Penjelasan Dokter Soal Virus Corona dari Kelelawar

Virus corona dari kelelawar dapat menulari manusia ketika mengalami perubahan sifat (mutasi) melalui proses penularan yang disebut sonusi.
dr. Wahyuningsih SpD menjelaskan tentang virus corona.

Jakarta - Dokter Paru Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, dr Wahyuningsih SpD mengomentari soal virus corona yang diduga dari kelelawar. Dia belum bisa memastikan apakah benar penularan virus corona ke manusia itu berasal dari hewan liar tersebut.

"Kemungkinan bisa tertular melalui hewan tersebut, tapi itu belum bisa dipastikan, kalau dugaan bisa saja seperti itu. Makanya kita tetap sarankan kepada masyarakat jangan makan daging hewan yang tidak lazim dikonsumsi. Mau makan apa pun kalau dimasak secara benar, direbus di atas 70 derajat Celsius, maka virus akan mati," kata dr Wahyuningsih SpD kepada Tagar di Jakarta, Rabu, 29 Januari 2020.

Lebih lanjut, dia menjelaskan virus corona yang berasal dari hewan kelelawar itu dapat menulari manusia ketika mengalami perubahan sifat yang dikenal mutasi melalui proses penularan yang disebut sonusis.

"Virus corona biasanya terdapat pada kelelawar dan ular. Cuma itu bisa berubah sifat atau bermutasi. Ada yang dinamakan sonusis, penularan suatu penyakit dari binatang ke manusia," ujar dr Wahyuningsih.

Dia menambahkan virus corona bisa bermutasi dari hewan yang masih hidup atau sudah mati. Yang menjadi masalah meski hewannya sudah mati tapi virus yang terdapat di hewan tersebut masih hidup.

Virus corona biasanya terdapat pada kelelawar dan ular. Cuma itu bisa berubah sifat atau bermutasi. 


dr Wahyuningsih menuturkan virus corona yang mewabah di kota Wuhan, China itu diduga dipicu oleh kebiasaan mereka yang kerap mengonsumsi daging hewan yang tidak lazim dikonsumsi oleh manusia seperti kelelawar, tikus, ular, dan sebagainya.

Dokter ahli penyakit dalam itu mengatakan kendati mengonsumi tikus sekalipun seperti kebiasaan warga Wuhan, tidak menjadi masalah apabila dimasak secara benar dalam rebusan air dengan tingkat didih di atas 70 derajat Celsius.

"Biasanya kalau makan cindil mentah-mentah (bayi tikus), tetap ada virus yang menempel masuk dalam ke tubuh. Seharusnya apa pun yang akan dimakan harus dimasak, dipanaskan hingga di atas 70 derajat Celcius, virus akan mati," ucap wanita berjilbab itu.

Dokter ahli paru itu mengimbau agar tidak panik dan takut berlebihan dengan adanya virus corona yang telah terdeteksi sejak 2019 itu. Imbauan itu dikatakan dokter Wahyuningsih karena maraknya pemberitaan yang simpang siur soal virus tersebut.

Sebab, virus corona sama seperti virus seperti SARS dan MERS yang sempat viral beberapa waktu lalu. Virus itu bisa dicegah dengan cara pola hidup sehat, menjaga stamina dan rajin berolahraga.

Biasanya kalau makan cindil mentah-mentah (bayi tikus), tetap ada virus yang menempel masuk dalam ke tubuh.


Tips Cegah Terjangkit Virus Corona

dr Wahyuningsih pun berbagi tips dalam mencegah agar tidak terjangkit virus corona. Pertama, hindari kontak langsung dengan hewan liar. Apabila berkontak langsung dengan hewan segera cuci tangan.

Kedua, gunakan masker agar tidak terpapar percikan dari orang yang sedang batuk atau bersin. []

Berita terkait
Tangkal Virus Corona Semua Elemen Harus Koordinasi
Untuk mengangkal virus corona diperlukan koordinasi lintas sektoral dan rumah sakit
Tanya Jawab tentang Virus Corona Baru
Di saat warga dunia panik menghadapi virus corona baru, tapi tidak sedikit pula yang menebar hoaks tentang virus ini sehingga menambah panik
Netizen Jangan Sebarkan Hoaks Virus Corona
Netizen diminta cerdas dan bijakasana dalam memilih serta menyebarkan informasi soal virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, China tersebut.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.