Jakarta - Terkait bahaya mutasi virus baru, kini Satgas Covid-19 memberikan penjelasan terkait keganasa yang dimiliki oleh virus tersebut.
Hery Trianto selaku Ketua Bidang Komunikasi Publik satgas Covid-19, dirinya menjelaskan bahwa penularan virus Covid-19 yang baru ini memiliki penularan yang lebih cepat. Akan tetapi jika penularan lebih cepat, namun tidak berarti virus tersebut memiliki keganasan yang tinggi.
Sampai sekarang memang belum ditemukan apakah varian baru ini memiliki tingkat keganasan lebih tinggi, ketika lebih cepat menular apakah juga memiliki tingkat keganasan lebih tinggi. Sejauh ini masih belum ada bukti yang menunjukkan itu, jadi kemungkinan besar varian baru ini hanya menular lebih cepat karakternya,
“Sampai sekarang memang belum ditemukan apakah varian baru ini memiliki tingkat keganasan lebih tinggi, ketika lebih cepat menular apakah juga memiliki tingkat keganasan lebih tinggi. Sejauh ini masih belum ada bukti yang menunjukkan itu, jadi kemungkinan besar varian baru ini hanya menular lebih cepat karakternya,” ujar Hery pada Rabu, 30 Desember 2020.
Katanya, sekitar lebih cepat 70% dari varian sebelum-sebelumnya, virus tersebut sudah berkembang sejak virus covid-19 memasuki Indonesia. Dengan berjalannya waktu, para peneliti juga sudah mengidentifikasi karakter dari virus ini.
Para peneliti memiliki rekomendasi pengobatan, jika terdapat masyarakat yang tertular sesuai dengan karakter virusnya. Maka masyarakat tetap di imbau untuk menjaga kesehatan serta tetap menerapkan protokol kesehatan.
“Ya ukuran bahayanya adalah virus ini mengenai orang-orang yang memiliki penyakit bawaan, itu karena fatality risk nya itu jauh lebih tinggi. Kalau sekarang kasus 70% itu ada di Pulau Jawa, dan kalau diliat angka kematiannya di pulau jawa ini rata-rata mereka yang meninggal itu selain terserang covid, mereka juga memiliki penyakit bawaan,” jelasnya.
“Di Jawa Timur angkanya itu pernah dimention memiliki angka 93% yang meninggal itu memiliki penyakit bawaan, sementara di Jawa Tengah itu ada 74%, kemudian di Riau itu sekitar 40%. Jadi fatality risk nya ini oleh apakah virus ini menimpa kelompok rentan atau tidak, jadi ini yang menjadi prioritas kita (Satgas) untuk melindungi kelompok rentan agar fatality risk ini terjadi,” tambahnya. [] (Farras Prima Nugraha)
Baca juga: