 4 sampai 5 ekor. Kini menjadi 2 sampai 3 ekor," kata dia.

Deni menambahkan meski Di tempat penjualan sapi kurban miliknya juga menyediakan paket pembelian hewan disertai penyembelihan atau jagal gratis. Namun di tengah pandemi Corona, banyak permintaan dari masjid-masjid yang meminta paket pengemasan daging.

"Biasanya untuk merobohkan, menyembelih dan potong besar. Sekarang, karena kondisi seperti ini, jadi masjid mengurangi kerumunan, mereka hanya menimbang dan distribusi saja," ujar Deni.

Untuk paketan tersebut, Deni mengaku tidak memberikan tarif tambahan. Menurutnya, itu sudah satu paket dengan harga hewan kurban.

"Sudah ada empat masjid di Surabaya yang meminta seperti itu," ucapnya. []

Berita terkait
79 Warga Surabaya Tak Kenakan Masker KTP Disita
Pemkot Surabaya melakukan razia gabungan menegakkan Perwali tentang pedoman tatanan normal baru. 79 KTP disita, 3 orang dikirim ke Liponsos.
Protokol Kesehatan Hewan Kurban Kota Tangerang
Penjual atau pedagang hewan kurban di Kota Tangerang diwajibkan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
Belasan Hewan Ternak di Rembang Tak Layak Kurban
Pemerintah Rembang mulai gencar menggelar pemeriksaan hewan kurban jelang Idul Adha. Sebanyak 11 ekor hewan dinilai tak layak dijadikan kurban.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.