Penjelasan Dokter Leher Bocah Tertancap Moncong Ikan

RS Wahidin Sudirohusodo akhirnya berhasil melakukan operasi terhadap pelajar SMP asal Buton yang tertancap ikan di lehernya. Ini Penjelasannya.
Direktur RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, Dr.dr. Khalid Saleh bersama Tim Dokter ahli spesialis bedah toraks cardiovaskular, dr.Jayarasti saat ditemui di RS Wahidin Makassar, Senin 20 Januari 2020. (Foto: Tagar/Lodi Aprianto)

Makassar - Rumah sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar angkat bicara terkait seorang pelajar SMP asal Buton, Muh Idul, menjalani perawatan karena moncong ikan cendro atau biasa disebut ikan Sori tertancap dilehernya. Pelajar ini telah menjalani operasi dan kondisinya kini membaik.

Direktur Utama RS. Wahidin Sudirohusod, Dr. dr. Khalid Saleh, mengatakan pasien bernama Idul, 17 tahun, merupakan pasien rujukan dari RS Siloam Bau-bau.

Pasien yang mengalami luka moncong ikan tertancap di leher ini tiba di IGD RS. Wahidin Makassar, Minggu 19 Januari 2020, sekitar pukul 20.45 WITA.

Alhamdulillah dalam kondisi kurang lebih satu jam, tindakan operasi sudah selesai.

"Pasien masuk RSUP Wahidin, 19 Januari 2020 pukul 20.45 WITA dengan keluhan ada luka sebelah kiri dileher, jadi tertusuk moncong ikan Sori," kata Khalid saat ditemui di RS Wahidin, Senin 20 Januari 2020.

Khalid menerangkan, kondisi Muhammad Idul setibanya di RS Wahidin, statusnya urgensi dan bukan emergency. Sehingga, Muh. Idul sempat sembari mempersiapkan segala peralatan dan terutama darah sebelum dilakukan tindakan operasi pencabutan moncong ikan dilehernya.

Ditusuk IkanSeekor ikan menancap di leher murid SMP Buton Sulawesi Tenggara. (Foto: Tagar/Dok. Keluarga Korban)

Senin, 20 Januari 2020, sekitar pukul 10.00 WITA, Muh. Idul mulai dimasukkan keruangan sentral operasi. Sebelum dilakukan tindakan operasi, pasien Muh. Idul terlebih dahulu dilakukan pembiusan sesuai dengan prosedur medis agar ia tidak merasakan sakit. Kemudian, dengan melibatkan lima dokter ahli, tindakan operasi pun dilakukan.

"Alhamdulillah dalam kondisi kurang lebih satu jam, tindakan operasi sudah selesai. Sekitar pukul 11.00 WITA selesai dilakukan tindakan," bebernya.

Dalam proses operasi tersebut, lanjut Khalid, semuanya berjalan lancar tanpa ada kendala dan moncong ikan bisa dikeluarkan. Sementara itu, kondisi pasien juga semakin membaik tapi hanya saja pasien saat ini tengah demam. Oleh karena itu, pihak dokter pun telah memberikan obat terbaik untuk Idul agar segera pulih.

"Nantinya kita akan lihat perkembangannya (pasca operasi). Saya lihat tadi kondisi pasiennya, kontak bisa, stabil, sadar, hanya memang agak demam. Memang demamnya agak tinggi ada 39 derajat Celcius, tapi tadi sudah ditindaki dengan pemberian obat," ucapnya.

Dokter Antisipasi Infeksi

Meski telah berhasil melakukan operasi, pihak dokter RS Wahidin masih merasa was-was akan kondisi pasien Muh. Idul. Karena, potensi akan infeksi bekas luka dileher itu ada kemungkinan terjadi.

"Tetapi ini harus dilihat betul karena meskipun sudah dilakukan operasi tapi kita harus melihat risiko. Karena risiko infeksi ada. Jadi kalau ada risiko infeksi dan tidak ditangani bisa menjadi sepsis dan ini lebih berat lagi jadinya nanti," jelas Khalid.

Alhamdulillah sekarang tanda-tanda vital stabil dengan suhu agak tinggi.

Terpisah dr. Jayarasti, dokter ahli spesialis bedah toraks cardiovaskular mengatakan jika sebelum melakukan tindakan operasi, pihaknya mempersiapkan segala peralatan. Dan dokter juga menganalisa tusukan masuk dan tusukan keluar berdasarkan pencitraan radiologi. Kemudian memperkirakan struktur-struktur apa saja yang terkena di sekitar leher pasien.

"Kita bisa mengantisipasi kalau misalnya struktur tersebut betul-betul terkena alat sewaktu kita lakukan operasi. Makanya persiapan harus betul lengkap, terutama persiapan alat dan persiapan darah kalau misalnya hal tidak diinginkan terjadi," jelas dia.

Dia menuturkan, pada saat tindakan operasi ini, ternyata tidak ada pembuluh darah yang terkena moncong ikan. Karena moncong ikan ini berjalan tepat di bagian bilateral atau bagian sisi luar dari pembuluh darah. Sehingga tidak ada pendarahan serius hanya minimal atau ada sedikit pendarahan di meja operasi.

Karena ikan sori ini benda kotor, sehingga Muh. Idul mengalami demam. Sehingga kami harus antisipasi hal-hal yang dapat mengakibatkan risiko seperti infeksi.

Tapi, ini telah dilakukan dengan pemberian obat antibiotik yang baik dan cukup kepada pasien dan jika tidak hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, maka pasien akan pulih dengan perawatan lima hingga tujuh hari kedepan.

"Alhamdulillah sekarang tanda-tanda vital stabil dengan suhu agak tinggi. Pemeriksaan terus kita lakukan secara berkala, terutama pemeriksaan infeksi, habis itu kita bisa melakukan pemberian obat-obat yang sesuai berdasar hasil pemeriksaan yang kita lakukan," tutup dia.

Sebelumnya, disela-sela waktu luang Muh. Idul, mengisinya dengan membantu orang tuanya melaut. Kerjaan memancing ini pun bagi Idul juga sudah menjadi hobi, tapi naas menimpanya pada hari Sabtu, 18 Januari 2020, Idul yang tengah memancing tiba-tiba disambar ikan Sori (bahasa Siompu) dan menyebabkan moncong ikan berbahaya itu tertancap di lehernya.

Dalam peristiwa itu, Muh. Idul langsung dilarikan ke Rumah Sakit Siloam Bau-bau, tapi tim dokter tidak mampu mengeluarkan ikan itu sehingga dihari itu juga langsung dilarikan ke RS. Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulsel, untuk dilakukan operasi. []

Berita terkait
Moncong Ikan Tertancap di leher Pelajar SMP Buton
Seorang pelajar SMP di Buton Sulawesi Tenggara dilarikan ke RS Makassar akibat seekor ikan tertancap di lehernya saat iya sedang memancing.
118 Personel Kepolisian Amankan Imlek di Makassar
Ratusan personel kepolisian diterjunkan untuk mengamankan Imlek di Kota Makassar.
Pejalan Kaki di Makassar Tewas Ditabrak Mobil
Seorang kakek di Makassar meninggal dunia usai ditabrak mobil minibus, saat menyebrang Jalan Perintis Kemerdekaan, Sudiang, Kota Makassar.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.